Report

Sylection International Symposium: UAD Gelar Konferensi Budaya untuk Perdamaian Dunia

1 Mins read

IBTimes.ID – Fakultas Sastra, Budaya, dan Komunikasi (FSBK) Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan konferensi internasional pada Kamis, 27-28 Oktober 2022 dengan tema the Role of Literature and Culture in Public Communication to Preserve World Pease.

Sebagai penyelenggara sekaligus tuan rumah, FSBK UAD bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Lampung, Universitas Diponegoro, Capiz State University Philipine, Chulalongkorn University Thailand, Riphah International University Pakistan, dan University of Zululand South Africa.

Dr. Kasiyarno, Prof. Naidoo, Dr. ShawHong, Dr. Misbah Ul Islam, dan Dr. Louis Placido tampil sebagai wakil pembicara kunci.

Dalam kesempatan ini, para pembicara menegaskan tentang pentingnya keilmuan sastra dan pendekatan budaya dalam menjalin dan mengokohkan relasi dan komunikasi publik, khususnya oleh para pejabat negara-negara di dunia.

Melalui ilmu sastra dan pendekatan budaya, peluang untuk menciptakan situasi nasional dan internasional yang kondusif kian terbuka luas dan dinamis. Pendekatan sastra dan budaya meniscayakan relasi untuk saling memahami, toleran, dan lapang dada demi terwujudnya perdamaian antar bangsa.

Informasi yang disampaikan dalam komunikasi publik pun mesti disaring dengan baik sekaligus melihat pada aspek multikulturalisme antar masyarakat. Hingga kini sudah terlalu banyak informasi hoax, fake news, dan yang sejenisnya bertebaran di media sosial serta dibuat dan disebarkan oleh mereka yang tak bertanggung jawab.

Saat ini masyarakat hidup di global village. Manusia di seluruh penjuru dunia saling terhubung satu sama lain. Maka pola komunikasi dengan mentalitas global society harus dikembangkan dan dijaga dengan baik. Jika tidak, sangat berpotensi memunculkan geger global.

Masyarakat global village harus bisa memberikan solusi pada masalah global. Hal ini secara niscaya memerlukan pola komunikasi publik yang baik. Pola komunikasi publik yang baik dan saling memahami, di antaranya dapat ditempuh melalui bekal ilmu sastra dan pendekatan budaya

Baca Juga  Fikih Muhammadiyah, Apa Bedanya dengan yang Lain?

Tanpa modal ilmu sastra dan pendekatan budaya, pola komunikasi akan terasa kaku dan kering nilai. Alih-alih menciptakan situasi global yang damai dan sehat, pola komunikasi yang buruk justru akan menambah masalah global.

Reporter: Erik/Yusuf

Avatar
1446 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Anak Ideologis itu Amal Jariyah

1 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Pendakwah muda Habib Husein Ja’far Al Hadar menyebut anak ideologis lebih baik daripada anak biologis. Alasannya, karena perjuangan dengan…
Report

Alissa Wahid: Gus Dur Teladan Kesetaraan dan Keadilan

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Wahid memberikan tausiyah pada peringatan Haul Gus Dur ke-15 yang bertempat di Laboratorium Agama UIN…
Report

Alissa Wahid: Empat Faktor Penyebab Meningkatnya Kasus Intoleransi di Indonesia

2 Mins read
IBTimes.ID, Yogyakarta – Direktur Jaringan GUSDURian Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid menyampaikan bahwa ada empat faktor utama yang menyebabkan tren peningkatan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds