IBTimes.ID – SMA Trensains Sragen menghadiri undangan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi di hotel Sultan Jakarta pada Ahad-Senin (3-4/11/24).
Kegiatan ini merupakan program Quick Win Kabinet Merah Putih dalam rangka percepatan pendidikan nasional, khususnya di jenjang pendidikan SMA. Kita ketahui bersama, posisi pendidikan Indonesia di mata dunia berada pada posisi yang memprihatinkan. Untuk konteks Asia Tenggara saja, kita menempati posisi kedua sebagai negara yang mengirim mahasiswa ke luar negeri. Meski kedua, namun kita kalah jauh dari Vietnam dengan selisih dua kali lipat. Tentu ini indikator betapa tertinggalnya kita. Apalagi kita akan menyongsong Indonesia emas 2045.
Forum yang dihadiri oleh lebih dari 25 SMA unggulan se-Indonesia ini dengan format Diskusi Terpumpun untuk menggali keunggulan dan keunikan sekolah. Diskusi dipimpin langsung oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed, dan Wakil Menteri Dr. Fajar Riza Ul Haq, M.Si. Juga hadir Staf Ahli Kementerian H. Didik Suhardi, Ph.D.
Pemerintah berencana akan membuat 40 sekolah SMA unggul; 20 sekolah baru dan 20 sekolah transformasi, yakni sekolah yang sudah unggul untuk diupgrade. Namun jumlah ini belum pasti.
SMA Trensains Sragen yang diwakili oleh Hakim Zanky, Lc. M.H sebagai Wakil Direktur Trensains mengusulkan kepada pemerintah jika proyek ini jadi dilaksanakan, maka SMA Trensains mengusulkan tiga hal berdasarkan pengalaman sepuluh tahun, yaitu:
Pertama, sekolah harus spesifik dan fokus. Alasannya, jenjang SMA itu sangat singkat efektif 2.5 tahun, perlu menekan heterogenitas jangan diambil semua MIPA, IPS dan bahasa hasilnya tidak akan ke mana-mana. Juga agar bisa membentuk kultur, miliu dan atmosfer pendidikan unggul.
Kedua, bekali peserta didik dengan skill abad-21. Jangan sampai manusia abad dua satu, tapi masih menggunakan pendekatan abad 20. Ada 3 skill yang dibutuhkan di abad 21, yaitu: literasi dasar (foundational literacies), kompetensi (competencies), dan kualitas akhlak (character qualites). Pada aspek inilah kurikulum STEM harus disuntikan.
Ketiga, format boarding school atau sekolah berasrama. Keuntungannya efektivitas waktu dan membentuk kemandirian dan kedisiplinan. Lembaga ini akan menjadi pusat keunggulan dalam banyak aspek. Selama ini rata-rata sekolah unggul itu dengan format boarding, seperti MAN IC, Taruna Nusantara, atau SMA Trensains.
Kehadiran Trensains di forum ini sebagai kontribusi dan sumbangsih pemikiran bagi kemajuan pendidikan Indonesia.
(HZ)