Riset

Bumi dan Gunung dalam QS an-Naba’ Ayat 6-7

2 Mins read

Senin dini hari tanggal 22 Juni 2020 pukul 02:33:08 WIB telah terjadi gempabumi di 107 km barat daya Pacitan-Jatim dengan kedalaman 63 km. Gempabumi bermagnitudo 5,0 tersebut dirasakan oleh sebagian masyarakat di pulau Jawa.

Sehari sebelumnya, Ahad 21 Juni 2020, gunung Merapi yang berada di perbatasan provinsi Jateng dan DIY juga mengalami erupsi. Erupsi pada hari itu terjadi dua kali yakni pukul 09.13 WIB dan 09.27 WIB. Hujan abu akibat erupsinya dirasakan oleh masyarakat di Kabupaten Magelang-Jateng.

Apakah al-Qur’an memuat wawasan tentang bumi dan gunung?

Al-Qur’an memuat wawasan tentang bumi dan gunung, salah satunya terdapat dalam Surah an-Naba’ ayat 6-7. Wawasan tentang bumi terdapat dalam ayat 6, sedangkan wawasan tentang gunung terdapat pada ayat 7. Bagaimana detailnya?

Surah an-Naba’ ayat 6: Bumi

Surah an-Naba’ (78) ayat 6 memuat wawasan tentang bumi. Walaupun tidak mendalam, wawasan tentang bumi dalam ayat tersebut adalah lengkap, meliputi aspek ontologi, epistemologi, dan aksiologi.

Secara ontologi, bumi disebutkan oleh Allah SWT dalam ayat tersebut dengan kata “al-Ardl”. Menurut Prof Mahmud Yunus dalam bukunya Kamus Arab-indonesia, kata “al-Ardl” secara bahasa mempunyai dua arti, pertama adalah bumi dan kedua ialah tanah.

Namun arti yang pertama adalah yang lebih tepat, salah satu mufassir yang memaknai kata al-Ardl dengan arti bumi adalah Jalaluddin Muhammad Ahmad Mahalli dan Jalaluddin Abdur Rahman As-suyuti dalam bukunya Tafsir Jalanin.

Secara epistemologi, ayat tersebut memberikan informasi bahwa yang menciptakan bumi adalah Allah SWT. Kata kerja yang digunakan dalam ayat tersebut adalah “fi’l al-mudlari’” artinya proses penciptaan bumi sehingga menjadi hamparan adalah proses yang dinamis, terus-menerus hingga kiamat tiba nanti.

Baca Juga  Empat Model Hubungan Agama dan Sains Menurut Ian G. Barbour

Fungsi (aksiologi) bumi dalam ayat tersebut disebutkan oleh Allah SWT dengan kata “mihaadan” yang artinya hamparan. Dengan terhamparnya bumi, maka bumi dapat dihuni oleh banyak makhluk hidup (Prof Dr Salman Harun dalam buku Secangkir Tafsir Juz Terakhir). Oleh karenanya, manusia perlu mensyukurinya dengan beriman kepada-Nya dan berbuat baik kepada makhluk-makhluk-Nya

Surah an-Naba’ ayat 7: Gunung

Q.S. an-Naba’ (78) ayat 7 mengandung wawasan tentang gunung. Muatan keilmuan gunung yang termaktub dalam ayat tersebut meliputi ontologi dan aksiologi, sedangkan muatan epistemologinya mengikuti ayat sebelumnya (ayat 6).

Gunung dalam ayat 7 Surah an-Naba’ tertulis dalam bentuk jama’ yakni al-Jibaal. Kata jibaalun merupakan jama’ dari kata jabalun yang menurut Mahmud Yunus dalam bukunya Kamus Arab-Indonesia dapat bermakna dua, yakni gunung dan bukit. Namun, kebanyakan penerjemah/mufassir memaknainya sebagai gunung. Karena menggunakan bentuk jama’, maka gunung yang ada di muka bumi ini tidak hanya satu tetapi banyak jumlahnya. Hal tersebut sejalan dengan hasil riset bidang vulkanologi. 

Gunung-gunung diciptakan oleh Allah SWT secara kontinyu. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan ungkapan kata dalam ayat ke-6 yang menggunakan fi’l mudlori’. Artinya, gunung-gunung yang ada di muka bumi  ini adalah gunung-gunung yang aktif (dalam ilmu vulkanologi kita mengenal 4 status keaktifan gunung, yakni aktif normal, waspada, siaga, dan awas).

Dalam ayat tersebut, aktifitas gunung-gunung dipengaruhi oleh aktifitas bumi (ayat ke-6). Hal tersebut sejalan dengan ilmu geofisika, yang menyatakan bahwa pergerakan lempeng bumi dapat berdampak pada peningkatan aktifitas gunung-gunung.

Gunung-Gunung sebagai Pasak Bumi

Gunung-gunung dalam Q.S. al-Naba’ ayat ke-7 disebutkan fungsinya sebagai autaadan yang merupakan bentuk jama’ dari kata watadun yang artinya pasak sebagaimana pasak untuk mengikati tali kemah (Jalaluddin dalam Tafsir Jalalain). Jiika kita baca buku Tafsir Salman, maka kita akan memperoleh penjelasan lengkap, yakni gunung-gunung sebagai pasak-pasak bumi bermanfaat untuk menahan sebagian energi pergerakan bumi sehingga peradaban manusia tidak hancur.

Baca Juga  Kiamat Datang Ketika Bumi tak Dapat Lagi Dihuni

Selain itu, gunung-gunung sebagai pasak-pasak bumi, juga memberikan kesuburan terhadap tanah dan melimpahkan aneka mineral atau bahan tambang. Mengingat besarnya manfaat gunung, Salman Harun dalam bukunya Secangkir Tafsir Juz Terakhir mengajak kita semua untuk mensyukurinya, dengan meningkatkan iman kepada-Nya dan menebar kebaikan kepada makhluk-makhluk-Nya.

Avatar
35 posts

About author
Staf Pengajar UIN Sunan Kalijaga, Fakultas Sains dan Teknologi. Santri Pondok Pesantren Islam al-Mukmin Ngruki Tahun 1991-1997.
Articles
Related posts
Riset

Membuktikan Secara Ilmiah Keajaiban Para Sufi

2 Mins read
Kita barangkali sudah sering mendengar kalau para sufi dan bahkan Nabi-nabi terdahulu memiliki pengalaman-pengalaman yang sulit dibuktikan dengan nalar, bahkan sains pun…
Riset

Lazismu, Anak Muda, dan Gerakan Filantropi untuk Ekologi

2 Mins read
“Bapak ini kemana-mana bantu orang banyak. Tapi di kampung sendiri tidak berbuat apa-apa. Yang dipikirin malah kampung orang lain,” ujar anak dari…
Riset

Pengorbanan Ismail, Kelahiran Ishaq, dan Kisah Kaum Sodom-Gomoroh

4 Mins read
Nabi Ibrahim as. yang tinggal Hebron mendapat berusaha menjenguk putra satu-satunya. Sebab pada waktu itu, Sarah sudah uzur dan belum juga hamil….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds