Khutbah

Teks Khutbah Idul Fitri: Peran Alumni Ramadhan Mempertahankan Keutuhan Keluarga

7 Mins read

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى أٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالاَهُ أَمَّابَعْدُ؛

فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تَقْوَاهُ كَمَا قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah …

Marilah kita semua terus bersyukur atas segala nikmat yang Allah limpahkan kepada kita semua. Nikmat yang terus tercurahkan yang entah kapan berakhirnya, nikmat yang begitu banyak yang tidak satupun hamba yang mampu menghitung berapa jumlahnya. Nikmat yang  paling mahal sehingga tak satupun orang yang mampu membayarnya.

Segala nikmat yang Allah limpahkan kepada kita semua tersebut, akhirnya dipagi yang cerah ini kita dapat berkumpul bersama dalam suasana penuh keceriaan, kebahagiaan dan penuh suka cita menyambut hari raya Idul Fitri 1444 H.

Setelah sebulan penuh kita melaksanakan puasa Ramadhan, maka di pagi hari ini kita menyambut dengan tak henti-hentinya mengumandangkan takbir, tahmid, tahlil sebagai ungkapan kemenangan sekaligus kesyukuran.

Salam dan shalawat kita sanjungkan kepada Nabi tauladan sepanjang zaman, Rasulullah Sallalahu Alaihi Wassalam, semoga shalawat kita, kelak bisa menjadi asbab di akhirat, sehingga kita dapat mendapatkan syafaat dan menjadi ahli surga bersama baginda Rasulullah dan para sahabatnya.

Bertakwa kita semua kepada Allah Subhana Wata’ala dengan sebenar-benarnya takwa. Ukuran terbaik seorang hamba disisi Allah adalah terukur sejauh mana tingkat ketakwaannya, sebagaimana firman-Nya:

إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ

Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.” (QS. Al Hujurat: 13)

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah …

Salah satu ibadah yang paling mulia yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala kepada kita setiap hambanya adalah menikah. Menikah merupakan salah satu sunnah yang sangat dianjurkan oleh baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam untuk segera ditunaikan terutama bagi yang sudah berkemampuan.

Ibadah menikah merupakan salah satu jalan untuk menggapai ridho Allah Subhanahu Wata’ala. Dari ibadah nikah inilah juga dapat menjadi jalan bagi seseorang untuk menggapai kebahagiaan dunia sekaligus juga kebahagiaan akhirat. Di dalamnya banyak pahala dan kebaikan yang dapat diperoleh.

Bagi suami yang bersungguh-sungguh merawat, memberi nafkah, membimbing, dan menjaga istri dan anak-anaknya dengan penuh tanggung jawab tentu bernilai pahala baginya. Demikian pula istri yang menyayangi suaminya, mendidik dan merawat anak-anaknya dengan penuh cinta dan kasih tentu juga merupakan pahala dan jalan untuk menggapai predikat sebagai  wanita yang terbaik.

Sebagaimana nabi berpesan kepada para lelaki bahwa lelaki yang terbaik adalah yang memiliki rasa sayang dan cinta kepada keluarganya, sebagaimana sabda beliau:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى

Sebaik-baik kalian (Para laki-laki) adalah yang berbuat baik kepada keluarganya. Sedangkan aku adalah orang yang  paling berbuat baik pada keluargaku” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Sebagaimana juga Nabi pernah ditanya tentang siapakah wanita terbaik, beliau menjawab:

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu wanita yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai dan Ahmad)

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Baca Juga  BULETIN JUMAT: Toleransi adalah Budaya Kita

Ma’asyiral muslimin rahimanii wa rahimakumullah …

Bagi setiap pasangan yang telah mengikat cinta kasih ketika peristiwa sakral akad nikah, tentu merindukan keluarga yang penuh kebahagiaan. Berbagai macam ucapan selamat dan doa tersampaikan oleh setiap tamu undangan ketika pesta pernikahan, dengan harapan semoga dapat menjadi keluarga yang bahagia, mawaddah, warahmah, hingga menggapai sakinah.

Namun faktanya tidak semua mampu menggapai impian indah menjadi keluarga bahagia. Data pada tahun 2022 tidak kurang dari 516 ribu pasangan suami istri tidak mempu mempertahankan mahligai rumahtangganya sehingga harus berakhir dengan perceraian. Mereka telah mengikari janji suci yang telah mereka ikrarkan bersama. Sekaligus juga telah menghianati setiap doa para tamu yang telah memberikan doa yang tulus ketika mereka melangsungkan pesta pernikahan.

Tentu angka perceraian ini sangat fantastis karena bila dirangking, kita berada di angka tertinggi ketiga di dunia setelah Cina (sekitar 3 juta perceraian setiap tahun ) dan India (1,36 juta). Faktor penyebab yang melatarbelakangi terjadinya perceraian memiliki banyak ragam mulai dari kekurangan ilmu berumah tangga, masalah ekonomi, ketidaksiapan mental, ketidak-matangan emosional, pertengkaran yang tiada habisnya, ketidak-cocokan hingga perselingkuhan.

Akibat angka perceraian yang begitu tinggi akhirnya memunculkan masalah baru. Makin banyaknya angka duda maupun janda serta anak yang terlantar dan tidak ter-urus secara baik. Pastinya tentu korban utama dari perceraian tersebut adalah anak. Mereka terpaksa menerima kenyataan pahit dengan tumbuh berkembang dengan tidak normal.

Sebagaimana kehidupan keluarga pada umumnya yang memiliki ayah dan ibu yang hidup saling bersama. Fungsi keluarga sebagai lembaga yang diharapkan mampu melahirkan dan mencetak generasi hebat dan cerdas terancam sirna bahkan justru bisa berubah menjadi malapetaka.

Maka pantaslah Allah sangat membenci perbuatan cerai ini, sebagaimana Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam sabdakan:

أَبْغَضُ الْحَلاَلِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى الطَّلاَقُ

Perbuatan halal yang dibenci oleh Allah Ta’ala adalah talak (cerai).” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Hadirin, Jamaah sholat idul fitri yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu Wata’ala

Alhamdulillah kita telah menunaikan puasa Ramadhan sebulan penuh. Puasa telah mengajarkan kita banyak pelajaran terutama dalam pelajaran hidup dan kehidupan. Puasa Ramadhan memberikan pelajaran hikmah yang terkandung yang dapat kita aktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak terkecuali bagaimana puasa telah memberikan banyak pendidikan terutama dalam hal kehidupan berumah tangga. Pesan pendidikan puasa bagaimana mempertahankan keutuhan keluarga mesti dapat kita gali, kemudian renungkan yang akhirnya kita dapat memperoleh banyak manfaat dan kebaikan. Pendidikan tersebut di antaranya adalah:

Pertama, Melatih untuk bersabar. Salah satu kunci sukses dalam menjalankan puasa adalah kesabaran. Hal ini penting adanya, karena ketika menjalankan puasa sangat banyak godaan yang dapat menjadikan puasa kita berkurang nilainya bahkan hilang sama sekali.

Bagi orang yang berpuasa mesti sanggup menahan segala cobaan yang dapat meruntuhkan kualitas puasanya. Jangan sampai berpuasa tidak dapat memperoleh kebaikan apapun kecuali hanya lapar dan haus. Seperti kata Nabi, “Berapa banyak orang yang berpuasa, tidak mendapat pahala puasa kecuali hanya lapar dan hausnya saja” (HR. An-Nasai dan Ibnu Majah).

Demikian pula dalam kehidupan rumah tangga, salah satu kunci sukses untuk menjaga keutuhan keluarga atau rumah tangga adalah memiliki ilmu kesabaran. Setiap diri mesti memahami bahwa dalam berumah tangga akan sering muncul berbagai masalah, karena pada dasarnya tidak ada rumah tangga yang tidak memiliki masalah.

Munculnya masalah dalam rumah tangga adalah sebuah hal yang fitrawi, yang terpenting adalah bagaimana kita mampu menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah lain. Terpenting juga dipahami bahwa apapun masalah yang Allah berikan kepada kita, yakinlah semua pasti ada jalan keluarnya. Selama kita mau berikhtiar dan bersabar dalam menjalaninya.

