IBTimes.ID – Ciri surat-surat Madaniyah adalah menggunakan kalimat yang panjang. Lebih-lebih ketika berbicara dengan ahli kitab, dalam hal ini Yahudi dan Nasrani. Menurut Tafsir al-Manar, hal ini karena mereka tidak begitu sastrawi.
“Kalau orang sastrawi, ngomong sedikit atau ringkas saja sudah paham. Tetapi kalau tidak terlalu sastrawi, harus dijelaskan dengan panjang lebar,” ujar Pradana Boy dalam Ngaji Kitab Bareng Kang Boy melanjutkan episode sebelumnya.
Selain itu, dalam surat-surat Madaniyah tidak ada pembahasan tentang pokok-pokok agama. Pembahasan pokok-pokok agama sudah diselesaikan di surat-surat Makkiyah. Maka, surat-surat Madaniyah berisi muamalah antar manusia, politik, jual beli, persoalan individual, nilai-nilai keadaban, peperangan, dasar-dasar pemerintahan Islam, pelembagaan hukum, dan aspek-aspek lain untuk membangun masyarakat.
Misalnya penjelasan tentang waris. Ayat-ayat yang berkaitan dengan waris dijelaskan secara panjang dan rinci. Surat-surat Al-Baqoroh, Ali Imron, dan Al-Maidah juga panjang-panjang dan rinci.
Kang Boy mengutip Tafsir al-Manar menjelaskan di antara isi surat Madaniyah adalah penegasan kepada ahli kitab bahwa mereka telah melakukan perubahan kitab. Orang-orang ahli kitab memang suka mengada-adakan hal yang baru dari agama, dan dengan itu mereka telah menjauh dari agama Allah. Selain itu, surat-surat Madaniyah juga mengajak ahli kitab kepada tauhid yang murni dan menjelaskan hakikat Islams sebagai agama seluruh nabi.
Para ulama berbeda pendapat ketika berbicara tentang perbedaan Makkiyah dan Madaniyah. Sebagian ulama berpendapat bahwa Makkiyah adalah ayat-ayat yang diturunkan dalam urusan-urusan penduduk Makkah, sekalipun turun di Madinah. Dan selain itu adalah surat atau ayat Madaniyah.
“Pendapat kedua tentang perbedaan Makkiyah dan Madaniyah mengatakan bahwa Makkiyah adalah surat yang turun di Makkah sekalipun turunnya setelah hijrah. Seperti surat yang turun saat penaklukan Makkah dan saat Haji Wada’. Dan selain itu adalah Madaniyah,” ujar Kang Boy mengutip Tafsir Al-Manar.
Sementara itu, menurut Tafsir al-Manar, yang benar adalah yang menjadi pendapat jumhur ulama. Yaitu Makkiyah adalah semua surat yang turun sebelum hijrah. Sedangkan Madaniyah adalah surat yang turun setelah hijrah. Baik yang turun di Madinah, atau daerah sekitar, atau di Makkah ketika penaklukan Makkah, atau ketika Haji Wada’, atau turun ketika peperangan.
Maka surat Makkiyah adalah surat yang turun di masa awal Islam untuk mengajak umat manusia untuk masuk Islam dan menjelaskan dasar-dasar agama Islam. Menyangkut iman kepada Allah, hari akhir, malaikat, kitab, dan Nabi. Termasuk mengajak manusia untuk meninggalkan kejahatan yang bertentangan dengan akal sehat dan fitrah manusia, sekaligus melakukan kebaikan.
Sedangkan, surat Madaniyah yang turun setelah hijrah berisi penjelasan tentang hukum-hukum yang rinci. “Dan kita akan melihat penjelasan-penjelasan yang rinci tersebut dalam dua bagian selanjutnya,” tutup Kang Boy.
Reporter: Yusuf
Saksikan Ngaji Kitab Bareng Kang Boy #2 Disini: