Mars Muhammadiyah atau lebih dikenal dengan ‘Sang Surya’ sering sekali dilantunkan di berbagai acara persyarikatan dan tak sedikit orang yang telah hafal. Bahkan, banyak mahasiswa di berbagai kampus Muhammadiyah yang hafal lagu tersebut. Namun, mungkin tak banyak yang tau siapa sosok dibalik mars tersebut, dia adalah Djarnawi Hadikusuma.
Beliau lebih dikenal sebagai pendiri Tapak Suci Putera Muhammadiyah pada 31 Juli 1963. Tetapi jarang yang mengetahui bahwa Djarnawi Hadikusuma merupakan pencipta mars Muhammadiyah atau lagu Sang Surya tersebut.
Sosok Djarnawi dan Muhammadiyah
Djarnawi Hadikusuma lahir di Kauman, Yogyakarta, pada 4 Juli 1920 dari pasangan Ki Bagus Hadikusuma dan Siti Fatimah. Djarnawi masih termasuk keturunan keluarga Raden Haji Lurah Hasyim, seorang santri abdi dalem lurah bidang keagamaan di Keraton Yogyakarta pada masa Sri Sultan Hamengkubuwono VII.
Sejak kecil, Djarnawi belajar di lingkungan Muhammadiyah, mulai dari TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal Kauman, lalu melanjutkan pendidikan di Sekolah Rakyat (Standart School). Kemudian Djarnawi menempuh pendidikan di Kweekschool Muhammadiyah (Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah) selama 6 tahun.
Setelah merampungkan pendidikannya di Kweekschool Muhammadiyah, Djarnawi mengemban amanah dakwah di Sumatera Utara, tepatnya di daerah Merbau. Selain aktif berdakwah, beliau juga menjadi pengurus ranting di sana. Hingga akhirnya diamanahi menjadi kepala Sekolah Muhammadiyah di Tebing Tinggi, serta aktif di Muhammadiyah Cabang Tebing Tinggi.
Djarnawi Hadikusuma pulang ke Yogyakarta pada tahun 1949, dan diberikan amanah sebagai anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah hingga tahun 1962. Peran Djarnawi Hadikusuma tidak hanya sampai di situ, beliau juga diberi amanah sebagai Sekretaris II PP Muhammadiyah pada Muktamar ke-35 di Jakarta (1962).
Pada Muktamar berikutnya di Bandung (1967), ia terpilih sebagai Ketua III PP Muhammadiyah. Lalu pada periode selanjutnya, Djarnawi menjadi Sekretaris PP Muhammadiyah. Hingga di Muktamar ke-42 di Yogyakarta (1990), beliau menjadi Ketua PP Muhammadiyah bidang Tajdid dan Tabligh yang mengkoordinasi antara Majelis Tabligh, Majelis Tarjih, Pustaka dan Lembaga Dakwah Khusus.
Dalam perjalanan berdirinya Tapak Suci Putera Muhammadiyah, Djarnawi Hadikusuma mempunyai andil besar bagi pendirian dan perkembangan Tapak Suci. Djarnawi merupakan salah seorang tokoh yang mendorong kelahiran Tapak Suci. Djarnawi juga yang merumuskan doa dan ikrar Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Sang Surya dan Sosok Djarnawi
Djarnawi Hadikusuma yang pernah merasakan bimbingan dari KH. Mas Mansur, KH. Faried Ma’ruf, KH. Abdul Kahar Mudzakir, Siradj Dahlan dan Buya Hamka ini merupakan seorang penulis yang produktif. Di mana ada sekitar 20 karya tulis yang ditorehkan oleh Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia ini.
Buah pemikiran beliau tidak lepas dari keislaman, kristologi, sastra, pendidikan, dan juga sejarah. Tidak lupa juga, mars Muhammadiyah merupakan karya Djarnawi Hadikusuma yang terus terdengar lantunannya hingga kini. Sang Surya seakan menjadi lagu wajib yang harus ada di setiap kegiatan Muhammadiyah.
Lagu Sang Surya yang menjadi karya dari pria yang mendedikasikan dirinya pada Muhammadiyah selama 51 tahun ini, menjadi sebuah lagu yang amat sangat mendalam makna yang terkandung di dalam liriknya.
Pria yang mempunyai 9 anak dan 15 cucu ini memang suka bermain alat musik. Beliau bisa memainkan piano, gitar, biola, dan juga harmonika. Lagu Sang Surya ini diciptakannya pada kisaran bulan Juni 1975. Djarnawi memulainya dengan merangkai liriknya dari potongan bait dari lirik lagu.
Tahun 1976, Djarnawi yang merupakan seorang guru, mengajar di Sekolah Perawat Kesehatan ‘Aisyiyah Serangan, Yogyakarta. Djarnawi pertama kali mencoba lagu Sang Surya di Panti Asuhan Putri di sekolah tersebut, dengan diikuti puluhan pelajar SPK ‘Aisyiyah dan anak panti asuhan tersebut.
Lagu ciptaan guru Buya Syafi’i Ma’arif ini, pernah dicoba dalam bentuk kolosal pada pembukaan Tanwir Muhammadiyah di Bandung yang melibatkan 150 pelajar Muhammadiyah. Meski pada saat itu, Djarnawi Hadikusuma tidak dapat menyaksikannya, karena pada 26 Oktober 1993, beliau wafat di usianya yang ke 73 tahun.
Lagu Sang Surya yang terinspirasi dari lagu yang berjudul A’tini al-Nay, yang dipopulerkan oleh Fairuz, penyanyi Arab ternama dari Lebanon. Meski terinspirasi dari lagu lain, namun lagu dari Fairuz tersebut sudah dimodifikasi oleh Drs. M. Affandi.
Perpaduan lirik yang ada di setiap bait dari lagu Sang Surya, merupakan karya dari Djarnawi Hadikusuma. Di mana setiap lantunan di setiap lirik lagunya dapat membangkitkan semangat keislaman dan kemuhammadiyahan.
***
Djarnawi Hadikusuma meninggalkan warisan karya dan peran besarnya bagi Muhammadiyah yang kini memasuki usia ke 111 tahun Hijriyah. Djarnawi Hadikusuma merupakan tokoh teladan dan kebanggaan bagi warga persyarikatan.
Lagu ciptaannya kini menjadi kebanggaan dan telah menjadi nyanyian wajib di setiap acara Muhammadiyah di seluruh negeri, bahkan dengan berbagai versi. Djarnawi Hadikusuma bukan hanya seorang tokoh kunci berdirinya Tapak Suci, namun beliau juga mesti dikenal sebagai pencipta lagu yang menjadi penyemangat warga Muhammadiyahdalam berfastabiqul khairat.
Editor: Rifqy N.A./Nabhan