Feature

Taif, Kota yang Pernah Menolak Dakwah Rasulullah, Kini Tempat Wisata Religi

2 Mins read

Tim Media Centre Haji (MCH) Arab Saudi, berkesempatan mengunjungi kota Taif. Kota yang dijuluki daerah  dingin sekitaran Arab saudi ini ternyata banyak dikunjungi jemaah haji maupun umrah, pasca puncak haji Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Selain menikmati indahnya alam kota ini, kami menyempatkan berziarah ke makam ulama besar Abdullah Ibnu Abbas, salah satu sahabat Nabi Muhammad Saw yang juga merupakan periwayat hadis. 

Namun sebelum kesitu, kita melihat daerah Taif lokasinya terletak sekitar 100 kilometer arah tenggara Kota Makkah. Meski berjarak tak terlalu jauh, daerah itu memiliki iklim yang berbeda dengan Makkah dan Madinah. Hal ini karena Taif dataran yang berada di ketinggian sampai 1.500 meter di atas permukaan laut.

Dari Makkah, menggunakan kenderaan ditempuh kurang lebih 1 jam. Jalan mendaki, berkelok-kelok, sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan indah, gunung-gunung batu menjulang tinggi dan udara sejuk, samping kiri-kanan jurang terjal, sehingga perlu kehati-hatian. Namun setibanya di puncak kota Taif, kelelahan terasa terobati, karena kesejukan, udara setelah sekian lama merasakan suhu panas di atas 42 derajat celcius di Makkah Madinah dan Jeddah.

Seorang jemaah haji Jasrul Lubis KNO 22, mengaku takjub akan keindahan kota Taif. Ia mengaku berkunjung untuk berziarah sekaligus menikmati wisata alam Taif yang konon kota dingin wilayah Saudi.

“Kami bersama rombongan ke Taif, berwisata religi, selain ziarah juga mengunjungi objek wisata kota ini. Misalkan, ziarah ke Makam ulama besar Ibnu Abbas, melihat tempat penyulingan dan pembuatan parfum, sekaligus kulinernya,” sebutnya.

Ia mengaku terpesona atas keindahan Taif, apalagi saat ini pemerintah Kerajaan Saudi membangun kota ini sekaligus mempercantik wisatawan termasuk membuka objek wisata kereta gantung yang melewati gunung-gunung sehingga dapat melihat keindahan alam Taif,” sambungnya.

Baca Juga  Si Ryan, Kesederhanaan, dan Kerinduan pada Makcik Haji Dahlan

Di samping itu, kuliner dan buah-buahan juga tidak kalah banyaknya. Pokoknya Taif tempat wisata yang tak boleh dilewatkan ketika haji dan umrah,” tambahnya.

Berdasarkan riwayat, dulunya pada zaman Nabi Muhammad Saw berdakwah Islam, penduduk kota ini sempat menolak. Bahkan, saat itu kehadiran Nabi Muhammad diusir dan bahkan dilempari dengan batu. Saat itu, Rasulullah datang bersama sahabatnya Zaid bin Haritsah, akibat lemparan batu dari penduduk Taif, tubuh beliau luka dan berdarah.

Atas perbuatan penduduk Taif kepada Nabi Muhammad Saw, Malaikat Jibril yang ketika itu geram dan menawarkan untuk menghancurkan Taif dengan melemparkan dua gunung di daerah tersebut. Namun, karena kesabaran dan kemuliaan Nabi Muhammad Saw, ajakan tersebut ditolak. Sehingga saat ini Taif menjadi kota yang subur dan indah serta menerima ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Saw.

Taif adalah kota besar ketiga setelah Kota Makkah dan Madinah. Kota ini berada di sebelah tenggara kota Makkah. Kota ini didiami oleh suku Tsaqif atau Bani Tsaqif. 

Mengutip dari buku Sirah Nabawiyah karya Abul Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi, nama Taif diambil dari keberadaan pagar atau tembok yang mengelilingi kota tersebut. Kota ini dihuni oleh orang-orang kaya dan para pemuka kaum Quraisy yang membangun istana-istana di sana.

Orang-orang dari suku Bani Tsaqif memegang kepemimpinan di Taif. Suku Bani Tsaqif juga menjadi salah satu suku terbesar di Jazirah Arab yang diakui kekuatan dan kekayaannya.

Editor: Soleh

Related posts
Feature

Belajar dari Kosmopolitan Kesultanan Malaka Pertengahan Abad ke15

2 Mins read
Pada pertengahan abad ke-15, Selat Malaka muncul sebagai pusat perdagangan internasional. Malaka terletak di pantai barat Semenanjung Malaysia, dengan luas wilayah 1.657…
Feature

Jembatan Perdamaian Muslim-Yahudi di Era Krisis Timur Tengah

7 Mins read
Dalam pandangan Islam sesungguhnya terdapat jembatan perdamaian, yakni melalui dialog antar pemeluk agama bukan hal baru dan asing. Dialog antar pemeluk agama…
Feature

Kritik Keras Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi atas Tarekat

3 Mins read
Pada akhir abad ke-19 Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, seorang ulama Minangkabau dan pemimpin Muslim terpelajar, Imam Besar di Masjidil Haram, Mekah, meluncurkan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds