Islamberkemajuan.id, Jakarta – Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) mengadakan lokakarya Tim Medis Kedaruratan dan Bencana Internasional di Hotel Alia Cikini, Jakarta hari ini (30/1). Lokakarya ini ditujukan untuk menjadikan MDMC memiliki Emergency Medical Team (EMT) sesuai standar WHO sehingga diakui dunia.
Acara dihadiri oleh Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni dan Agus Taufiqurrahman, Ketua MPKU PP Muhammadiyah Agus Samsudin, Ketua MDMC Budi Setiawan, mentor dari WHO, serta 104 peserta yang terdiri dari dokter dan tenaga medis rumah sakit dari berbagai daerah di tanah air. Selain itu, acara ini turut dihadiri perwakilan fakultas kedokteran universitas negeri dan Muhammadiyah dari berbagai daerah, perwakilan beberapa NGO, Kementerian Kesehatan RI, dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Dalam sambutannya, Ketua MDMC Budi Setiawan menyampaikan bahwa MDMC telah berpengalaman mengikuti berbagai respon bencana di berbagai negara seperti Nepal, Rohingya (Myanmar), dan Filipina.
“Dari pengalaman tersebut diketahui, ternyata banyak persyaratan yang harus dipenuhi untuk ikut berkiprah dalam respon kebencanaan internasional. Ada standar-standar yang harus dipenuhi oleh MDMC hingga dapat memenuhi persyaratan dan pengakuan secara internasional,” katanya.
Budi Setiawan menambahkan guna memenuhi persyaratan tersebut, MDMC menugaskan dokter Corona Rintawan untuk membuka jaringan dan merintis upaya mendapatkan pengakuan WHO agar dapat melaksanakan respon kebencanaan secara internasional.
“Patut disyukuri bahwa akhirnya MDMC menjadi satu-satunya lembaga (di Indonesia) yang memiliki Emergency Medical Team (EMT) yang diakui oleh WHO, namun butuh perjuangan lagi untuk mendapatkan sertifikat EMT internasional sesuai standar WHO dan itu akan dilaksanakan pada tahun ini,” imbuhnya lagi.
Sementara Agus Samsudin selaku ketua MPKU PP Muhammadiyah menyatakan bahwa MPKU dalam posisi supporting team bagi kerja-kerja MDMC. “Apapun yang dilakukan oleh MDMC untuk respon kebencanaan, MPKU melalui banyak rumah sakit yang dimiliki Muhammadiyah di berbagai daerah di Indonesia siap membantu sepenuhnya.” ujar Agus.
Muhammadiyah yang telah dikenal luas bersama organisasi-organisasi Islam lainnya sepakat untuk bersama-sama membangun Indonesia. Secara khusus Muhammadiyah melalui MDMC memberikan layanan kepada semua orang tanpa memandang latar belakang mereka. “Kiprah para relawan Muhammadiyah sudah terbukti di wilayah Indonesia Timur yang mayoritas penduduknya adalah non-muslim,” ungkap Syafiq Mughni.
“MDMC di bantu oleh Lazismu, MPKU, universitas-universitas Muhammadiyah di seluruh Indonesia yang mempunyai fakultas kedokteran dan psikologi bersama-sama mewujudkan layanan darurat kebencanaan yang menjangkau seluruh wilayah Indonesia dan bahkan dunia internasional,” tambah Syafiq saat sambutan sekaligus membuka acara.
Ditemui terpisah, Wakil Ketua MDMC Rahmawati Husein menambahkan keterangan bahwa saat ini EMT yang sudah terverifikasi baru 22 tim di seluruh dunia dan ada 79 tim sedang dalam proses verifikasi (termasuk MDMC) yang memakan waktu satu tahun. Jika lolos verifikasi, MDMC akan memiliki EMT internasional yang siap dikirim oleh WHO untuk melakukan respon ke luar negeri. (Sapari/nabhan)