Iblis adalah makhluk yang menginginkan manusia agar terjerumus dalam kesesatan. Ia mengarahkan segala tipu daya kepada manusia untuk memenuhi ambisinya dalam menyesatkan manusia. Dalam menghadapi tipu daya iblis, Allah swt. telah memperingatkan manusia sebagaimana firman-Nya yang berarti:
“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syetan sebagaimana ia telah berhasil mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga.” (QS: Al-A’raf: 27)
Kisah Tipu Daya Iblis yang Membangunkan Mu’awiyah Untuk Shalat
Namun, diceritakan suatu kisah dalam kitab yang berjudul Matsnawi karya Jalaluddin Rumi. Ia menceritakan kisah seorang iblis yang membangunkan Mu’awiyah untuk salat. Ketika itu, Mu’awiyah sedang tidur di dalam kamarnya di sebuah istana.
Kemudian, ia mendengar suara asing yang membuatnya terbangun dari tidurnya. Seketika itu ia membuka matanya dan mendapati iblis yang sedang berada di depannya. Mengetahui hal tersebut, timbullah percakapan diantara keduanya.
Sang Mu’awiyah atau khalifah bertanya, “Mengapa kau membangunkan tidurku, wahai iblis?”
Iblis pun menjawab, “Aku membangunkan tidurmu karena waktu salat telah tiba. Aku khawatir engkau terlambat salat karena tidur.
Mendengar hal tersebut, sang khalifah sangat kaget dan ia melontarkan pertanyaan kepada sang iblis, “Wahai iblis, bukankah tugasmu adalah menyesatkan manusia dan menjerumuskannya dalam kenistaan? Tidak mungkin kau mengatakan kepadaku jalan kebenaran.”
Sang iblis pun menjawab, “Ketahuilah wahai khalifah, aku mengabdi kepada Allah selama 700 tahun meskipun akhirnya aku membangkangnya. Aku membangkangnya bukan mengufurinya, melainkan rasa cemburuku kepada Adam as. Aku masih mencintai-Nya, wahai khalifah.”
Mendengar perkataan tersebut, sang khalifah tidak percaya dan bersikukuh bahwa iblis pasti mempunyai tipu muslihat untuk memperdayainya. Ia menganggap perkataan iblis seperti pemburu yang berlagak halus kepada buruannya dengan tujuan untuk menerkam mangsanya.
Sekali lagi, sang khalifah menyalahkan iblis atas kehancuran umat terdahulu. Seperti umat nabi Nuh, Adam, Luth, Fir’aun, dan kaum lainnya atas perbuatan sang iblis. Iblis pun tak berhenti melontarkan jawabannya karena sang khalifah menyalahkannya.
“Kau sungguh salah besar menganggapku sebagai penyebab kehancuran umat manusia terdahulu. Siapakah aku yang menentukan kejahatan dimuka bumi? Aku hanyalah boneka Allah yang sedang tidak berdaya di hadapan kekuasaan-Nya.” tukas sang iblis dengan penuh keyakinan.
Zikir, Alasan di Balik Muslihat Iblis
Kemudian sang khalifah berdoa kepada Allah, agar dia terlindung dari tipu daya muslihat iblis yang menyesatkan manusia. Selain berdoa kepada Allah, sang khalifah terus mendesak iblis untuk mengemukakan alasan sebenarnya mengapa ia membangunkan dirinya untuk salat.
Tak semudah yang dikira, sang iblis terus memberi alasan sebagai pembenaran atas tindakannya, bahwa hawa nafsulah yang menghancurkan manusia itu sendiri. Sang khalifah tetap tidak mempercayai sang iblis yang seolah-olah ia benar, dan untuk itu, dia mengecamnya dan mendesaknya.
Akhirnya iblis mau mengemukakan alasan sebenarnya. “Baiklah, khalifah, aku akan memberitahumu apa alasanku sebenarnya membangunkanmu untuk salat. Jika engkau tertidur dan kehilangan waktu salat, maka engkau akan menyesal. Penyesalan di dalam dirimu akan membawamu zikir kepada Allah. Zikir yang penuh penyesalan itu lebih kutakuti daripada salatmu. Sebab setiap zikir yang penuh penyesalan, yang kau sampaikan kepada Allah bernilai 200 kali lebih banyak daripada salat atau doa biasa.” jawab sang iblis panjang lebar.
Penyesalan yang Dapat Menambah Keimanan
Itulah alasan mengapa iblis membangunkan sang khalifah untuk bangun agar tidak ketinggalan salat. Dikarenakan, ia tidak mau sang khalifah menyesal dan melakukan zikir. Sebab bila itu dilakukan, rasa takutnya akan lebih besar kepada Allah, dan keimanan sang khalifah akan bertambah.
Semoga kita termasuk orang-orang yang terlindungi dari segala tipu muslihat iblis, aamiin.
Editor: Zahra
Zikirnya apa aja?
ritual agama tidak bisa membawa manusia berdosa ke surga, hanya melalui pertobatan & kepercayaan yang benar yaitu jalan yang lurus melalui nabi ISA Al masih. ameen