IBTimes.ID – Siti Ruhaini Dzuhayatin Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyebut, bahwa Haedar Nashir adalah sosok yang moderat. Hal itu terlihat saat beliau memimpin Muhammadiyah hingga saat ini.
Hal ini disampaikan oleh Siti Ruhaini Dzuhayatin dalam acara Diskusi dan Bedah Buku “Jalan Baru Moderasi Beragama: Mensyukuri 66 Tahun Haedar Nashir” yang diselenggarakan oleh IBTimes.ID bekerja sama dengan Departemen Sosiologi dan Social Research Centre Universitas Gadjah Mada pada (23/4/24).
“Muhammadiyah adalah organisasi yang sangat terbuka untuk siapapun. Akibat dari keterbukaan itu, seperti yang disebut Prof Haedar, pemikiran Muhammadiyah menjadi tidak tunggal. Ada keragaman pemikiran, tindakan, ataupun sikap di dalamnya,” katanya.
“Ada yang konservatif (kanan), moderat (di tengah), dan liberal progresif (kiri),” tambahnya.
Ruhaini mengatakan, posisi Haedar Nashir berada di tengah (moderat) di antara kelompok-kelompok yang ada. Beliau merangkul kelompok kiri dan kanan yang ada di Muhammadiyah untuk ke tengah.
“Pada masa tertentu, kelompok-kelompok kiri itu dihilangkan semua dari Muhammadiyah. Tetapi ketika Prof Haedar masuk, beliau menarik semua kelompok untuk ke tengah,” ucapnya.
Bagi Ruhaini, yang sangat kuat dari sosok Haedar Nashir adalah bagaimana beliau merangkul kedua kelompok yang berbeda di Muhammadiyah menjadi lebih moderat.
“Yang itulah sebetulnya yang diperlukan Muhammadiyah di masa ke depan di tengah polarisasi yang kita miliki,” ujarnya.
Ruhaini menegaskan, di dalam buku ini kita bisa membaca bagaimana pergulatan Haedar Nashir di dalam proses merangkul kutub-kutub yang berbeda, kemudian dinamisasi menjadi paham dan sikap yang bersifat moderat.
“Ada satu patronase yang ada di diri Prof Haedar, yang beliau sebetulnya mampu untuk menyeimbangkan antara kutub kanan dan kutub kiri yang ada di Muhammadiyah menjadi ke tengah,” tuturnya.
“Sosok beliau lah yang mampu mendinamisasi sekaligus juga menstabilisasi Muhammadiyah itu dengan melibatkan semua kutub-kutub berbeda yang ada di Muhammadiyah,” pungkas Ruhaini.
(Soleh)