Perspektif

Tak Perlu Khawatir Kanker di Tengah Pandemi

4 Mins read

Saya adalah seorang mahasiswi yang menginjak semester tiga di salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di Paciran Lamongan tepatnya Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an dan Sains Al-Ishlah (STIQSI) sendangagung Paciran Lamongan.

Habis gelap terbitlah terang. Habis begadang karena tugas numpuk akhirnya dibayar dengan libur panjang. Libur panjang akhir semester, banyak memberikan keuntungan maupun kerugian bagi mahasiswa.

Keuntungannya, kita bisa liburan dan jalan-jalan sepuasnya bersama teman-teman dan keluarga. Kita bisa keluar kota atau hanya sekadar nongkrong di kafe ala anak muda kekinian. Tapi tentu hal ini memerlukan pengeluaran. Nah, inilah salah satu kerugian yang saya bicarakan tadi. Bersamaan dengan libur kuliah, uang jajan pun ikut diliburkan, apalagi disaat pandemi seperti ini. Satu-persatu pahlawan yang ada di dompet mulai berguguran.

Untuk mengantisipasi keadaan ini, kita sebagai mahasiswa mulai mencari cara untuk mengembalikan nafas pada dompet kita. Menjelang akhir semester, biasanya mahasiswa sudah mulai berangan-angan kemana ingin menghabiskan masa liburan ini. Apalagi saat naik tingkat, lamanya waktu liburan biasanya bisa mencapai sebulan lebih. Kalau hanya menghabiskan waktu berdiam diri di rumah, mungkin rasanya akan membosankan. Bagaimana kalau mencoba untuk pergi berlibur?

Berlibur? Awalnya kita memang berpikiran seperti itu. Tapi membicarakan berlibur, mungkin sudah kita hapus jauh-jauh dari fikiran kita, karena di situasi saat ini berbeda dengan situasi sebelumnya. Bahkan situasi ini belum pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

Di situasi pandemi virus corona saat ini kita dituntut untuk melakukan Social Distancing yang mengharuskan kita untuk melakukan seluruh aktivitas di dalam rumah agar tidak terjadi kontak fisik langsung dengan masyarakat luar.

Liburan panjang untuk mahasiswa memang kadang seperti buah simalakama. Liburan yang selalu kita tunggu karena akhirnya, kita bisa lepas dari jeratan tugas. Di sisi lain, kita tidak akan mendapat uang jajan selama liburan. Kita pun harus pandai-pandai memutar otak supaya tetap bisa main dan jajan “dengan lancar”.

Baca Juga  Bolehkah Dana Kurban Dikonversi Menjadi Dana Dhuafa?

Keuangan yang tidak stabil di akhir bulan kerap menjadi persoalan pada diri kita. Saat dihadapkan kondisi seperti ini tentu tidak mengenakkan karena bisa menghambat berbagai aktifitas.

Tingginya kebutuhan merupakan salah satu penyebab minimnya keuangan. Namun apapun penyebabnya, pastikan kita memiliki cara yang tepat untuk mengatasi hal ini.Tentu saja, mencari penghasilan tambahan merupakan langkah terbaik yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki kondisi keuangan.

Tapi, mungkin hal ini akan terasa sulit, terutama bila selama ini kita belum pernah melakukannya. Ditambah situasi pandemi virus corona yang membuat semuanya terpaksa sebisa mungkin harus dilakukan dari rumah saja. Padahal kita bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat dan bisa mengasah kemampuan yang ada dalam diri kita.

Seperti waktu libur kuliah saat ini, ini adalah saat yang tepat untuk diisi dengan berbagai kegiatan positif dan bermanfaat. Selain bisa menambah nilai dan keahlian dalam diri, mengisi kegiatan dengan hal yang positif juga bisa membuat kalian belajar untuk menjadi seseorang yang produktif.

Kita tak perlu berpikir negatif dalam mencari penghasilan tambahan. Sebab, kita bisa menciptakan peluang sendiri untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan cara memanfaatkan kemampuan dan hobi yang kita miliki.

Coba cari, apa hobi kita yang bisa diubah menjadi bisnis yang menguntungkan di masa pandemi virus corona ini?

Sedikit cerita pengalaman saya. Awalnya saya memikirkan bagaimana mencari pekerjaan sampingan yang mungkin bisa dilakukan dari rumah untuk mengisi nafas dompet yang sekian lama mati disebabkan perkuliahan libur dan uang jajan juga ikut diliburkan.

Saya suka memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai untuk membuat sesuatu yang bisa dipakai sehari-hari. Itupun untuk mengisi waktu kosong saja, supaya tidak bosan liburan dihabiskan hanya dengan tidur saja. Seperti kain-kain sisa yang sudah tak terpakai, kemudian saya otak-atik menjadi baju untuk barbie, hiasan khimar atau istilah sekarang Bross dan lain sebagainya.

Baca Juga  Belajarlah dari Pohon Kurma

Saya belum pernah berfikir sebelumnya jika kebiasaan ini akan memberikan keuntungan untuk menambah pemasukan dompet. Selanjutnya saya berfikir, Why not? Apa salahnya dicoba. Bahan-bahannya juga mudah saja cukup dengan kain-kain yang ada di rumah dan benang-benang yang warnanya menyesuaikan dengan yang kita inginkan.

Selain membuat kerajinan dari bahan tak terpakai, Hal lain seperti mengisi waktu kosong untuk berbisnis online. Saat kegiatan di luar rumah dibatasi akibat wabah corona, tentunya pekerjaan yang bisa kita lakukan pun juga jadi sangat terbatas. Pekerjaan yang bisa dilakukan umumnya adalah pekerjaan yang berbasis online, salah satunya mengelola bisnis online shop.

Di situs online saya bisa menjual produk fashion seperti: Pakaian, tas, sepatu hingga aksesoris.

Fashion adalah produk yang paling banyak dicari orang saat berbelanja online. Saat lagi dirumah aja kita bisa membuka dan mengelola bisnis online shop kita sendiri. Saat ini untuk membuat online shop tidak sulit, ada banyak marketplace seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak yang bisa kita manfaatkan untuk menjual produk.

Selain memanfaatkan marketplace, kita juga dimudahkan dengan media sosial seperti Instagram dan Facebook. Unggah produk jualan ke sosial media lalu share ke teman-teman kita, atau jika punya modal kita bisa mengiklankannya.

Kebutuhan pokok selama pandemi virus corona ini akan tetap ada meskipun kita dibatasi untuk bergerak bebas keluar.Di sinilah, kita bisa mencuri peluang untuk mencari penghasilan tambahan. Kalau kita ada modal, kita bisa kulakan berbagai kebutuhan pokok–bahan makanan, hingga kebutuhan rumah tangga lainnya (sabun, detergen, dan sebagainya), dan kemudian bisa kita jual kembali secara online.

Tentu saja, kita harus menyediakan jasa layanan antar. Percuma juga, kalau pelangganmu diminta untuk mengambil sendiri barang belanjaan mereka.Atau, kalau kamu belum punya modal, kamu bisa buka jastip (Jasa Titip). Misalnya, untuk orang sekompleks rumahmu, kamu menyediakan jasa belanja. Kayak personal shopper gitu, tetapi khusus untuk kebutuhan pokok mereka. Kamu tinggal belanja sesuai pesanan saja kan?.

Baca Juga  How To Make More Travel By Doing Less

Atau mungkin kita juga bisa menawarkan diri untuk menjadi kurir bagi toko-toko atau bisnis-bisnis yang sekarang harus jualan secara online, sebagai alternatif mendapatkan penghasilan tambahan. Mungkin ada yang kurang nyaman kalau dikirim dengan jasa online maka mereka bisa menyewa jasamu. Pastikan nomor handphone kamu selalu aktif, sehingga sewaktu-waktu bisa dipanggil untuk mengantarkan barang.

Tetap produktif selama liburan. Musim liburan bukan berarti kita harus bermalas-malasan saja, tapi kita bisa membuatnya lebih dari sekedar masa yang santai.

Editor: Dhima Wahyu Sejati

Avatar
5 posts

About author
Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an dan Sains Al-Ishlah (STIQSI) Sendangagung Paciran Lamongan
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds