Siapa yang tidak kenal Pak AR!
Nama lengkapnya Abdul Razak Fakhruddin, tapi ia lebih akrab dipanggil Pak AR saja. Pribadi zuhud dan tawadlu’ yang mungkin amat langka di Muhammadiyah. Tetapi kadang di balik kezuhudan dan ketawadlu’an Pak AR sering mengundang kelakar dan senyuman karena kelugasan dan juga keluguannya. Seperti kisah berikut yang dituturkan oleh Syukriyanto AR, salah seorang putra Pak AR, dalam buku Anekdot dan Kenangan Lepas Tentang Pak AR (2005).
Konon, pada sekitar tahun 1927, tepatnya ketika Pak AR masih kanak-kanak usia Sekolah Dasar (SD), beliau pernah diajak bergabung dalam sebuah tim sepakbola yang diadakan antar kelas di SD Muhammadiyah Pringgen, Kotagede. “Suatu ketika diadakan pertandingan sepakbola antara kelas Pak AR dan kelas lain,” tulis Syukriyanto AR (h. 1). “Pak AR diikutsertakan sebagai salah seorang anggota kesebelasan di kelasnya dan mendapat posisi sebagai kiper (penjaga gawang).”
Singkat cerita, konon pertandingan sepakbola berlangsung sangat seru dan ramai. Masing-masing tim kesebelasan saling serang dan bertahan. Tim kesebelasan Pak AR menyerang secara total, giliran tim lawan menyerang balik, tim kesebalasan Pak AR mundur serentak bertahan. Tetapi apa yang terjadi kemudian?
AR Fakhruddin kecil yang bertugas sebagai penjaga gawang ternyata selalu gagal mengantisipasi setiap tendangan bola yang mengarah ke gawangnya. Seperti dikisahkan Syukriyanto AR, “Boleh dikata, setiap serangan lawan dan tembakan bola tepat mengarah ke gawang Pak AR, bola pasti masuk” (h. 1-2).
Alhasil, pertandingan sepakbola antar kelas di SD Muhammadiyah Pringgen, Kotagede, pada waktu itu berakhir dengan skor 9 : 0 untuk kemenangan lawan. Tim kesebelasan AR Fakhruddin harus menerima kebobolan 9 kali seiring gagalnya penjaga gawang mengantisipasi bola masuk. Malah seakan-akan penjaga gawang memberi jalan kemudahan bagi lawan untuk memasukkan bola ke gawang AR Fakhruddin. Itulah yang membuat tim kesebelasan lawan gembira dan sebaliknya, tim kesebelasan AR Fakhrudin kecewa berat.
Di akhir pertandingan, seorang kawan tim kesebelasan AR Fakhruddin heran dan bertanya, “mengapa ketika bola mengarah ke gawang tidak ditangkap?”
Mau tahu apa jawab AR Fakhrudin yang lugu pada waktu itu?
“Ya, sekali-sekali kita harus membuat gembira lawan. Kemarin kan Pak Guru menceritakan bahwa membuat senang orang lain itu baik,” jawab AR Fakhruddin enteng.
Mendengar jawaban enteng AR Fakhruddin, teman-teman satu tim kesebelasannya tentu jadi geregetan, lalu berteriak: “huu…….”
*) Diadaptasi dari buku Anekdot dan Kenangan Lepas Tentang Pak AR karya Syukriyanto AR (2005).
Editor: Arif