Berikut ini adalah contoh teks khutbah Idul Fitri yang dapat dipakai untuk memberikan khutbah Idul Fitri di masjid- masjid dan di lapangan. Tema yang dimuat dalam teks khutbah Idul Fitri ini adalah tentang Memetik Manisnya Buah Ramadhan sebagaimana yang tertulis di judul khutbah.
Teks Khutbah Idul Fitri
الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ، وَالعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ، نَبِيِّنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ. قآَلَ اَللهُ تَعَآلَي فِى ا لْقُرْآنِ الْكَرِيم. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ، وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. اَمَا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله، اُوْصِيكُمْ عِبَادَ اللهِ، وَاِيآيَ بِتَقْوَي اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ
اَللَّهُ اَكْبَر اَللَّهُ اَكْبَرْ ـ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ اَللَّهُ اَكْبَرْ ـ اَللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’assiral Muslimin, Sidang Shalat ‘Id Rahimakumullah
Pertama dan yang paling utama, marilah kita mengucapkan syukur Alhamdulillah, karena atas nikmat dan karunia-Nyalah, hari ini di hari yang penuh kebahagiaan ini ini kita masih diberi nafas kehidupan untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Shalawat dan salam, marilah senantiasa kita curahkan kepada Nabi Muhammad saw. Nabi akhir zaman, penerang kegelapan dan pembangun peradaban.
Jamaah Shalat Idul Fitri yang Berbahagia
Sebulan penuh kita ditempa oleh Ramadhan. Dengan seluruh rangkaian ibadah yang mengiringinya, seperti tadarus dan tadabur Al-Qur’an, shalat malam, sadaqah, majelis ilmu, dan puncaknya adalah zakat fitrah yang kemudian dilanjutkan shalat idul fitri, hendaknya Ramadhan mampu merubah diri bertransformasi menjadi pribadi baru. Pribadi yang bersih dari debu. Debu keserakahan. Debu keangkuhan. Debu kesombongan. Debu keduniawian. Sehingga kembali menjadi pribadi yang suci sebagaimana makna dari idul fitri.
Ibarat karantina yang disebabkan infeksi virus Covid-19, Ramadhan adalah karantina ruhani terbaik setelah sebelas bulan lamanya kita terinfeksi dan berjibaku dengan virus duniawi. Benar bahwa Ramadhan telah pergi. Namun semangat dan nilai-nilai yang telah diajarkan oleh madrasah Ramadhan hendaknya mampu mengawal dan menjaga diri mengarungi sebelas bulan kedepan yang telah menanti.
Dengan membawa nilai-nilai Ramadhan dalam kehidupan sehari-hari, niscaya kita akan selamat dari nafsu dunia. Sebagaimana makna syawal yang berarti meningkat, yakni meningkat amal-amal shalihnya, bukan sebaliknya menurun, apa lagi hilang dan sirna.
اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Jamaah Shalat Idul Fitri Rahimakumullah
Ladang Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah ladang tempat menanam benih kebaikan. Buahnya dipetik dan dirasakan pasca Ramadhan. Siapa yang sungguh-sungguh dalam menanam benih kebaikan selama Ramadhan, niscaya ia pasti akan memetik hasilnya. Benih yang ditanam selama Ramadhan adalah pembiasaan amal shalih yang menuntun pelaku puasa kepada derajat taqwa. Sebagai tujuan dari puasa Ramadhan la’allakum tattaquun. Taqwa inilah yang dapat mendatangkan maghfirah (ampunan) dari Allah SWT. Maghfirah adalah lampu hijau yang menandakan bahwa seorang muslim akan dijamin bebas dan haram tersentuh api neraka. Seraya berjalan melenggang, lurus, selamat hingga ke surga.
Sebab itu, selama Ramadhan kita sering mendengar dan memanjatkan doa allahumma ajirnii minannaar (ya Allah, lindungilah aku dari api neraka), wa a’udzubika minnaar (dan aku berlindung kepadaMu dari api neraka), dan wa qinaa ‘adzaabannaar (dan peliharalah kami dari siksa api neraka). Potongan doa-doa ini menandakan bahwa dijauhkan dari siksa api neraka adalah impian semua orang. Karena tidak satupun dari kita yang mau terjatuh dan terjerumus ke dalam api neraka. Namun sayangnya, tidak semua yang menanam mampu memetik hasilnya. Sebab itu, doa yang dipanjatkan semestinya juga harus selaras dengan usaha yang dilakukan.
Di luar sana, betapa banyak para pelaku puasa yang hanya sekedar mendapatkan rasa lapar dan dahaga semata. Mereka adalah golongan orang-orang yang puasanya merugi dan sia-sia.
Nabi SAW Bersabda:
رُبَّ صَاىِٔمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الْجُوْعُ وَالْعَطَشُ
“Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. Ibnu Majah No.1690)
Sehingga ketika Ramadhan telah berlalu, Ramadhan tidak meninggalkan bekas apapun bagi dirinya. Ramadhan tidak mampu menempanya menjadi pribadi paripurna dengan gelar taqwa. Bagi golongan ini, Ramadhan taubahnya hanyalah rutinitas tahunan semata.
Namun demikian, banyak pula pelaku puasa yang juga sukses dan berjaya. Mereka adalah golongan orang-orang yang mampu mencapai derajat taqwa sebagaimana tujuan puasa (la’allakum tattaquun). Derajat taqwa inilah yang mengantarkan mereka kepada maghfirah dari Tuhannya. Dengan maghfirah inilah mereka dijamin selamat dari siksa api neraka.
اَللهُ اَكْبَرُاللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Jamaah Shalat Idul Fitri yang Berbahagia
Buah Ramadhan
Bagaimana caranya mengetahui golongan orang-orang yang sukses puasanya, hingga mampu mencapai derajat taqwa dan mendapatkan maghfirah serta selamat dari api neraka? Untuk menjawab pertanyaan ini mari kita tengok sejenak hadis nabi yang diriwayatkan oleh Ath-Tirmidzi dan Ibnu Hibban. Suatu ketika Rasulullah bertanya kepada para sahabatnya, “Maukah kalian aku tunjukkan orang yang haram disentuh api neraka?” Para sahabat menjawab, “Mau, wahai Rasulullah”, Beliau menjawab “orang yang Hayyin, Layyin, Qarib dan Sahl”.
Inilah yang dimaksud buah Ramadhan, yaitu lahirnya sifat Hayyin, Layyin Qarib dan Sahl. Pertama, sifat hayyin. Hayyin adalah orang yang memiliki ketenangan baik lahir maupun batin. Orang yang memiliki sifat hayyin sangat menenangkan dan meneduhkan. Orang yang memiliki sifat hayyin pandai mengontrol pikiran, hati dan sikapnya. Sehingga orang ini tidak mudah marah, tidak gampang tersulut emosinya.
Ciri orang yang memiliki sifat hayyin adalah mereka tidak suka memaki dan tidak mudah melaknat. Tidak menghakimi dan tidak mudah melabeli orang lain sesat. Orang yang memiliki sifat hayyin tidak akan mudah menyakiti orang lain, baik dalam bentuk perkataan maupun perbuatan. Tentu, sifat hayyin lahir dari hati yang tenang dan tentram. Hati yang tenang dan tenteram lahir dari pancaran iman. Semakin bagus iman seseorang, maka ia semakin tenang.
Kedua, sifat layyin. Layyin adalah orang yang lemah lembut dan santun, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Orang yang memiliki sifat layyin perkataan dan perbuatannya tidak akan melukai, memojokkan, apa lagi mempermalukan orang lain. Hari ini, betapa banyak kita saksikan orang mudah sekali menyakiti, memojokkan, dan mempermalukan orang lain, bahkan hal tersebut dilakukan di depan umum.
Ciri khas orang yang memiliki sifat layyin adalah dia tidak suka memaksakan pendapatnya kepada orang lain. Dia tidak menganggap dirinya sendiri yang paling benar. Orang ini sangat menghormati perbedaan. Selama ini betapa kita sering menjumpai orang-orang yang selalu menganggap dirinya paling benar sendiri dan dengan mudah menyalahkan orang lain yang berbeda dengan dirinya. Orang-orang ini mudah sekali berselisih dan bertengkar hanya karena perbedaan.
Rasulullah SAW adalah pribadi yang memiliki sifat layyin. Allah SWT berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal. (QS. Ali Imran [3]: 159).
Pribadi yang lemah lembut dan santun yang dicontohkan Rasulullah ini harus kita tiru. Jika ia orang tua, maka dia akan mendidik anak-anaknya dengan lemah lembut, penuh kasih sayang. Jika ia seorang anak, maka ia menjelma menjadi anak yang shalih dan sangat berbakti kepada orang tuanya. Jika ia seorang guru, dosen atau pendakwah, dia tidak akan mudah menyalahkan, apalagi mengkafir-kafirkan orang. Jika ia seorang pemimpin, maka ia tidak akan mudah mempermalukan rakyatnya dengan melakukan korupsi. Jika ia sebagai rakyat, maka kritik kepada pemimpinnya dilayangkan dengan santun.
Bayangkan jika para pemimpin dan rakyat di negeri ini memiliki sifat layyin, mereka saling mengedepankan akhlak karimah satu sama lain. Maka Indonesia akan menjadi negeri yang aman dan damai. Negeri yang menjadi panutan negara-negara di dunia karena tidak ada konflik apa lagi peperangan di dalamnya.
Ketiga, lahirnya sifat qarib. Orang yang punya sifat qarib memiliki pribadi yang hangat, akrab, supel, mudah bergaul dan tentunya sangat menyenangkan. Sebab itu, teman yang dekat dan baik disebut dengan sahabat karib. Orang yang memiliki sifat qarib selalu membuat orang lain merasa nyaman berada di dekatnya. Orang yang memiliki sifat qarib tidak akan mudah melukai, menyakiti apalagi menghianati. Ciri lain orang yang memiliki sifat qarib adalah dia ramah ketika diajak bicara. Tidak ketus, tidak tinggi hati dan tidak bermuka masam. Wajah berseri-seri dan selalu menyenangkan untuk dipandang.
Sifat Qarib datang dari perilaku tawadhu atau rendah hati. Dia tidak menuntut orang lain untuk selalu menghormati dirinya, justru sebaliknya dialah yang menghormati orang lain. Dengan sifat tawadhu ini orang lain banyak yang mendekat karena merasa aman dan nyaman berada disampingnya. Sifat qarib inilah yang mendorong lahirnya tali persaudaraan antar sesama. Dengan sifat qarib inilah diharapkan tidak ada lagi permusuhan. Karena sifat qarib adalah sifat yang dapat menghapus dendam. Sehingga terciptalah kerukunan dan kedamaian.
Keempat, lahirnya sifat sahl. Ciri orang yang memiliki sifat sahl adalah orang yang selalu memudahkan urusan orang lain. Tentunya memudahkan dalam hal kebaikan, bukan dalam hal keburukan. Orang yang memiliki sifat sahl tidak akan mempersulit urusan orang lain. Merekalah orang-orang yang mudah dan memudahkan, tidak sulit dan tidak berbelit-belit. Orang yang memiliki sifat sahl selalu memberikan solusi terhadap suatu permasalahan yang dihadapi orang lain. Hatinya mudah tergerak untuk membantu orang lain yang membutuhkan pertolongan. Merekalah orang-orang yang memiliki sikap simpati dan empati.
Saking pentingnya sifat sahl ini, sampai-sampai Rasulullah mengingatkan dalam sabdanya: “Barangsiapa yang melepaskan satu kesusahan seorang mukmin, pasti Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan pada hari kiamat. Barang siapa yang menjadikan mudah urusan orang lain, pasti Allah akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, pasti Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah senantiasa menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu suka menolong saudaranya”. (HR. Muslim).
Inilah yang dimaksud dengan buah yang dipetik pasca Ramadhan, yaitu lahirnya akhlak Ramadhan berupa sifat Hayyin, Layyin, Qarib, dan Sahl bagi para pelaku puasa.
Buah-buah manis inilah yang hendaknya tumbuh subur pada diri kita yang telah menjalankan puasa sebulan penuh lamanya. Buah Ramadhan inilah yang akan membawa perubahan menuju Indonesia berkemajuan.
Demikianlah khutbah idul fitri yang dapat kami sampaikan, semoga ada manfaatnya, kurang dan lebihnya mohon maaf. Marilah kita tutup khutbah ini dengan berdoa:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٌ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
اَلّلَهُمَّ اغْفِرْلِلْمُسِلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
اَلَّلهُمَّ تَقَبَّلْ مِنّآ صَلاَتَنا َوَجَمِيعَ عِبآدَتِنآ بِرِضآكَ وَفَضْلِكَ الْكَرِيْم وَتُبْ عَلَيْنآ إِنَّكَ أَنْتَ تَوَابُ الرَّحِيْمُ
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
رَبَّنَآ أَتِنَآ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَآ عَذَابَ النَّار
سُبْحَانَ رَبكَ رَبّ الْعِزَةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمُ عَلىَ الْمُرْسَلِيْن وَالحَمْدُ ِللهِ رَبّ ِاْلعآلَمِيْنَ
Demikianlah teks khutbah idul fitri kali ini. Adapun teks khutbah idul fitri yang lain bisa kalian akses di sini.
Editor: Soleh