Feature

Kisah Frederic Kanoute Memeluk Agama Islam

3 Mins read

IBTimes.ID. Setelah gagal menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan sulit dalam keyakinan agamanya, Frederic Kanoute memeluk agama Islam. Dalam agama Islam, Kanoute menemukan jawaban, keseimbangan, dan kedamaian pada tahun 1997. Setelah Kanoute memeluk agama Islam, pemain sepakbola profesional yang pernah merumput di LaLiga (Spanyol) ini semakin taat beribadah.     

Keluarga Non-Muslim

Terlahir sebagai non muslim dengan nama Frederic Oumar Kanoute di Sainte Foy-les-Lyon pada 2 September 1977, sebuah kawasan metropolitan di pinggiran kota terbesar kedua di Prancis setelah Paris. Ayahnya adalah warga negara Mali. Sang ibu warga Prancis, seorang profesor filsafat­ yang sangat mementingkan pendidikan bagi keluarganya. Saudara lelaki Kanoute seorang doktor, sedangkan saudara perempuannya seorang guru di sekolah perawat.  

Kedua orang tua Kanoute selalu berharap agar ia dapat masuk universitas. Namun bakatnya sebagai pemain sepakbola begitu menonjol sehingga ia lebih memilih berkarir sebagai pemain sepakbola profesional.

Dikutip dari republika.co.id (9/6), konon pilihan Kanoute ini tetap mendapat dukungan dari kedua orang tua dan saudara-saudaranya. “Ayah, ibu, dan saudara-saudara saya tak keberatan saat saya memutuskan untuk berkarier sebagai pemain sepakbola. Meski tentu saja mereka lebih suka bila saya meneruskan kuliah,” kisahnya sambil tertawa.

Sepakbola Profesional

Kanoute mengawali karir sepakbola profesional bersama Olympique Lyonnais (Lyon). Ia mengawali debutnya pada tahun 1997 dalam ajang Piala Intertoto menghadapi Odra Wodzislaw (Polandia). Pada tahun 2000, Kanoute hijrah ke Inggris, bergabung dengan West Ham United. Bersama The Hammers, Kanoute mencetak 29 gol. Dua musim berikutnya, Kanoute pindah ke Totteham Hotspur dan bermain cukup baik selama di White Hart Lane.

Kanoute bergabung dengan klub Sevilla pada 17 Agustus 2005 dengan nilai transfer seharga 6,5 juta euro dari West Ham United. Ia turut mencetak gol saat Sevilla menang 4-0 atas Middlesbrough pada final Piala UEFA 2006. Bersama Sevilla, ia sudah memberikan enam gelar, yakni Piala UEFA (2006 dan 2007), Piala Super Eropa (2007), Piala Raja (2007, 2010), dan Piala Super Spanyol (2007).

Baca Juga  Perjalanan Terjal Menuju Sepakbola Perempuan Arab Saudi

Dalam perhelatan Piala Afrika 2004, Kanoute menjadi pemain dengan perolehan gol terbanyak meskipun kemudian Mali tersingkir di semi final oleh Maroko. Pada tahun 2007, Kanoute terpilih sebagai Pemain Terbaik Afrika.

Kanoute Memeluk Agama Islam

Sebelumnya, Kanoute muda mengenal Islam dari lingkungannya. Di tempatnya menetap banyak dihuni para imigran dari Afrika, bekas jajahan Prancis. Ia tertarik dengan ajaran-ajaran Islam sehingga mendorongnya untuk mencari buku-buku rujukan. Ia memutuskan untuk memeluk agama Islam, menjadi seorang muallaf, ketika berusia 20 tahun. Tepatnya, ketika pertama kali memulai karier sebagai pemain sepakbola profesional bersama Lyon, musim 1997/1998. Dia mengucapkan kalimat syahadat dan mengganti nama menjadi Fr Oumar Kanoute.

Kanoute menikahi perempuan keturunan Mali bernama Fatima. Mereka telah dikaruniai beberapa orang anak.  Kanoute sendiri mengaku sudah menghabiskan banyak waktu merenung mengenai kepercayaan dan agama.

“Keputusan saya bukan tanpa alasan. Saya sudah menghabiskan banyak waktu merenung mengenai kepercayaan dan agama. Islam mampu membuktikan dan menjelaskan pertanyaan-pertanyaan sulit soal hidup. Saya membaca dan terus membaca sehingga akhirnya yakin telah melakukan sesuatu yang benar,” tuturnya.

