IBTimes.ID. Dalam rangka menekan penyebaran Covid-19, upaya dari pemerintah saja dinilai masih belum cukup. Upaya tersebut harus dibarengi dengan segenap usaha dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari pihak swasta, lembaga kemasyarakatan, organisasi keagamaan, dan seluruh masyarakat Indonesia. Universitas Muhammadiyah Malang dalam hal ini turut memberikan kontribusi dalam memberantas penyebaran Covid-19 dengan melakukan penyemprotan disinfektan menggunakan drone dan produksi Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga medis.
Gunakan Drone
Langkah represif merupakan langkah yang dilakukan untuk mengatasi suatu persoalan sesaat setelah persoalan itu muncul. Sedangkan langkah preventif merupakan kebalikannya, yakni langkah yang diambil untuk mencegah terjadinya masalah serupa. Salah satu langkah preventif yang diambil UMM adalah dengan melakukan penyemprotan disinfektan di beberapa kota seperti Malang, Batu, Pasuruan, dan Sragen.
Berbeda dengan penyemprotan disinfektan yang biasa dilakukan pemerintah, UMM menggunakan teknologi drone untuk melakukan penyemprotan di berbagai kota. Drone ini awalnya dikembangkan oleh FPP (Fakultas Pertanian dan Peternakan) UMM untuk menyemprotkan pestisida di lahan pertanian.
Seiring dengan meningkatnya kasus positif Covid-19 membuat UMM mengalih fungsikan drone menjadi alat penyemprot disinfektan. Dengan menggunakan drone penyemprotan dapat menjangkau titik-titik padat penduduk yang sulit dijangkau oleh mobil penyemprot disinfektan. Dalam waktu 15 menit drone dapat melakukan penyemprotan daerah seluas 70 hektare.
Produksi APD
Bagi tenaga medis kebutuhan akan alat-alat kesehatan tentunya menjadi hal yang wajib untuk menangani pasien, terutama APD (Alat Pelindung Diri). Kebutuhan APD di Indonesia saat ini meningkat drastis seiring dengan meningkatnya kasus positif Covid-19.
Setiap rumah sakit rujukan Covid-19 setidaknya harus memiliki 1.000 APD. Namun, sekarang hal itu dirasa sulit mengingat stok APD yang ada di Indonesia semakin menipis akibat terlalu banyaknya APD yang diekspor ketika Indonesia masih belum terinfeksi Covid-19.
Untuk memenuhi permintaan APD pemerintah harus memproduksi APD sendiri secara cepat dengan tetap memperhatikan standar kesehatan. Dalam hal pengadaan APD UMM ikut serta memberikan kontribusi dengan memproduksi APD.
Setelah sebelumnya membuat desain APD yang lebih praktis dan murah, akhirnya desain tersebut disetujui oleh pemerintah provinsi Jawa Timur. Untuk kegiatan produksi diserahkan sepenuhnya kepada pihak UMM, dengan menjalin kerjasama dengan beberapa UKM. APD yang produksi UMM ini menggunakan bahan dasar Parasut Ripstop T190 dan Poly Propylene Spun Bonded yang kedap terhadap cairan sehingga telah memenuhi standar kesehatan.
Reporter: Tito Amin
Editor: Arif