Perspektif

Tanggapan untuk Sdr Nadirsyah Hosen

1 Mins read

Tulisan yang didesain Sdr Dr. Nadirsyah Hosen itu dengan sangat bagus telah menggambarkan bagaimana rasa lebaran yang berbeda itu direspons dalam arasy psikologi sosial yang mengalaminya. Izinkan saya untuk menuliskan empat tanggapan penting sebagai berikut:

Pertama, kaedah fikhiyah yang disajikan Sdr. Nadirsyah Hosen itu belum lengkap. Itu masih kurang dua kata. Satu kata diantaranya sangat penting setidaknya dalam perspektif Sdr. Nadirsyah. Mestinya kaedah fikhiyah itu dituliskan dengan kalimat hukmul hakimi ilzamun wa yarfa’ul khilafa. Putusan pemerintah itu mengikat dan menghilangkan perbedaan.

Kedua, kaedah itu harus dibaca secara keseluruhan. Dalam konteks negara yang berlandaskan hukum putusan pemerintah itu mengikat manakala seluruh perbedaan pendapat  dan tafsir terhadap model pengunaan cara lahirnya hilal itu disantuni oleh pemerintah dalam satu aturan yang adil untuk semua.

Ketiga, tidak semua ulama sepakat dengan penggunaan kaedah  tersebut di atas. Mazhab Maliki tidak sepakat pemerintah ngatur urusan ibadah warganya. Karena itu, Mazhab Maliki berpandangan kaedah di atas tidak berlaku untuk urusan ibadah.

Keempat, ketika pemerintah belum dapat menyantuni perbedaan pendapat warganya dalam satu undang undang yang mengikat maka pemerintah wajib mewadahi perbedaan itu sebagai bagian dari hak warga negara yang dihargai undang undang dasar 1945.

Dalam bahasa Khalifah Umar bin Abdul Aziz, “…biarkan perbedaan pendapat itu terjadi. Saya mengambil manfaat mana yang paling mungkin saya gunakan…”. Karena itu ketika perbedaan pendapat itu belum diikat dalam satu aturan yang menggembirakan semua kewajiban pemerintah adalah menyantuni perbedaan itu. Itulah maslahat buat semua.

Sebab itu, untuk saat ini kaedah yang mengedepan bukan kaedah di atas. Kaedah yang digunakan adalah tasharruful imaami ‘alarra’iyati manuthun bil mashlahati. Tugas pemerintah adalah memberikan kemaslahatan yang sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyatnya.

Baca Juga  Mengapa Manusia Diciptakan Beragam?

Wallahu A’lam.

Editor: Soleh

Avatar
15 posts

About author
Alumni Angkatan Pertama Ponpes Darul Arqam Muhammadiyah Garut (1978-1984)
Articles
Related posts
Perspektif

Blue Ecology: Tafsir Kemerdekaan Atas Maritim

5 Mins read
Perayaan kemerdekaan selalu diiringi dengan pernak-pernik kemerdekaan, seperti lomba, karnaval atau event lainya. Tetapi jarang dari kita menganggap kemerdekaan sebagai ruang kontemplatif…
Perspektif

Kebakaran Los Angeles, Azab, dan Hoax

3 Mins read
Dalam tiga hari ini, saya menerima pertanyaan bertubi-tubi tentang kebakaran di tiga district di Los Angeles, Amerika Serikat. Saking banyaknya, sejujurnya hampir…
Perspektif

Moderasi Hilirisasi Haji

3 Mins read
Dalam beberapa tahun terakhir, hilirisasi haji telah menjadi sorotan penting di Indonesia. Berangkat dari visi untuk memberikan pelayanan haji yang berkualitas dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *