Kemarin pagi pukul 10.10 Mas Muhammad Khoirul Huda menelepon, memberikan kabar berpulangnya Prof Dr Baedhowi, M.Si. Saya tercekat kaget, seakan tidak percaya, seraya berdoa dan bersedih.
Interaksi Penulis dengan Prof Baedhowi mulai intens secara maraton sejak kegiatan FGD Lintas Majelis dan Lembaga PP Muhammadiyah: Mengurai Benang Kusut Sekolah Muhammadiyah From Nothing to Something Februari 2020 dilanjut Penanganan Program Save Our School Muhammadiyah bersama Lazismu PP Muhammadiyah (tertunda karena Covid-19). Interaksi berlanjut menangani Program POP Kemdikbud RI. Keterlibatan penulis ketika itu mewakili Forum Guru Muhammadiyah (FGM) dan Staf PP Muhammadiyah bidang pendidikan.
Namun, jauh sebelumnya interaksi bersama Prof Baedhowi sebenarnya terjalin sejak kami nyantri dengan Almarhum Prof Malik Fadjar. Prof. Malik Fadjar beberapa kali menyampaikan ulasan-ulasan khusus spesial kekaguman atas sepak terjang Prof. Baedhowi. Beliau menceritakan loyalitas, komitmen, dan sepak terjang Prof. Baedhowi di dunia pendidikan.
Prof. Baedhowi dan Sepak Terjangnya
Prof. Baedhowi berkarir dari Guru PNS di SMEA Wonosari, Guru di Bangkok, Kasi TU Kabag Perencanaan, Ajudan Menteri Prof. Wardiman, hingga Sesjen Mendiknas era Prof Malik Fadjar hingga Prof Bambang Sudibyo. Setelahnya diangkat menjadi Staf Ahli Menteri dan Terakhir Dirjen PMPTK yang saat ini menjadi Dirjen GTK Kemdikbud RI.
Karena rekam jejak panjangnya, tak ayal Prof. Malik Fadjar merekom Khusus Prof Baedhowi menjadi Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah sejak 2010. Di mana sebelumnya Prof. Baedhowi aktif di Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah juga menjadi Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Di tahun 2009 akhir Prof Malik Fadjar pernah meminta khusus Prof. Baedhowi rawuh ke SMP Muhammadiyah 1 Depok (Musade) Sleman bersama Prof Malik Fadjar. Namun, karena baru saja berpidato Pengukuhan Guru Besar di kampus UNS, Prof. Baedhowi mengutus Pak Didik Suhardi selaku Direktur PSMP beserta Kasubdit PSMP Almarhum Pak Mumung dan Pak Okky rawuh ke Musade bersama Prof Malik Fadjar.
Perjumpaan penulis dengan Prof Baedhowi di beberapa kali event silaturahmi Almarhum dengan Prof Malik Fadjar. Pertemuan kembali kami dengan Almarhum di Tahun 2018 di ajang Lomba Best Practices Kepala SMP Kemdikbud RI Tahun 2018. Almarhum merupakan Juri utamanya. Tiada nyana dan menyangka, kala itu Penulis masih sebagai Kepala Sekolah mempresentasikan Best Practices SMP Muhammadiyah 1 Depok Sleman Berbasis Karakter dan Jejaring Networking From Nothing To Be Something. Di tahun tersebut kami hanya mendapatkan Predikat Kepala Sekolah SMP Inspiratif Kemdikbud RI. Baru di Tahun 2019, alhamdulillah, diberikan kesempatan menjadi Best Practices KS SMP Kemdikbud Terbaik Nasional.
Arsitek Pendidikan Visioner dan Ahli Strategi Ulung
Penulis bersyukur bisa banyak belajar dengan Almarhum mengenai pendidikan nasional, pendidikan, dan sekolah Muhammadiyah sekaligus nyantri dengan Almarhum. Dari perjalanan sukses yang tiada tara, pengalaman Prof Baedhowi sebagai teknokrat ulung arsitek pendidikan nasional dan Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah merentang mulai tahun 2010 hingga saat beliau mangkat.
Almarhum merupakan legenda dan begawan mengenai Guru dan Tenaga Kependidikan. Berbagai aktivitas bersama Almarhum kami jadikan sarana menyerap banyak ilmu, pengalaman, dan strategi membuat konsep regulasi dan praktek nyata pendidikan diimplementasikan di sekolah Muhammadiyah tercinta. Jika, Prof Baedhowi diminta mengisi kegiatan di Yogyakarta dengan ringan kaki kami dampingi sekaligus menyiapkan segala sesuatunya.
Dari proses pergumulan dengan Almarhum Allahuyarham, sosoknya mewarisi Mahaguru Prof Malik Fadjar. Kelihaian membuat konsep terobosan visioner, kreatif, inovatif sekaligus kelenturan dalam mengambil langkah selalu terlihat. Bahkan, kejelian, kehati-hatian, sekaligus taktis langkah dan solutif selalu dikedepankan Almarhum dalam membuat terobosan dan kebijakan Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah dan Konstelasi Pendidikan Nasional yang akhir-akhir ini melenceng dari garis Khittah Pendidikan Nasional. Uniknya, Almarhum juga proaktif mengawal Pendidikan Nasional tidak hanya di luar, melainkan juga berani menerobos ke dalam Birokrasi Pendidikan Nasional yang saat ini sarat persoalan dan kontroversi.
Prestasi Majelis Dikdasmen dalam Kepemimpinan Prof. Baedhowi
Sejak kami bergumul dengan Almarhum, dalam Konteks Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah, Almarhum sosok berdedikasi tinggi, ulet, berani mengambil langkah visioner dan mengambil kebijakan yang terkadang agak “nakal” namun tetap berkomunikasi yang komunikatif dengan Persyarikatan.
Apalagi sejak personil-personil muda merumput di Dikdasmen, laju pembaharuan di Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah tiada henti dihentakkan. Hal ini membuat beberapa personalia sebelumnya melamban dipaksa lari sekencang-kencangnya. Beberapa prestasi Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah di bawah kepemimpinan Prof. Baedhowi:
Pertama, carut-marut sekolah Muhammadiyah dan Majelis Dikdasmen dijawab dengan penyusunan Peta Jalan Dikdasmen PP Muhammadiyah. Saat ini sudah selesai disusun setelah revisi puluhan kali.
Kedua, data dan informasi berkaitan sekolah Muhammadiyah tercinta. Selama ini, jika ditanya berapa jumlah sekolah dan peta persoalan secara detail belum bisa terurai. Kini, perlahan lahan mulai disusun pangkalan data sekolah Muhammadiyah yang siap menunggu diluncurkan dalam waktu dekat.
Ketiga, gagasan penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi organisasi. Kanal YouTube dan podcast Pendidikan Inspiratif mulai dirintis, yang jauh sebelumnya sudah dimulai dengan gebrakan EduMu.
Keempat, Gagasan visioner ISMUBA in action juga didorong. Di antaranya dengan menggelar pelatihan guru Ismuba Multimedia sekaligus lomba. Bahkan sebelum Prof Baedhowi sakit di Jakarta sempat hadir langsung di Desk Evaluasi di Yogyakarta.
Kelima, Gagasan Program Inovatif Lintas Majelis yang saat ini dirintis mengenai Pembelajaran Digital Berbasis Tablet EdutabMu bersama Majelis Dikdasmen PP Aisyiyah, Lazismuh PP Muhammadiyah dan Enuma yang juga siap di-launching.
Keenam, Batik Dikdasmen yang sudah sangat lama dirindukan Almarhum untuk meningkatkan marwah sekaligus menjadikan Batik Nasional Dikdasmen, sudah tahap final dan siap di launching.
Ketujuh, Penyusunan Film Dokumenter KH Hisyam. Beliau adalah Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah pertama peletak Awal Majelis Pengajaran dan Bagian Persekolahan. Saat ini film sedang digarap.
Kedelapan, Gagasan Sekolah Muhammadiyah Unggulan dan Berkemajuan yang direncanakan setahun ini. Dimulai dari jenjang SMA Muhammadiyah yang tengah dikonsep.
***
Tentunya masih banyak lagi gebrakan tiada henti dan tiada lelah, didorong secara langsung oleh beliah (Prof. Baedhowi jarang sekali pamit izin rapat) di tengah usia menginjak 70 tahunan. Sakit jantung yang diidap Almarhum beberapa waktu belakangan tidak menyurutkan tekad kuat memberikan teladan kepada kami pribadi dan kolega Personalia Majelis Dikdasmen seluruh Indonesia serta Kemdikbudristekdikti RI.
Pagi hari, tanggal 1 Juli 2021 almarhum berkeinginan kembali beraktivitas menyelesaikan 8 Program Prestisius yang kelak menjadi tiang pancang masa depan pembaharuan Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah. Kami bersyukur secara pribadi dan mewakili teman-teman muda personalia Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah diberi ruang, difasilitasi, bahkan dibimbing langsung oleh seorang Begawan yang tiada hentinya menjadi teladan terbaik.
Beribu sayang sebelum launching berbagai program prestisius, Almarhum Allahuyarham sudah dipanggil terlebih dahulu. Insyaallah tempat yang paling mulia dan sepantasnya bagi Mujahid-mujtahid Pendidikan Nasional dan Muhammadiyah. Semoga menjadi amal jariyah yang tiada henti mengalir untuk Almarhum Prof. Baedhowi.
Selamat Jalan Prof. Baedhowi
Sapaan telfon intensif Prof Baedhowi mungkin sudah tidak lagi kami dengar kembali. Namun, Insyaallah akan kami lanjutkan perjuangan Prof Baedhowi.
Semoga permintaan Prof. Baedhowi kepada kami, Mas Khoirul Huda, Azaki Khoirudin, Mas Mohammad Mohamad Ali, Pak Mansur Arsyad, dan Mas Bagus Mustakim mengenai Pendidikan Agama/Ismuba Holistik Integratif bisa terwujud menjadi kado Muktamar Muhammadiyah besok.
Terima kasih atas kesempatan yang diberikan Prof Baedhowi kepada penulis untuk nyantri. Prof. Baedhowi menjadi mentor, mahaguru, bapak yang mengayomi, kolega, sekaligus sahabat berdiskusi mengenai pendidikan dan sekolah Muhammadiyah tercinta.
Muhammadiyah kehilangan kembali putra terbaiknya di bidang Pendidikan. Semoga kami diberikan kekuatan melanjutkan apa yang telah Prof Baedhowi rintis selama ini. Amin.
Editor: Nabhan