Kemudian mesti diyakini bahwa Allah yang berikan kita masalah pasti sesuai kadar dan kemampuan kita untuk memikulnya. Mustahil Allah memberikan beban masalah kepada hambanya di luar batas kemampuannya. Sebagaimana janji-Nya:

 لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (QS. Al Baqarah :286)

Baca Juga  Khutbah Idul Fitri: Terlahir Kembali Menjadi Manusia Baru

Bersabar di dalam setiap menghadapi cobaan dalam kehidupan rumah tangga adalah kunci sukses dalam mewujudkan keluarga bahagia. Allah menjanjikan bagi orang-orang yang bersabar akan diberikan jalan keluar dalam setiap masalahnya. Bukankah kekasih Allah adalah orang-orang yang bersabar, Innallaha ma’ashobirin (Sesungguhnya Allah bersama orang sabar). Ketika kita punya masalah dan kita dekatkan diri dan pasrahkan kepada Allah dengan ketulusan serta kesabaran, maka yakinlah semua masalah akan terselesaikan dengan baik.

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Hadirin, Jamaah sholat idul fitri yang berbahagia

Kedua, Memiliki sikap Komitmen. Ketika kita menjalankan ibadah puasa, satu hal yang mesti dimiliki adalah sikap komitmen untuk menjadikan puasa kita menjadi puasa yang terbaik. Untuk itu, komitmen ini mesti dijaga terus. Mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari. Komitmen untuk bertahan dari berbagai godaan, komitmen untuk setia meskipun banyak rintangan yang terkadang datang dari diri maupun dari luar yang dapat merusak nilai dan kualitas puasa.

Apabila komitmen mengikuti segala aturan puasa yang telah Allah dan Rasul tetapkan, maka bisa menjadi jaminan puasa kita termasuk puasa yang kelak akan dapat menghantarkan kita menggapai derajat golongan orang-orang yang bertakwa.

Demikian pula di dalam bingkai rumah tangga, membutuhkan komitmen bersama dengan pasangan. Mewujudkan keluarga yang bahagia di dunia hingga akhirat mesti menjadi visi setiap keluarga muslim yang telah membangun mahligai rumah tangga.

Untuk menggapai visi keluarga bahagia tersebut tidaklah mudah, akan banyak ditemui rintangan; duri, kerikil yang terkadang menjadi penghalang. Rumput tetangga lebih hijau, lebih glowing, lebih mempesona, lebih kaya, lebih hebat, lebih cantik, lebih ganteng dan segelintir godaan yang selalu hadir dalam kehidupan rumah tangga. Terkadang godaan dan rintangan seperti ini banyak yang menjadikan rumah tangga jadi goyah,  karam dan akhirnya berakhir dengan perceraian. 

Namun bagi pasangan yang sudah dan tetap komitmen serta selalu kompak, maka sebesar apapun halangan dan godaan semua akan dapat terlewatkan. Dan yang terpenting bagaimana dalam menghadapi masalah senantiasa memohon kepada Allah untuk dapat diberikan petunjuk dan jalan keluar dari setiap halangan yang dihadapi. Karena bagi setiap hamba yang mempasrahkan segala rintangan dan masalahnya kepada Allah, maka Allah lah yang akan memberikan jalan keluarnya. Sebagaimana janji-Nya:

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (QS. At Thalaq : 2)

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Hadirin, Jamaah sholat idul fitri yang dimuliakan oleh Allah

Ketiga, Kebersamaan. Bulan puasa telah mengajarkan banyak moment untuk selalu bersama. Puasa bersama, sahur bersama, buka bersama, sholat ke masjid menunaikan wajib dan sunnah secara bersama, hingga berakhir dengan lebaran yang penuh dengan kebersamaan. Intinya, di bulan Ramadhan dipenuhi dengan banyak kebersamaan. Dari kebersamaan inilah, suasana puasa terasa lebih nikmat dan memiliki banyak makna.

Dalam berumah tangga kebersamaan merupakan salah satu kunci untuk memperoleh kebahagiaan. Sering bersama pasangan akan menguatkan rasa cita dan kasih antar sesama. Kedekatan dan kemesraan istri kepada suami selama Ramadhan mesti terus dilanjutkan di hari-hari setelah Ramadhan.

Kebersamaan dan kemesraan antar pasangan ini akan menimbulkan energi yang kuat hingga dapat menangkal berbagai godaan-godaan yang dapat merusak rumah tangga. Suami yang senantiasa mendapatkan palayanan, perhatian dan kemesraan penuh dari istri, maka akan sulit untuk ia melirik wanita lain.

Faktanya salah satu penyebab terjadinya banyak perselingkuhan adalah akibat tidak mesranya lagi hubungan antara suami dan istri. Kemesraan justru didapatkan dengan wanita atau pria lain. Ini tentu sangat berbahaya bagi kelangsungan kehidupan berumah tangga. Maka energi kebersamaan ini mesti selalu dipelihara dan dijaga dalam kehidupan sehari-hari meskipun kelak Ramadhan sudah tidak bersama lagi.

