Perspektif

Ternyata Ada Nabi Perempuan dalam Islam

3 Mins read

Kisah para nabi pada umumnya telah diketahui oleh kaum muslim bahkan sejak kecil, begitu juga yang dialami oleh penulis. Berbagai kisah para nabi disampaikan dalam banyak ragam cara seperti: dongeng, film, buku cerita, drama, nyanyian, dan lainnya.

Bagi anak-anak, biasanya hal menarik dari kisah para nabi tersebut adalah mukjizat yang dialami oleh para nabi. Misalnya Nabi Nuh dengan bahteranya yang selamat dari banjir besar, Nabi Musa yang dapat membelah lautan, Nabi Isa dengan kemampuannya menyembuhkan orang sakit, hingga Nabi Muhammad yang dapat membelah bulan dan naik ke langit ke tujuh, atau juga dengan berbagai kisah luar biasa para nabi lainnya.

Kisah para nabi juga selalu diceritakan pada momen-momen tertentu seperti hari raya Iduladha. Tak sedikit mimbar-mimbar khutbah yang menjadikan kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagai bahan khutbah tahunan untuk selalu disampaikan kepada jamaah. Berbagai peringatan hari besar Islam juga tidak dapat dipisahkan dari kisah para Nabi.

Berbagai pengalaman mengenal kisah para nabi sejak kecil, tapi pernahkah kita ingin tahu berapa jumlah seluruh nabi yang diutus oleh Allah? Lalu apabila jumlah nabi tersebut dikatakan banyak, apakah seluruhnya ialah seorang laki-laki?

Nabi dalam Islam

Nabi dalam Islam memiliki kedudukan yang mulia. Kata nabi secara etimologis berasal dari bahasa Arab, naba’. Kata tersebut memiliki arrti kabar, warta, berita, ataupun informasi. Secara umum, nabi dipahami sebagai seseorang yang menerima wahyu dari Allah dengan perantaraan malaikat. Tugas nabi diantaranya ialah mewartakan berita baik atau kabar gembira tentang sesuatu yang diridhai oleh Allah serta balasan kebahagiaan di akhirat bagi yang mengikuti dan membawa kabar peringatan atas kesengsaraan bagi yang mengingkari.

Baca Juga  Karakter Tawadhu: Rendah Hati di Hadapan Sang Maha Tinggi

Pengalaman penulis saat masih menempuh pendidikan di SD, biasanya terdapat materi pembelajaran PAI mengenai kenabian. Pada pembelajaran tersebut juga diberikan pengetahuan tentang jumlah nabi yang terdapat dalam Islam. Pada umumnya, dikenalkan jumlah nabi yang perlu diketahui ialah 25 nabi dan dari jumlah tersebut terdapat 5 rasul. Namun, sebagai peserta didik juga diberi pengetahuan bahwa jumlah tersebut hanyalah sebagian saja, secara keseluruhan jumlah nabi ialah sekitar 120.000 dan 313 rasul.

Membahas tentang nabi pada umumnya memang dikaitkan dengan pembahasan rasul. Berbeda dengan nabi, rasul ialah seorang nabi yang membawa hukum (syariat) dan memiliki kewajiban untuk menyampaikan kepada manusia. Selain itu, biasanya dalam materi tentang nabi dan rasul disebutkan bahwa seluruhnya ialah seorang laki-laki. Apakah memang benar demikian? atau adakah nabi dari kalangan perempuan?

Sosok Nabi Perempuan

Pada tahun 2023, penulis sedang menggunakan aplikasi X (saat itu masih Twitter) dan sebuah utas muncul di beranda aplikasi tersebut. Terdapat utas menarik dari akun @syahdaka milik Musyfiqur Rahman, seorang penulis buku dengan judul “Ulama Nahwu Garis Lucu” dan buku berjudul “Seorang Badui kepada Tuhan”. Pada utas tersebut membahas secara singkat pendapat tentang adanya nabi perempuan.

