Perspektif

Tahun Baru Hijriyah: Sejarah, Tradisi, dan Hikmahnya

4 Mins read

Peringatan tahun baru Hijriyah adalah salah satu momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Tahun baru ini bukan hanya sekadar pergantian angka pada penanggalan, melainkan memiliki makna yang mendalam dalam kehidupan seorang Muslim.

Dalam peringatan ini, umat Muslim diingatkan akan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, yang dianggap sebagai peristiwa penting dalam sejarah Islam.

Selain itu, peringatan tahun baru Hijriah juga menjadi momen penting untuk memperkuat keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Melalui artikel ini, akan dijelaskan secara lebih detail mengenai makna penting peringatan tahun baru Hijriah bagi umat Muslim.

Sejarah Peringatan Tahun Baru Hijriyah

Sejarah peringatan tahun baru Hijriyah bermula pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab pada tahun 538 Masehi. Pada saat itu, umat Islam masih menggunakan penanggalan Masehi untuk menentukan waktu ibadah dan aktivitas sehari-hari. Namun, Khalifah merasa perlu untuk membuat sebuah penanggalan yang berdasarkan pada peristiwa penting dalam sejarah Islam.

Khalifah Umar kemudian mengumpulkan para sahabat Nabi Muhammad SAW untuk membentuk sebuah panitia yang bertugas untuk menetapkan penanggalan baru tersebut. Setelah berdiskusi dan mempertimbangkan beberapa opsi, akhirnya diputuskan untuk mengadopsi penanggalan Hijriyah yang dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi.

Penanggalan Hijriyah terdiri dari 12 bulan disusun secara bergantian antara 29 dan 30 hari, sesuai dengan pergerakan bulan. Bulan pertama dalam penanggalan hijriyah adalah Muharram, yang dianggap sebagai bulan suci dan mulai dihitung sebagai tahun pertama dari penanggalan Hijriyah. Sejak saat itu, peringatan tahun baru Hijriah menjadi tradisi penting bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Perbedaan antara penanggalan Hijriyah dan Masehi juga menjadi salah satu sebab pentingnya peringatan tahun baru Hijriyah. Meskipun keduanya merupakan penanggalan yang digunakan secara internasional, penanggalan Hijriyah memiliki perbedaan dengan penanggalan Masehi dalam hal jumlah hari dalam setahun.

Baca Juga  Refleksi Pandemi: Gelap Tak Bisa Disingkirkan dengan Gelap

Penanggalan Masehi memiliki 365 hari dalam satu tahun, sedangkan penanggalan Hijriyah memiliki 354 atau 355 hari dalam satu tahun. Oleh karena itu, peringatan tahun baru Hijriah biasnaya jatuh pada tanggal yang berbeda dengan peringatan tahun baru Masehi.

Tradisi dan Adab Peringatan Tahun Baru Hijriyah

Selain mengandung hikmah dan manfaat, peringatan tahun baru Hijriah juga memiliki beberapa tradisi dan adab yang harus dijalankan oleh umat Muslim. Beberapa tradisi dan adab tersebut antara lain:

1. Menyambut tahun baru dengan ibadah dan dzikir

Menyambut tahun baru Hijriyah sebaiknya dilakukan dengan ibadah dan dzikir kepada Allah SWT. Hal ini sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah SWT yang telah memberikan umur yang baru, serta sebagai pengingat untuk terus mendekatkan diri kepada-Nya.

2. Menyambut tahun baru dngan kebersihan diri dan lingkungan

Sebelum menyambut tahun baru Hijriah, disunnahkan untuk membersihkan diri dan lingkungan sekitar. Hal ini sebagai bentuk persiapan untuk memulai tahun baru dengan bersih dan suci.

3. Membaca doa dan zikir khusus

Di malam pergantian tahun baru Hijriyah, disunnahkan untuk membaca doa dan zikir khusus yang mengandung permintaan maaf, keberkahan, dan keberhasilan di tahun baru. Beberapa doa dan zikir yang disunnahkan antara lain Doa Akhir Tahun, Doa Awal Tahun, dan Zikir Tasbih.

4. Mengunjungi keluarga dan kerabat

Tradisi mengunjungi keluarga dan kerabat juga menjadi hal yang umum dilakukan dalam menyambut tahun baru Hijriyah. Hal ini sebagai bentuk silahturahmi dan mempererat tali persaudaraan antara umat Muslim.

5. Meninggalkan perbuatan dosa dan memperbaiki diri

Peringatan tahun baru Hijriyah juga sebagai momen untuk meinggalkan perbuatan dosa dan memperbaiki diri. Dalam menyambut tahun baru, umat Muslim diingatkan untuk meneliti kembali perbuatan dan kesalahan yang telah dilakukan di tahun sebelumnya, serta memperbaikinya di tahun yang baru.

Baca Juga  Membongkar Cara Berpikir Koruptor dari "Rumah Biru" Surabaya

6. Memberikan sedekah dan berbuat kebaikan

Menyambut tahun baru Hijriyah juga disarankan untuk memberiakan sedekah dan berbuat kebaikan kepada sesama. Hal ini sebagai bentuk amal yang pahalanya akan terus mengalir hingga akhirat.

Dengan menjalankan tradisi dan adab tersebut, umat Muslim dapat memperoleh keberkahan dan keberhasilan di tahun baru Hijriyah. Selain itu, juga dapat mempererat tali persaudaraan dan meningkatkan kualitas hidup bersama-sama sebagai umat Muslim.

Hikmah Peringatan Tahun Baru Hijriyah

Peringatan tahun baru Hijriyah memiliki berbagai hikmah dan manfaat yang dapat diambil oleh umat Muslim. Beberapa hikmah tersebut antara lain:

Pertama, Mengenang peristiwa hijrah dan pengorbanan Nabi Muhammad SAW

Peringatan tahun baru Hijriyah adalah momen penting untuk mengenang peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini memiliki arti penting dalam sejarah Islam karena menandai awal mula perbedaan Islam yang berkembang pesat di Madinah.

Dalam peristiwa hijrah tersebut, Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya harus mengalami berbagai kesulitan dan pengorbanan besar untuk dapat mencapai Madinah. Oleh karena itu, peringatan tahun baru Hijriah menjadi momen yang tepat untuk menghargai pengorbanan Nabi Muhammad SAW dan para sahabat dalam memperjuangkan agama Islam.

Kedua, Memperkuat keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya

Peringatan tahun baru Hijriyah dapat menjadi momen untuk memperkuat keimanan dan kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Dalam peringatan ini, umat Muslim diingatkan akan sejarah Islam dan kebesaran agama Islam, sehingga dapat memperkuat keyakinan dan rasa cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.

Ketiga, Memotivasi untuk meningkatkan amalan dan ketaqwaan

Peringatan tahun baru Hijriyah juga dapat menjadi momen untuk memotivasi umat Muslim dalam meningkatkan amalan dan ketaqwaan. Dalam peringatan ini, umat muslim diingatkan akan pentingnya memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah, sehingga dapat lebih dekat dengan Allah SWT. Selain itu, peringatan tahun baru Hijriah juga dapat menjadi momen untuk merenungkan diri dan memikirkan tujuan hidup yang lebih tinggi.

Baca Juga  Santri Indonesia: dari Literasi Teks ke Literasi Digital

Keempat, Mendorong untuk berbuat kebaikan dan berbuat sosial

Peringatan tahun baru Hijriyah dapat menjadi momen untuk mendorong umat Muslim dalam berbuat kebaikan dan berbuat sosial. Dalam peringatan ini, umat Muslim diingatkan akan pentingnya saling berbagi dan berbuat kebaikan kepada sesama, sehingga dapat mempererat tali persaudaraan dalam Islam.

Dengan demikian, peringatan tahun baru Hijriah memiliki berbagai hikmah dan manfaat yang dapat membantu umat Muslim dalam memperkuat keimanan, meningkatkan kualitas hidup, serta mempererat tali silahturrahim dan persaudaraan dalam Islam.

Kesimpulan

Peringatan tahun baru Hijriyah memiliki makna penting bagi umat Muslim sebagai momen untuk merefleksikan kembali perbuatan dan kesalahan di tahun sebelumnya serta memulai tahun baru dengan niat dan tekad yang baik. Peringatan ini juga merupakan momentum untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta mempererat tali persaudaraan antara umat Muslim.

Dalam menyambut tahun baru Hijriah, umat Muslim diingatkan untuk menjalankan tradisi dan adab yang disunnahkan. seperti ibadah dan dzikir, kebersihan diri dan lingkungan, membaca doa dan zikir khusus, mengunjungi keluarga dan kerabat, meninggalkan perbuatan dosa dan memperbaiki diri, serta memberikan sedekah dan berbuat kebaikan. Dengan menjalankan tradisi dan adab tersebut, umat Muslim diharapkan dapat memperoleh keberkahan dan keberhasilan di tahun baru Hijriah serta meningkatkan kualitas hidup bersama-sama sebagai umat Muslim.

Editor: Soleh

Eka Putri Herdianti
4 posts

About author
Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Perspektif

Etika di Persimpangan Jalan Kemanusiaan

1 Mins read
Manusia dalam menjalankan kehidupannya mengharuskan dirinya untuk berfikir dan memutuskan sesuatu. Lalu Keputusan itulah yang nanti akan mengantarkan diri manusia ke dalam…
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds