IBTimes.ID – Kasus positif corona di Malaysia melonjak drastis dalam satu hari. Mayoritas pasien diduga hadiri ijtimak Jamaah Tabligh.
Pemerintah Malaysia mengkonfirmasi 190 kasus baru virus corona pada hari Ahad (15/03) kemarin. Jumlah ini merupakan lonjakan terbesar dalam satu hari yang dialami oleh Malaysia sejak kasus Corona pertama kali ditemukan di negeri jiran ini.
Meningkatnya kasus tersebut ditengarai berasal dari acara besar ijtima’ tahunan Jamaah Tabligh yang diselenggarakan di Masjid Jamek Sri Petaling, Kuala Lumpur selama empat hari dari tanggal 28 Februari sampai 3 Maret 2020. Acara ini merupakan acara tahunan dan diikuti oleh jamaah dalam jumlah yang besar. Tercatat sebanyak 16,000 peserta dari berbagai negara mengikuti acara ini. Utamanya mereka berasal dari Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura dan Indonesia.
“Berdasarkan investigasi awal, sebagian besar kasus baru ini terkait dengan kluster yang melibatkan pertemuan ‘ijtimak tabligh’ di Masjid Jamek Sri Petaling,” kata Menteri Kesehatan Datuk Seri Dr Adham Baba sebagaimana dilaporkan Straittimes.com.
Jamaah dari Malaysia sendiri berjumlah 14,500 sementara 1,500 sisanya berasal dari negara-negara tetangga termasuk Indonesia. Adapun jamaah yang sudah teridentifikasi oleh Pemerintah Malaysia berjumlah 5,000 jamaah dan masih dalam proses pemantauan.
Sementara jamaah dari Indonesia di ijtimak tersebut tercatat berjumlah 696 orang. Kementerian Kesehatan Indonesia sudah memberi himbauan sejak hari Sabtu lalu (14/03) kepada para jamaah yang mengikuti ijtimak tersebut untuk memeriksakan diri jika terjadi keluhan kesehatan.
Menurut data Worldometer, kasus positif corona di Malaysia sampai pukul 13:00 WIB hari ini tercatat berjumlah 428 kasus, membuatnya sebagai negara dengan jumlah kasus terbesar di wilayah Asia Tenggara.
Jamaah dari negara sekitar Malaysia pun tercatat membawa virus tersebut sepulang dari ijtimak. Di Brunei, sebanyak 38 kasus dari total 50 kasus positif corona dihubungkan dengan ijtimak tersebut. Adapun lima jamaah dari Singapura tercatat positif.
Apabila jamaah yang mengunjungi ijtimak Jamaah Tabligh tersebut tidak ditangani, maka mereka masih berpeluang untuk menyebarkannya ke tempat lain. Lima kasus positif jamaah dari Singapura tersebut diketahui masih mengunjungi sepuluh masjid di Singapura sepulang dari Kuala Lumpur.
Selengkapnya di sini