In-DepthPerspektif

Soal Covid-19, Media Jangan Nakut-nakutin Masyarakat

1 Mins read

Virus Corona (Covid-19) yang diketahui bersama berasal dari Kota Wuhan, China, yang menyebar akhir tahun lalu, kini tak tanggung-tanggung menyebar ke-200 negara di dunia. Di Indonesia, virus ini pertama kali teridikasi pada dua warga Depok yang keduanya merupakan ibu dan anak. Keduanya telah melakukan komunikasi dengan warga Jepang yang bertempat tinggal di Malaysia dan melakukan perjalanan ke Indonesia.

***

Hingga 29 Maret 2020 jumlah korban akibat Covid-19 berjumlah 1.285 kasus, 114 Meninggal, 64 Sembuh. Jumlah kasus yang terus bertambah per hari diakibatkan beberapa hal: pertama, warga masih melaksanakan aktivitas berkerumun. Kedua, warga masih melakukan perjalanan ke luar daerah. Ketiga, minimnya peralatan dan obat-obatan sebagai bentuk pencegahan dan penanganan.

Jika melihat beberapa daerah yang sudah menerapkan sistem Lockdown (penutupan akses), hal ini dianggap sebagai salah satu bentuk pencegahan dengan mengurangi aktivitas keluar-masuk warga yang berasal dari dalam dan luar daerah.

Juga dilakukan penyemprotan desinfektan oleh berbagai elemen masyarakat dan relawan. Pembagian handsanitizer secara gratis dan berbagai macam strategi yang yang disusun oleh masyarakat dan pemerintah untuk bersinergi dalam pencegahan virus Covid-19 ini.

***

Di balik segala macam ikhtiar dari masyarakat dan pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19, ada satu element penting dalam masyarakat yang justru dirasa meresahkan, bahkan membikin rasa takut. Tak dipungkiri akhir-akhir ini begitu banyak media nakut-nakutin masyarakat dalam memberitakan perihal Covid-19. Padahal jika ditelaah lebih dalam, ketakutan akan sesuatu hal dapat membuat mindset seseorang lebih tidak teratur dan dapat berimbas kepada sistem imunitas tubuh.

Maka dari itu, netizen harus pintar dalam memilih dan memilah berita yang patut untuk dikonsumsi. Mengingat karena saat ini persebaran berita buruk, tidak benar (HOAKS), begitu cepat. Jika media nakut-nakutin masyarakat lewat berita Hoaks, mestinya peran netizen dapat mengurangi persebaran berita hoaks tersebut. Netizen perlu memperhatikan sumber berita, melihat data yang dilansir, mencocokan dengan berbagai sumber yang pernah diterima.

Baca Juga  Ngeyel: Salah Satu Ciri Masyarakat di Negeri +62?

Itu semua adalah hal yang dapat dilakukan untuk dapat memilih dan memilah berita atau informasi mana yang dapat dikonsumsi. Agar kita semua dapat menjaga sistem imun tubuh dengan baik. Dengan begitu dapat menjadi bentuk pencegahan preventif.

Editor: Arif

Related posts
Perspektif

Tak Ada Pinjol yang Benar-benar Bebas Riba!

3 Mins read
Sepertinya tidak ada orang yang beranggapan bahwa praktik pinjaman online (pinjol), terutama yang ilegal bebas dari riba. Sebenarnya secara objektif, ada beberapa…
Perspektif

Hifdz al-'Aql: Menangkal Brain Rot di Era Digital

4 Mins read
Belum lama ini, Oxford University Press menobatkan kata Brain Rot atau pembusukan otak sebagai Word of the Year 2024. Kata yang mewakili…
Perspektif

Pentingkah Resolusi Tahun Baru?

2 Mins read
Setiap pergantian tahun selalu menjadi momen yang penuh harapan, penuh peluang baru, dan tentu saja, waktu yang tepat untuk merenung dan membuat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds