Said Nursi adalah anak dari pasangan Mirza dan Nuriye yang tepatnya lahir pada tahun 1293H/1876M. kedua orangtuanya sama-sama berasal dari suku Kurdi. Nama aslinya adalah Said bin Mirza atau bisa disebut Said anak dari Mirza, seorang Sufi di daerah tersebut. Sedangkan nama Nursi sendiri diambil dari suatu perkampungan yang bernama Nurs.
Pastinya masih berada di wilayah kekuasaan Utsmani, pada umumnya orang-orang mengenal suku tersebut dengan sebutan suku Kurdistan. Said Nursi merupakan anak ke empat dari enam bersaudara, yang rata-rata dikatakan bahwa keilmuan mreka begitu menepati tingkat genius.
Sangatlah wajar bagi Said Nursi sendiri sejak kecil ia sudah ditemukan akan tanda-tanda kejeniusannya. Seperti halnya ia suka bertanya tentang suatu hal, bahkan ia pun juga suka membuat pertanyaan- pertanyaan ilmiah. Ia kerap kali dengan kejeniusannya dijuluki sebagai Badi’uzzaman, keajaiban zaman dan cendikawan asal turki.
Gemar Mengikuti Kajian
Dikala Said masih kecil, ia senang sekali mengikuti forum pendidikan yang sebenarnya diselenggarkan oleh kalangan dewasa keatas, bahkan dihadiri para Ulama’-Ulama’ masyhur. Diskusi tersebut membahas akan kajian-kajian wawasan keilmuan, utamanya keilmuan Islam. Hingga ia mendapatkan wawasan yang begitu luas pada masa kecilnya. Berbagai Ilmu ia dapatkan dengan ikut serta dalam diskusi itu.
Selain itu Said kecil memiliki kepribadian yang sepantasnya sudah dimilki oleh orang dewasa dengan matang. sedari kecil ia sangatlah pandai menjaga harga dirinya terhadap hal yang zalim. Bahkan dari karakter yang dimilikinya ini tidak jarang ia dikenal sebagai anak kecil tegas suka berkelahi di Madrasahnya. Sehingga tidak dikatakan biasa lagi ia berpindah-pindah madrasah.
Bukan dikeluarkan, namun ia lebih tepatnya untuk menjaga harga diri dari teman-teman disekelilingnya. Di balik sosok yang begitu tegas atau menjaga harga dirinya, ia adalah sosok cerdas. Hingga pernah menentang pendapat seorang syech yang ada di Madrasahnya.
Semakin hari semakin bertambah dewasanya Said Nursi, pun juga semakin bertambah pula popularitasnya hingga menyebar luas ke berbagai Negara. Karna kejeniusan dan daya ingatnya yang tak diragukan lagi kekuatannya. Tak heran sesosok Said Nursi begitu jenius dalam segi keilmuan, akan karna selain dari keturunan seorang ulama’ sufi.
Ia di dukung dengan kebiasaan disetiap harinya yang tak bosan-bosanya mengulang dan membaca buku-bukup keilmuwan. Berbagai Ulama’ dan para cendikia datang ke tempatnya untuk berdisksui seputar keilmuwan dan mengajukan berbagai pertanyaan. Dengan jawaban Said yang begitu argumentative tak heran ia dijuluki orang-orang “Said Masyhur”
Mempertahankan Ajaran Islam di Turki
Di kehidupannya yang dewasa, ia memiliki dintangan yang begitu berat untuk menyebarkan dan mempertahankan ajaran Islam di daratan Turki. Sebab terjadinya westernisasi yang melanda para penduduk Turki.
Pada masa itu dinasti Turki Utsmani berada di titik kelemahannya, sementara penduduk barat semakin bertambah jaya akan peradaban nya. Sehingga para masyarakat turki sangat mudah dipengaruhi oleh budaya mreka yang begitu bertolak belakang dengan sisi ajaran Islam. Sebab itulah terjadi kemerosotan nilai-nilai Islam didaratan Turki.
Seorang Said Nursi pun tindak ambil diam dalam tindakan, ia berusaha penuh untuk mencari cara agar mengembalikan kejayaan Islam di daratan Turki. Adanya kejadian seperti ini lah yang membuat sosok jenius ini mengubah pola pikirnya, yang awal mula ia mengedepankan nilai-nilai sufistik dalam ajaran Islamnya kini ia harus berjuang keras untuk menjamin masa depan Islam yang lebih cerah tentunya.
Di sisi lain para musuh-musuh Islam yang tengah menguasia daratan Turki, juga berniat menghancurkan sisa-sisa kejayaan Islam lalu membuat Intervensi politik untuk mencampuri urusan Dinasti Utsmani. Sehingga mereka bisa memecah belah dunia Islam kala itu.
Para musuh Islam tahu bahwa memang peradaban dunia Islam ada di Turki sehingga mreka sedari dulu mengincar Negara tersebut. Dari hal ini Said Nursi pun mau nggak mau harus siap untuk diasingkan di suatu desa kecil yang letaknya di sebelah barat wilayah Anatholia. agar kejayaan Islam semakin terpojokkan.
Said Nursi menamai masa hidupnya ketika sebelum diasingkan di Perla dengan Periode lama atau disebut Said Qodim sedangkan kehidupan semasa ia berada di perasingan Perla hingga akhir hayatnya pada tahun 1960, ia menjulukinya sebagai periode baru yang biasa di Sebut Said Jadid.
Pada masa-masa inilah daratan Turki sangat kelam, suatu masa yang diwarnai dengan berbagai pertikaian dalam tindakan, kediktatoran, penghapusan sinar Islam. hingga serangan terhadap syariat Islam yang dilancarkan atas nama peradaban dan kebudayaan. Dari sini dinasti Turki Utsmani diproklamirkan sebagai Negara yang sekuler.
Berada di Pengasingan
Sedangkan Said Nursi dipengasingan terus berusaha nan berijtihad untuk mengembalikan sinar Islam. Atas kuasa Allah dari kehidupannya di pengasingan penjara, ia semakin dan lebih produktif untuk mengarang suatu karya. Dan memang inilah jalan satu-satunya untuk mengembalikan sinar Islam di daratan Turki.
Maka terciptalah suatu karyanya yang tidak ada rujukan lain selain merujuk kepada kitab suci al-Qur’an, tak lain karya ini dinamakan Risalah an-Nur. Dari buku ini banyak terdapat kandungan-kandungan ajran Islam secara menyeluruh.
Begitu hebatnya perjuangan seorang Badi’uzzaman dalam mengemban dan mempertahankan kejayaan Islam. Walau dihempas dengan problematika yang begitu dasyatnya hingga sampai hancurnya Dinasty besar dalam Islam. Ia tetap kokoh dalam prinsip menjunjung tinggi dalam Nilai Islam.
Ia percaya bahwa barang siapa yang menolong untuk menghidupkan agama Allah ia akan pasti di tolong oleh Allah. Dan sudah di buktikan olehnya hingga Islam terus Berjaya dan namanya tertata rapi dengan perjuangan dan karyanya.
Editor: Dhima Wahyu Sejati