Setelah memeluk agama Islam, Kanoute menemukan jawaban, keseimbangan, dan perdamaian. Bahkan, dengan kecintaannya yang teramat besar kepada sepakbola, Kanoute tetap meyakini ada sesuatu yang lebih penting dalam hidupnya.

“Saya pikir ada sesuatu yang lebih besar dibandingkan sepakbola. Tapi, bukan berarti sepakbola tak penting. Yang jelas saya mendapat pencerahan saat menjadi Muslim. Aturan dan hukum Islam menjadi model terbaik saya dalam menjalani hidup. Islam membantu saya menjalani hidup yang benar,” tegas Kanoute.

Membangun Masjid di Sevilla

Dilansir footchampion.com (2/2), pada sekitar tahun 2007, sebuah masjid yang terletak di daerah Ponce de Leon di Sevilla terancam ditutup. Masjid ini hanya sebuah bangunan yang disewa oleh komunitas muslim di kota tersebut. Karena kontrak sudah berakhir, jika tidak diperpanjang, maka masjid tersebut harus ditutup. Saat itulah Kanoute muncul menjadi penyelamat. Pada mulanya, ia mendonasikan sekitar 700 ribu USD atau setara 7 milliar rupiah untuk menyelamatkan masjid.

Baca Juga  Kanal IBTimes.ID, Media Gagasan dari Angkringan

Mengutip republika.co.id, (9/6), Kanoute yang telah menjadi muallaf pada tahun 1997 menceritakan pengalamannya selama merumput di klub Sevilla. “Ketika saya bermain untuk Sevilla, saya membantu komunitas muslim yang menggunakan mushala sementara. Mereka butuh bantuanmu untuk membangun masjid di Sevilla, sebuah kota yang tidak memiliki masjid selama 700 tahun,” jelas Kanoute dalam video di Twitter-nya, seperti dikutip dari Anadolu Agency.

Setelah pembelian tanah dan bangunan tersebut, pemain timnas Mali ini kemudian melakukan penggalangan dana untuk pembangunan masjid tersebut. Ia memulai kampanye menggalang donasi untuk pembangunan masjid di Sevilla. Kampanye itu ia namai Kanoute4SevilleMosque.

“Saya merasa terhormat menjadi bagian proyek ini yang saya percaya layak untuk didukung. Tempat seperti ini akan menjadi contoh cemerlang dari kehidupan Islam di zaman kita, Insya Allah. Kita semua tahu bahwa satu pemain saja tidak memenangkan pertandingan. Bergabunglah dengan tim kami, kami membutuhkan dukungan Anda,” himbaunya dalam video kampanye itu.

***

Pada hari Rabu, 20 Mei 2020 lalu, Kanoute mengatakan bahwa dana akhirnya terkumpul hingga 1 miliar dollar AS. Dana sebesar itu ia dedikasikan untuk pembangunan masjid di daerah Ponce de Leon, kota Sevilla, Spanyol.

Atas partisipasi dan dukungan dari para penyumbang, Kanoute mengucapkan terima kasih. Kepada semua orang yang telah menyumbangkan uang ataupun yang sekedar menyebarkan informasi soal aksi penggalangan dana tersebut.

“Terimakasih banyak. Semoga Allah membalas dan mengangkat Anda semua yang telah berpartisipasi dalam kampanye ini. Atau mereka yang berkontribusi, baik yang dalam bentuk uang atau hanya menyebarluaskannya,” kata Kanoute (Dari berbagai sumber).

Baca berita terkait: https://ibtimes.id/kumpulkan-donasi-1-miliar-dollar-as-kanoute-bangun-masjid-di-kota-sevilla/

Editor: Arif

Avatar
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Feature

Kedekatan Maulana Muhammad Ali dengan Para Tokoh Indonesia

3 Mins read
Ketika kita melakukan penelusuran terhadap nama Maulana Muhammad Ali, terdapat dua kemungkinan yang muncul, yakni Maulana Muhammad Ali Ahmadiyah Lahore dan Maulana…
Feature

Mengkritik Karya Akademik: Sebenarnya Menulis untuk Apa?

3 Mins read
Saya relatif jarang untuk mengkritik tulisan orang lain di media sosial, khususnya saat terbit di jurnal akademik. Sebaliknya, saya justru lebih banyak…
Feature

Sidang Isbat dan Kalender Islam Global

6 Mins read
Dalam sejarah pemikiran hisab rukyat di Indonesia, diskusi seputar Sidang Isbat dalam penentuan awal bulan kamariah telah lama berjalan. Pada era Orde…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *