Feature

Tuan Guru Bajang Sowan Buya Syafii Maarif

1 Mins read

Gubernur Nusa Tenggara Barat periode 2008-2018, Muhammad Zainul Majdi atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB), pada Sabtu petang, 1 Februari 2020, bersilaturrahmi ke Buya Syafii Maarif di kampung Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Kedatangan TGB disambut hangat oleh Buya Syafii di masjid Nogotirto sekaligus melaksanakan salat Magrib berjama’ah.

“Tuan Guru yang jadi imam,” tegas Buya. Tentu saja Tuan Guru tetap mempersilakan tuan rumah (takmir masjid) untuk menjadi imam karena ia sendiri sebagai tamu. Meskipun akhirnya ia jua yang menjadi imam. Tuan Guru juga tak kuasa menolak ketika Buya secara tiba-tiba mengumumkan di depan jama’ah bahwa Tuan Guru akan menyampaikan ceramah. Tuan Guru pun naik ke mimbar sesuai arahan Buya. 

Dalam ceramahnya, Tuan Guru membahas tentang wawasan lingkungan hidup dengan anjuran memahami tafsir al-Qur’an yang mendalam terkait dengan hubungan antara manusia dan alam semesta. Menurut Tuan Guru, selama ini banyak umat salah paham terhadap diksi khalaqa lakum māfil-ardhi jamīādalam surat Al-Baqarah ayat 29.

Kata “lam” dalam ayat ini (lakum) sering diartikan sebagai lam intifa’(bumi diciptakan untuk kemanfaatan bagi kalian) sehingga lebih didominasi sisi eksploitatifnya saja. Padahal ada tafsiran lain bahwa lamdi sini maksudnya adalah lam i’tibar(untuk diambil pelajaran). Sehingga bumi yang demikian indah ini bisa menjadikan manusia sampai pada pengetahuan tentang Sang Pencipta.

Dengan pemahaman ini, maka konsekuensinya akan menumbuhkan kesadaran bahwa manusia adalah salah satu ciptaan-Nya dengan tugas di antaranya adalah mengelola bumi dan menjaga keseimbangannya, di samping juga mengambil manfaatnya untuk kemaslahatan.

Seusai ceramah, Tuan Guru sungkem sekaligus mendengarkan petuah dari Buya. Kebahagiaan itu terpancar dari raut wajah Tuan Guru karena berjumpa dengan Buya Syafii. Begitu pula sebaliknya, Buya juga tampak bahagia atas kunjungan Tuan Guru. Keduanya tampak asyik bercakap-cakap, sesekali bersenda gurau, hingga azan Isya pun menghentikan percakapan mereka.

Baca Juga  Debat Bermartabat: Fakta, Data, dan Integritas Intelektual

Kedatangan Tuan Guru Bajang ke Yogyakarta pada hari itu adalah karena udangan khusus dari panitia milad SKM (Sinar Kaum Muhammadiyah) Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta untuk acara tablig akbar. Di sela agenda itu, Tuan Guru menyempatkan diri untuk silaturrahmi ke Buya Syafii Maarif di Nogotirto, Sleman. Bagi Tuan Guru, Buya Syafii adalah sosok yang santun, sederhana, bersahaja, dan senantiasa menyemangati.

Erik Tauvani Somae

Related posts
Feature

Belajar dari Kosmopolitan Kesultanan Malaka Pertengahan Abad ke15

2 Mins read
Pada pertengahan abad ke-15, Selat Malaka muncul sebagai pusat perdagangan internasional. Malaka terletak di pantai barat Semenanjung Malaysia, dengan luas wilayah 1.657…
Feature

Jembatan Perdamaian Muslim-Yahudi di Era Krisis Timur Tengah

7 Mins read
Dalam pandangan Islam sesungguhnya terdapat jembatan perdamaian, yakni melalui dialog antar pemeluk agama bukan hal baru dan asing. Dialog antar pemeluk agama…
Feature

Kritik Keras Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi atas Tarekat

3 Mins read
Pada akhir abad ke-19 Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi, seorang ulama Minangkabau dan pemimpin Muslim terpelajar, Imam Besar di Masjidil Haram, Mekah, meluncurkan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds