Tafsir At-Tanwir | Jika selama ini dunia Barat berkiblat pada teori Charles Darwin dalam bukunya On The Origin of Species yang mempercayai bahwa asal-usul penciptaan manusia berasal dari spesies kera atau monyet, maka umat Islam harus sadar tidak ada yang mampu dijadikan sebagai petunjuk yang haq kecuali dalil-dalil Al-Qur’an.
Nilai-nilai pengetahuan tentang proses penciptaan manusia telah termaktub dalam Al-Qur’an secara komprehensif, dengan begitu tidak etis rasanya menelan mentah-mentah teori Barat yang cenderung sekuler sebagaimana pandangan Darwinisme tersebut.
Ayat-Ayat tentang Penciptaan Manusia
Secara garis besar, terdapat beberapa ayat Al-Qur’an yang membicarakan tentang penciptaan manusia, di antaranya: QS. Al-An’am [6]: 2, 112, 128, 130, QS. Al-Hijr [15]: 26, 28, 29, QS. Al-Mu’minun [23]: 12-14, QS. Al-Sajdah [32]: 7, QS. Ar-Ruum [30]: 20, QS. Al-Isra’ [17]: 88, An-Naml [27]: 17, Fussilat [41]: 25, 29, Al-Ahqāf [46]: 38, Al-Żariyāt [51]: 56, Al-Jin [72]: 5-6, Al-Rahmān [55]: 14, 33, 39, 47 dan 56, An-Nisā’ [4]: 1, al-Hajj [22]: 5-6, Al-Baqarah [2]: 30, 32, 200, 201, Ali Imrān [3]: 19, An-Nahl [16]: 78, Al-Insān [76]: 2, Al-Álaq [96]: 1-5, An-Najm [53]: 45, 46, Shād [38]: 71, 75.
Fase-Fase Penciptaan Manusia
Lebih rinci, proses penciptaan manusia sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an terbagi dalam beberapa fase, yakni, pertama, fase Nutfah (air mani) sebagaimana yang disebutkan dalam QS. Al-Insan [76]: 2, QS. Al-Mu’minun [23]: 14, QS. Al-Qiyamah [75]: 37, QS. ‘Abasa [80]: 19, QS. Ghafir [40]: 76, QS. Al-Nahl [16]: 4, dan QS. Al-Najm [53]: 46.
Kedua, fase ‘Alaqah (segumpal darah) terdapat dalam QS. Al-Qiyamah [75]: 36-38, QS. Al-Mu’minun [23]: 12-14, QS. Al-Hajj [22]: 5, QS. Ghafir [40], QS. Al-Alaq [96]: 1-2.
Ketiga, fase Mudghah (segumpal daging) sebagaimana terdapat dalam QS. Al-Hajj [22]: 5.
Keempat, fase tulang dan daging sebagaimana QS. Al-Mu’minun [23]: 14.
Kelima, fase khalqan akhar (makhluk yang berbeda) atau penyempurnaan dengan ditiupkan ruh kepada janin sebagaimana dijelaskan dalam QS. Al-Sajdah [32]: 7-9 dan QS. Shad [38]: 72, al-Hijr [15]: 29, al-Anbiya’ [21]: 9, dan al-Tahrim [66]: 12.
Unsur Penciptaan Manusia
Dalam Tafsir At-Tanwir karya Tim Penyusun PP Muhammadiyah disebutkan bahwa terdapat dua unsur utama dalam penciptaan manusia, yakni unsur fisik dan non-fisik.
Unsur fisik lebih banyak dijelaskan secara rinci daripada unsur non-fisik yakni terdiri dari air dan tanah, sedangkan unsur non-fisik terdiri dari roh, ‘aql, dan nafs.
Unsur tanah disebutkan dengan enam variasi, yakni turab (QS. al-Kahfi [18]: 37, Ar-Rum [30]: 30), thin (QS. al-Sajdah [32] 7: Shad [38]: 71), thin lazib (QS. Al-Shaffat [37]: 11), shalshalun (QS. Al-Hijr [15]: 23; Al-Rahman [55]: 14), sulalatun min thin (QS. Al-Mu’minun [23] 12, shalsal min hamim masnun (QS. Hijr [15]: 33).
Dalam ilmu kimia, dijelaskan bahwa terdapat kesamaan antara unsur penciptaan manusia dengan komposisi tanah. Al-Said ‘Ashur dalam penemuannya menerangkan dalam diri manusia terdapat enam belas unsur, enam di antaranya telah memenuhi jasad manusia itu sendiri, seperti oksigen, nitrogen, karbon, kalsium, hydrogen, dan fosfor, sedangkan sisanya berupa kalori, botasium, sodium, dan magnesium.
Penggunaan kata ‘insan’ dalam Al-Qur’an sebagaimana termaktub dalam surat al-Mu’minun ayat 12 yang berbunyi:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ
Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.
Makna kata insan mempunyai korelasi dengan unsur fisik yang membentuk manusia, yakni mengandung proses biologis yang berasal dari saripati tanah melalui makanan yang dimakan oleh manusia sampai pada proses pembuahan.
Keseluruhan unsur yang terdapat dalam air dan tanah tersusun dalam komposisi yang sangat seimbang dan disimpan dalam barbagai jenis tanaman yang terdapat di bumi.
Tanaman yang tumbuh tersebut menjadi sumber makanan bagi manusia dan hewan, kemudian itulah yang menjadi sumber pembentuk potensi fisik manusia yang tersimpan ditempat yang terlindungi, lalu dipancarkan lewat sperma laki-laki dan disimpan dalam rahim perempuan, proses inilah yang disebut dengan pembuahan (Tim Penyusun Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Tafsir At-Tanwir Jilid 1, 18).
Selanjutnya, unsur-unsur dari air dan tanah yang telah tersimpan dalam rahim itu membentuk segumpal darah, lalu dari segumpal darah berubah menjadi segumpal daging, lalu dijadikan tulang belulang, kemudian dibungkus dengan daging kembali, maka terbentuklah khalqan akhar kemudian Allah memberikan unsur non-fisik yang berupa ruh, nafs, dan aql sebagai potensi yang dianugerahkan Allah untuk kehidupan manusia.
Editor: Yahya FR