News

Sukidi: Berpikir Kritis adalah Ciri Tradisi Ilmiah

2 Mins read

IBTimes.ID – Sukidi, intelektual lulusan Harvard menyebut bahwa perguruan tinggi merupakan salah satu agenda pemenuhan janji kemerdekaan, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Menurutnya, pendidikan berjalan secara paralel dengan kemajuan suatu bangsa dan kunci pentingnya adalah kualitas sumberdaya manusia.

“Yang perlu ditingkatkan untuk membentuk sebuah tradisi ilmiah di perguruan tinggi adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis civitas akademiknya,” ujar Sukidi.

Ia juga menyebut bahwa penyakit yang perlu dicabut dari tradisi di berbagai lembaga pendidikan adalah menjadikan guru atau dosen sebagai the ultimate authority of knowledge. Sehingga, pembelajaran yang dijalankan terkesan dogmatis dan mahasiswa menjadi tidak bisa berpikir kritis karena ada relasi kuasa. Sebaliknya, untuk menciptakan tradisi intelektual, perlu ada kesetaraan (equality of learners) dan kesadaran bahwa baik murid ataupun guru atau dosen sama-sama pembelajar.

Hal tersebut ia sampaikan dalam puncak rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-57 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY), Rabu (14/09). Kegiatan tersebut digelar di ruang Ki Hajar Dewantara FIS UNY.

Acara semakin meriah dengan persembahan Tari Gambyong. Tari Gambyong biasa dibawakan untuk menyambut tamu dalam budaya Jawa dan merupakan ungkapan rasa syukur atas limpahan keberkahan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Hal tersebut yang diharapkan akan senantiasa mengalir bagi seluruh civitas akademika FIS UNY.

Memantapkan doa dan harapan tersebut, Marzuki, guru besar di FIS UNY melantunkan do’a yang diamini seluruh hadirin. Hadir dalam acara tersebut, rektor, jajaran wakil rektor dan pimpinan di lingkungan UNY, mitra serta seluruh dosen dan karyawan serta perwakilan mahasiswa dari masing-masing organisasi mahasiswa (ormawa) di FIS UNY. Diawali dengan doa, dilanjutkan dengan laporan tahunan Dekan FIS UNY, Suhadi Purwantara.

Baca Juga  Sukidi Mulyadi, Doktor Lulusan Harvard yang Zuhud dan Takut Medsos

Dalam laporannya, Suhadi menyebutkan rata-rata IPK mahasiswa FIS UNY mengalami kenaikan dari 3.51 menjadi 3.52 hingga 3.5. “Saat ini, dosen di FIS UNY yang bergelar doktor mencapai 34% dan terdapat 9 guru besar. Capaian tersebut tidak semerta-merta bisa terwujud tanpa adanya usaha, berbagai program percepatan dilakukan, salah satunya dengan melakukan pendampingan secara langsung kepada semua dosen di FIS UNY,” ujar Suhadi.

Hal ini dilakukan sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya di FIS UNY. Senada dengan hal tersebut, rektor UNY, Sumaryanto, dalam sambutannya juga mendorong dosen-dosen yang ada di FIS UNY untuk segera naik jabatan dan melanjutkan studinya. Selain itu Sumaryanto mengungkapkan capaian jabatan tertinggi dosen itu adalah menjadi professor.

“Gelar guru besar ini merupakan sebuah anugerah yang patut disyukuri dan harus diperjuangkan. Menjadi guru besar itu tidak mudah, tapi bisa dilakukan. Menjadi professor tidak hanya demi kemaslahatan UNY, tapi juga untuk semuanya. Jadi kenapa tidak?” ungkap Sumaryanto memotivasi dosen yang hadir.

Sebagai penutup acara, diumumkan pemenang-pemenang lomba dalam rangka memperingati Dies Natalis FIS UNY yaitu lomba website, inovasi besmart, penulisan artikel, dosen berprestasi, dan lomba olahraga seperti bulutangkis dan tenis meja ganda laki-laki dan perempuan.

Reporter: AnD/Sari/Rohmat

Avatar
1446 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
News

Haul ke-15 Gus Dur: Refleksi Pemikiran dan Keteladan untuk Bangsa

2 Mins read
IBTimes.ID – Jaringan GUSDURian menggelar peringatan Haul ke-15 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Laboratorium Agama Masjid Universitas Islam Negeri (UIN)…
News

Inilah 9 Rekomendasi Simposium Beda Setara 2024

2 Mins read
IBTimes.ID – Simposium Best atau Beda Setara telah selesai digelar. Acara ini berlangsung selama dua hari, yakni Kamis-Jumat (15-16/11/2024) di Convention Hall…
News

Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Indonesia Masih Jauh dari Semangat Bhinneka Tunggal Ika

1 Mins read
IBTimes.ID – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid mengkritisi realitas kebebasan beragama di Indonesia, yang menurutnya masih jauh dari…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds