Salah satu pembaru Islam dari Eropa adalah Tariq Ramadan. Ia merupakan seorang pemikir Islam modern yang gigih dalam memperjuangkan kebangkitan dan membawa ide pembaruan di dunia Islam. Pemikirannya yang progresif memberi dampak yang signifikan dan memberikan pengaruh yang luas dalam dunia Islam sampai saat ini.
Tariq Ramadan merupakan putra dari Sayyid Ramadan dan Wafa al-Bana yang merupakan putri tertua dari Hasan al-Banna yaitu penggagas Ikhwan al-Muslimin yang didirikan pada tahun 1928. Tariq Ramadan lahir di Swiss, Ganeva pada 26 September 1962. Beliau ini juga merupakan keponakan dari seorang reformis muslim yang liberal, yaitu Gamal al-Banna.
Pendidikan Akademik
Dia mengawali pendidikannya di kota kelahirannya. Sejak kecil, ia sudah tertarik pada filsafat dan sastra. Dalam pendidikan sarjananya, Tariq Ramadan mempelajari falsafah dan kesusasteraan Prancis. Tariq menyelesaikan studi pascasarjananya di filsafat, sastra perancis, dan ilmu sosial di universitas Jenewa dengan judul disertasinya “The Notion of Suffering in Nietzsche’s Philosophy”, kemudian menyelesaikan doktornya dalam bidang studi Islam dan bahasa Arab dengan tesis berjudul “Nietzsche sebagai Sejarawan Filsafat dalam Studi Banding”. Untuk melengkapi beasiswa di bidang agama dan bahasa arab, beliau kuliah di Universitas al-Azhar Mesir.
Cendekiawan Islam Kontemporer
Tariq Ramadan adalah seorang teolog dan cendekiawan Islam Kontemporer. Beliau merupakan professor studi Islam kontemporer di Universitas Oxford, mengajar di dua fakultas Studi Oriental dan Teologi & Agama. Ia juga mengajar filsafat di College of Geneva dan mengajar kajian Islam di Fribourg University.
Selain mengajar di berbagai universitas di Eropa dan berceramah mengenai keislaman, Tariq Ramadan juga aktif dalam berbagai gerakan Islam, termasuk diundang sebagai konsultan masalah keislaman oleh berbagai pemerintah negara Eropa dan persatuan Eropa (E.U). Gagasannya yang paling terkenal memunculkan istilah “European Islam” (Islam Eropa) bukan muslim di Eropa (muslim in Europe).
Beliau juga termasuk dalam 100 tokoh inovator abad 21 (menurut majalah Times) atas kontribusinya dalam dunia Islam di Eropa. Akademisi di Inggris dan Eropa mengakui reputasinya sebagai pakar masalah-masalah Islam yang moderat. Ia juga sudah menulis 20 buku dan sekitar 700 artikel tentang Islam. Tariq Ramadan ini juga mendorong warga muslim minoritas di seluruh Eropa untuk melebur dengan masyarakat Eropa di tempat mereka masing-masing.
Tariq Ramadan terkenal dengan penulisannya yang kritis. Beberapa karya intelektualnya antara lain The Quest for Meaning: Developing a Philosophy of Pluralism; Islam, the West and the Challenges of Modernity; In the Footsteps of the Prophet: Lessons from the Life of Muhammad (saw); dan The Messenger: The Meanings of the Life of Muhammad (saw). Buku buku ini membahas secara mendalam mengenai hubungan Islam dan barat, posisi muslim di Eropa, kebangkitan musim semi Arab, reformasi pemikiran, ijtihad, rekonstruksi fatwa, pembaharuan fiqh, syariat, Sirah Rasulullah Saw dan pemahaman moral etikanya.
Pembaruan Islam Tariq Ramadan
Tariq Ramadan tampil sebagai satu suara yang terdepan dari reformis Islam dan membentuk aspirasi kebebasan yang meluas dan mengesankan. Ia juga merupakan sebagai seorang sarjana dan cendekiawan Islam yang paling menonjol yang berada di garis depan dalam memerangi kaum literalis.
Tariq Ramadan memiliki banyak guru dalam berbagai disiplin ilmu seperti ‘Ulumul Qur’an dan Tafsir, Hadits, Bahasa Arab, Sirah Nabawiyah, dan lain-lain. Beliau berfokus pada dua aktivitas sosialnya yang langsung terhubung dengan masyarakat bawah, yang pertama adalah mendirikan Gerakan Globalisasi Alternatif (The Alter Globalization Movement) yang merupakan pembekuan gerakan anti globalisasi karena globalisasi versi penguasa sifatnya merusak.
Ia menawarkan format globalisasi yang berlandaskan pembangunan berkelanjutan berdasarkan pengalamannya setelah berkeliling di Afrika, Amerika Selatan, dan negara-negara miskin lainnya untuk mewujudkan gerakannya ini.
Sedangkan kegiatan yang kedua, yaitu membina generasi baru sebagai bekal pemimpin muslim di seluruh Eropa. Kegiatan ini sebagai sarana bertukar pikiran dan menyusun langkah-langkah kongkrit untuk memperkuat wajah muslim di Eropa.
Umat Islam baik di Timur dan Barat sangat membutuhkan fiqh kontemporer. Dalam salah satu karyanya yang berjudul Pembaharuan Radikal (Radical Reform) Tariq Ramadan menuangkan pemikirannya. Dalam bukunya tersebut, ia membedakan antara yang tetap (The Immutable, ath-Thabit) dan yang berubah (the changing, al-mutagayyir).
Selain itu, terdapat pemikiran Tariq Ramadan tentang budaya. Menurutnya, budaya sebagian umat Islam masih tertutup untuk menerima budaya lain terutama budaya yang datang dari Eropa. Padahal, berhasil atau tidaknya sebuah budaya terletak pada apakah budaya tersebut tertutup atau terbuka untuk menerima unsur unsur dari budaya lain. Beliau meyakini bahwa dengan semangat keterbukaan umat Islam akan lebih dapat menangkap ajaran-ajaran Islam yang bersifat universal.
Referensi
Amir, A. N., & ini bertujuan mengetengahkan pemikiran Tariq, T. TARIQ RAMADAN DAN FAHAM BUDAYA ISLAM YANG TOLERAN DAN INKLUSIF.
Junedi, J. Pemikiran Tariq Ramadan dan Islam di Swiss.
Makmun, M. (2018). Melacak Pemikiran Hukum Tariq Ramadan. Madinah: Jurnal Studi Islam, 5(1), 16-28.
Zeinudin, M. (2011). Minoritas Muslim Di Barat (Studi atas Pemikiran Tariq Ramadan). ESENSIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 12(1), 63-78.
Editor: Soleh