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Hadirin, Jamaah sholat idul fitri yang dimuliakan oleh Allah

Keempat, Berdoa. Salah satu hal yang diutamakan ketika kita berpuasa adalah untuk banyak berdoa. Memperbanyak doa di bulan Ramadhan bagi orang yang berpuasa sangatlah dianjurkan. Karena doanya orang yang berpuasa merupakan doa yang mudah Allah kabulkan dan masuk kategori golongan doa yang tidak tertolak. Sebagaimana hadis nabi mengatakan:

Baca Juga  Buletin Jumat: Momen Syawalan Perekat Persaudaran

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad)

Dalam rangka menjaga keutuhan rumah tangga, satu hal yang terpenting untuk selalu dilazimkan oleh setiap pasangan adalah berdoa. Doa merupakan senjata yang sangat ampuh untuk menguatkan dan mempertahankan keutuhan keluarga/bahtera rumah tangga. Doa suami kepada istri dan doa istri kepada suami yang selalu terpanjatkan tentu merupakan energi yang dahsyat untuk menjadikan rumah tangga selalu langgeng dan bahagia.

Ketika suami keluar rumah atau berangkat bekerja mencari nafkah, istri di rumah dengan penuh kekhusyuan mendoakan suami agar dapat membawa rezeki yang halal bagi keluarga, dijauhi dari berbagai bala’, musibah, godaan yang dapat merusak diri dan keluarga serta dilancarkan segala urusan. Demikian pula sebaliknya, suami senantiasa mendoakan istri dan anak-anaknya agar senantiasa mendapatkan perlindungan, inayah, dan maunah dari Allah Subhanahu Wata’ala .

Berikut salah satu doa yang dianjurkan untuk senantiasa dipanjatkan oleh setiap pasangan;

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Furqan: 74)

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Hadirin, Jamaah sholat idul fitri yang dimuliakan oleh Allah

Kita yang hadir di sholat Idul fitri 1444 H hari ini tentu semua merupakan para alumni Ramadhan. Kita semua mempunyai tanggung jawab bagaimana dapat mengimplementasikan pesan pendidikan Ramadhan dalam kehidupan berkeluarga. Sehingga keluarga betul-betul dapat hadir sebagai suatu yang paling berharga, paling indah dan penuh makna, sebagaimana sepotong syair yang mengatakan begini;

Harta yang paling berharga adalah keluarga, Istana yang paling indah adalah keluarga, Puisi yang paling bermakna adalah keluarga, dan Mutiara tiada tara adalah keluarga.

Akhirnya, semoga dengan sedikit risalah khutbah ini dapat memberikan kesadaran dan keinginan bersama untuk mewujudkan keluarga kita menjadi keluarga yang penuh kebahagiaan. Bahagia yang dapat menembus dua dimensi, yaitu kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat.

Di akhir khutbah ini, khotib mengajak diri sendiri dan kepada jamaah sekalian untuk berdoa kepada Allah Subhana Wata’ala. Semoga segala doa yang kita panjatkan diijabah disisi-Nya.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ أَرْشَدَكُمُ اللهُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ، أَمَّا بَعْدُ؛

قَالَ تَعَالَى: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ ،  إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ, رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ, رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَاْرحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُونَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ ءَامَنُوْا رَبَّنَآ إِنَّكَ رَءُوفُ رَّحِيْمٌ، رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ, وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ, وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Editor: Soleh

Furqan Mawardi
17 posts

About author
Dosen Universitas Muhammadiyah Mamuju, Pengasuh Pondok MBS At-Tanwir Muhammadiyah Mamuju
Articles
Related posts
Khutbah

Khutbah Idul Adha 1445H: Kurban dan Pengorbanan

5 Mins read
ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُ إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ…
Khutbah

Teks Khutbah Idul Adha: Falsafah Ibadah Kurban

6 Mins read
أَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَاكَاتُهُ اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ  يَهْدِهِ اللَّهُ…
Khutbah

Khutbah Idul Adha 1445H: Idul Kurban Tonggak Peradaban Berkemajuan

7 Mins read
أَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَاكَاتُهُ إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ  يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَمُضِلَ…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds