Sekolah saat ini sedang melaksanakan Pendidikan Jarak jauh (PJJ) sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19. Hingga saat ini sulit untuk diprediksi kapan berakhirnya pandemi ini. Hal ini dikarenakan masih tingginya tingkat korban jiwa serta masih belum tersedianya vaksin. Oleh karena itu PJJ yang dilaksanakan oleh sekolah baik secara daring (on line) maupun luar jaringan (luring) harus tetap bisa diterapkan secara efektif dan fun.
Selain membutuhkan fasilitas teknologi informasi yang handal dengan kapasitas jaringan yang memadai serta daya jangkau yang luas. Kompetensi Sumberdaya Manusia (SDM) juga memegang santar penting bagi suksesnya PJJ. Sekolah wajib melakukan pelatihan ketrampilan bidang teknologi informasi, komunikasi, dan sosial. Lebih-lebih sikap mental positif bagi seluruh tenaga pendidik dan kependidikan sekolah.
Sekolah sebagai Organisasi Pembelajar
Dengan situasi krisis ini, sekolah harus memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Seperti menerapkan kurikulum fleksibel, memenuhi standar protokol kesehatan, dan memiliki manajemen Virtual Class. Akan tetapi yang paling utama adalah SDM pembelajar dan model manajemen yang selalu adaptif dengan perubahan.
Dalam kaitan ini, Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) dan pihak Sekolah, bertanggungjawab memastikan agar sekolah selalu dapat memberikan layanan pendidikan dengan baik. Selain itu juga terus bertumbuh pada situasi pandemi ini. Kata kuncinya adalah manajemen yang mengarahkan Sekolah menjadi “Organisasi Pembelajar”.
Sekolah menjadi organisasi yang terampil dalam menciptakan, memperoleh dan mentransfer pengetahuan serta memodifikasi perilaku untuk mencerminkan pengetahuan dan wawasan baru. (Garvin, 1993). Dengan menjadi organisasi pembelajar, sekolah memiliki adaptasi tinggi dan responsif dalam menghadapi tantangan perubahan saat ini dan di masa depan.
Adapun tahapan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: (1) pemecahan masalah secara sistematis, (2) melakukan percobaan (3) belajar dari pengalaman di masa lalu (4) belajar dari manajemen organisasi yang lain, dan (5) menyalurkan pengetahuan secara cepat dan efisien dalam organisasi melalui orang kedua dengan kemampuan baru atau dari pendidikan dan pelatihan.
Hal baru yang perlu dikenalkan dan dibudayakan dalam organisasi pembelajar adalah mindset baru. Adaptasi, berinovasi, mawas diri, dan mitigasi risiko, serta memaknai setiap perubahan itu akan melahirkan peluang baru untuk melahirkan kreatifitas dan inovasi baru. Dan ini tidak mungkin bisa dilakukan oleh organisasi dan SDM yang statis dan tidak kreatif, yang terjebak dengan birokrasi rutin dan administrasi belaka.
Mengembangkan SDM Pembelajar
Namun hal ini hanya bisa dilakukan apabila sekolah memiliki SDM Pembelajar. Yaitu SDM yang selalu bisa memunculkan ide dan gagasan baru serta ketrampilan baru yang berorientasi pada pemberian solusi terbaik. Terutama di bidang layanan pendidikan yang berkualitas.
Penting untuk disampaikan kepada seluruh guru dan karyawan atau sumberdaya manusia dalam organisasi bahwa apabila organisasi ingin mencapai sukses maka harus membuat tujuan yang terukur dan terencana dengan baik. Termasuk dalam menjadikan mengembangkan kompetensi SDM Pembelajar.
Tugas kita yang utama bila kita ingin sukses dan menjadikan sekolah terus bertumbuh dalam menghadapi tantangan perubahan di masa pandemi covid-19 atau New Normal adalah dengan menyegarkan kembali cara belajar kita.
Guru dan karyawan di lingkungan sekolah harus menjadi SDM pembelajar. Agar terus bisa memiliki kompetensi unggul yang selalu responsif terhadap perubahan menjadi suatu keharusan yang bersifat segera. Bila kita ingin terus berkembang menjadi sekolah berkualitas dan unggul, dengan jalan mengembangkan SDM pembelajar secara terencana dan terukur dengan baik sesuai dengan visi sekolah.
Empat Kegiatan SDM Pembelajar
Kegiatan belajar bagi SDM pembelajar, meliputi 4 hal yaitu : Pertama, learning to know. Terkait dengan kegiatan belajar yang ditujukan untuk mendapatkan pengetahuan baru. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menambah wawasan dan ketrampilan baru tentang bagaimana melakukan PJJ yang efektif, fun, dan tidak membosankan bagi peserta didik. Hal ini dapat dilakukan melalui webinar dan pembelajaran luar jaringan (luring) yang dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat menambah pengetahuan guru dan karyawan menjadi up to date .
Kedua, learning to do. Ditujukan untuk mempelajari ketrampilan-ketrampilan baru. Terutama di era saat ini yang penuh dengan ketidakpastian (uncertainty), serba samar (ambiguity), dan serba terkait (complexity). Dengan jalan memperkuat kolaborasi maupun sinergi menjadi sangat penting. Misalnya di Majelis Dikdasmen PCM GKB Gresik bersinergi bersama dengan empat sekolah muhammadiyah GKB Gresik, yaitu SD Muhammadiyah 1 dan 2 GKB, SMP Muhammadiyah 12 GKB dan SMA Muhammadiyah 10 GKB Gresik.
Sinergi dapat dilakukan mulai dari marketing, pengembangan SDM dan keuangan yang terintegrasi dan transparan juga akuntabel yang saat ini dilakukan secara tersentral dalam satu manajemen. Hal ini salah satunya dengan program pemberian beasiswa studi S-2 sebanyak 21 orang dan S-3 sebanyak 3 orang guru.
Kerjasama juga di bidang manajemen pendidikan dan Al Islam, agar segala program sekolah mampu dilaksanakan oleh SDM yang ada dengan baik, berkomitmen tinggi serta sesuai target yang telah ditetapkan oleh organisasi atau do able.
Ketiga, learning to live together. Yaitu belajar kemampuan untuk bisa memecahkan konflik, mendalami orang lain dan mencoba memahami budaya dan alam pikiran orang lain. Dengan kata lain belajar berkomunitas dan melibatkan banyak sumberdaya yang tersedia dalam organisasi. Hal ini bisa dilakukan dengan jalan memperbanyak mitra startegis sekolah dan networking organisasi.
Sebagai contoh, SMA Muhammadiyah 10 GKB sejak 2016 melalui Program kerjasama Campus Visit, dan melalui Memorandum Of Action (MOA) dengan berbagai Perguruan tinggi terbaik, tingkat nasional maupun Internasional, antara lain: Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya Malang, UNESA Surabaya, Universitas Indonesia Jakarta, Universitas Padjajaran Bandung, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), UMSIDA Sidoarjo, Institut Teknologi 10 November Surabaya, Universitas Negeri Malang, UGM Jogjakarta, juga program kerjasama dengan perguruan tinggi luar negeri antara lain National University of Singapore (NUS), dan Nanyang Technological University (NTU) Singapura, serta International Islamic University (IIUM) Malaysia.
SMP Muhammadiyah 12 GKB Gresik juga telah berkolaborasi dengan Pusat Pengembangan Laboratorium Pndidikan (P2LP) Universitas Negeri Malang dalam program pengembangan kelas ICP (International Class Program) sejak Tahun 2018, dan program Sister School dengan Sekolah Menengah Kebangsaan Agama (SMKA) Balingkedah – Malaysia, dan Student Visit ke Minami Gakuin Junior High School di Tsukuba Jepang, sebagai langkah mewujudkan visi sekolah di masa depan menjadi sekolah Internasional.
Sedangkan untuk SD muhammadiyah 1 dan 2 GKB Gresik, dengan menjalakan kerjasama dengan POLRI untuk pembinaan kegiatan kader Polisi Cilik (Polcil) di sekolah dan dengan Dinas ksehetan setempat untuk pembinaan Kader Kesehatan dan menjadi sekolah sehat nasional.
Keempat, learning to be. Yaitu belajar untuk bisa mengembangkan jiwa, kepekaan sosial serta mampu mengapresaiasi estetika dan spiritualitas secara menyeluruh dalam kehidupan organisasi. Hal ini telah dilakukan dengan bekerjasama dengan Lazismu, juga dengan 21 sekolah mitra baik SD, SMP maupun SMA Muhammadiyah di Gresik. Selain itu juga dengan beberapa sekolah Muhammadiyah lainnya di Jawa Timur dan nasional.
Learning to be dilakukan dengan membuat program sinergi sekolah Mitra di bidang layanan pendidikan, pengembangan diri dan pembinaan karakter secara kolaboratif, juga pengembangan SDM dengan mengikuti program pengembangan wawasan dan ketrampilan manajemen sekolah unggul. Hal ini dilakukan oleh Koordinator sinergi sekolah mitra Muhammadiyah GKB.
Salah satu bentuknya adalah sharing session di bidang manajemen sekolah. Juga knowledge management sharing oleh guru secara berkala serta kegiatan tahunan sekolah. Yaitu benchmark atau belajar dari sekolah unggul lainnya di tingkat nasional, dan internasional. Antara lain dengan SMA Labschool, Sekolah Kristen Penabur Jakarta, Perguruan Budi Mulia Dua Jogjakarta, dan lain-lain.
Organisasi dan SDM pembelajar, harus menjadi pembelajar abadi. Hal ini keharusan bagi sekolah. Agar bisa terus maju dan berkembang secara profesional. Kemampuan belajar juga harus dibarengi dengan sikap terbuka dan rasa ingin tahu. Hal ini menjadi bagian dari kompetensi utama dalam setiap guru dan karyawan di Amal Usaha Muhammadiyah.
Selain itu, dalam SDM pembelajar harus terbangun dan melekat dalam jiwa (built in) tentang dua hal pokok yaitu, kedalaman spiritualitas yang berupa ketulusan dalam bekerja dengan sepenuh hati (sebagai panggilan jiwa) dan sikap profesional dalam bekerja secara terbaik (ihsan). SDM Pembelajar yang tangguh menjadi daya dorong yang kuat sekolah yang unggul dan memiliki daya saing tinggi. Semoga.
Editor: Yusuf