Utas yang ditulis pada 3 April 2023  tersebut menyampaikan bahwa ulama telah menyepakati jika seluruh rasul adalah seorang laki-laki, tetapi pada wilayah nabi terdapat perbedaan pendapat. Salah satu ulama terkemuka, Imam al-Asy’ari pernah menyatakan bahwa terdapat para nabi dari kalangan perempuan.

Sebelum menjelaskan lebih lanjut, pada utas tersebut juga melampirkan sumber pendapat mengenai hal ini dengan menyertakan tangkapan layar dari kitab Fathul Mun’im Syarah Sahih Muslim karya Musa Syahin Lasyin.

Enam Sosok Nabi Perempuan dalam Islam

Berdasarkan sumber kitab tersebut, ulama terkemuka bernama Ibnu Hazm menegaskan, “Terdapat 6 nabi perempuan: Hawa’, Sarah, Hajar, Ibu Musa (Yokabed), Asiyah (Istri Fir’aun), dan Maryam.”

Baca Juga  Bukan Agama yang Membuat Kita Tertinggal

Pada tangkapan layar kitab tersebut juga terdapat penjelasan yang menyatakan bahwa Imam Qurtubi mengatakan jika Maryam ialah seorang nabi perempuan. Beberapa ulama yaitu al-Asy’ari, Ibnu Hazm, dan al-Qurthubi disebutkan dalam utas tersebut sebagai ulama yang memulai pembahasan atau perdebatan mengenai nabi perempuan.

Selanjutnya, pada utas ini juga mencantumkan pendapat tentang nabi perempuan yang bersumber dari Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka. Pada tafsir tersebut Buya Hamka menyatakan, “Kedatangan malaikat Jibril membawa wahyu ini baik ketika Allah menyampaikan ketentuan bahwa Maryam akan diberi putra, atau ketika Jibril datang ketika putra akan lahir menyatakan anak sungai telah sedia dan kurma akan mengeluarkan buah, menyebabkan banyak di antara ulama berpendapat bahwa Maryam ibu Isa al-Masih itu adalah Nabiyah (nabi perempuan). Dan dikatakan juga oleh setengah ulama bahwa ibu Nabi Musa pun adalah seorang nabiyah juga. Karena dia pun peroleh wahyu seketika diperintahkan menghanyutkan putranya (Musa bin Imran) dalam sebuah peti, ke sungai Nil sehingga dipungut oleh Fir’aun.”

Dari utas yang bersumber dari beberapa kitab tersebut, dapat dipahami bahwa salah satu alasan beberapa ulama menyatakan adanya nabi perempuan ialah berdasar atas datangnya malaikat Jibril kepada beberapa perempuan mulia tersebut. Sehingga kedatangan malaikat Jibril yang membawa petunjuk menjadikan beberapa perempuan mulia itu disebut sebagai nabi perempuan oleh beberapa ulama.

Salam sejahtera semoga selalu tercurah untuk Nabi Muhammad, seluruh Nabi dan Rasul, serta orang-orang yang dimuliakan Allah.

Editor: Soleh


Iklan kemitraan Lazismu.org

Kemal Pasha Wijaya
16 posts

About author
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Articles
Related posts
Perspektif

“Quo Vadis Ulil?” (2): Fikih Lingkungan Saja Tidak Cukup!

5 Mins read
Saya masih ingin menanggapi pandangan sahabat saya Ulil Abshar Abdalla yang mengetengahkan gagasan soal “fikih lingkungan” dan dengan keras membedakannya dari “ideologi…
Perspektif

"Quo Vadis Ulil?" (1): Kritik Pandangan Ulil Abshar Abdalla tentang Lingkungan

11 Mins read
Ulil Abshar Abdalla, sahabat saya, seorang intelektual dan aktivis terkenal di Indonesia, sering kali memberikan pandangan yang kontroversial namun mendalam mengenai berbagai…
Perspektif

Politik Kita Hari Ini: Kurang Pengetahuan, Minim Keteladanan

3 Mins read
Ada dua wacana paling banyak menyita perhatian orang Indonesia sepanjang abad 20. Pertama, wacana negara-bangsa (nation state), di awal atau paruh abad…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds