Pendidikan tidak hanya tentang transfer pengetahuan, tetapi juga tentang membentuk karakter dan nilai-nilai yang menjadi dasar bagi pembentukan pribadi yang bermartabat. Dalam konteks ini, Dr. Wendi, dalam disertasinya di UIKA Bogor pada tahun 2012, yang sudah diubah menjadi sebuah buku berjudul “Pendidikan IPA Berlandasakan Keimanan: Konsep dan Model Penerapanya” terbit tahun 2020, mengusulkan suatu kerangka kerja yang komprehensif untuk menanamkan nilai-nilai Ilahiyah dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di tingkat sekolah menengah pertama. Kontribusi ini menjadi landasan yang berharga dalam memperkuat korelasi antara sains modern dengan prinsip-prinsip agama Islam.
Pendekatan yang diusulkan oleh Dr. Wendi mengungkapkan tujuh langkah kunci yang diperlukan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Ilahiyah ke dalam kurikulum IPA. Langkah-langkah ini bukan hanya sekadar penambahan unsur-unsur agama dalam pembelajaran sains, tetapi juga merupakan refleksi dari kesinambungan antara keilmuan modern dan pandangan Islam yang mendalam terhadap alam semesta.
Pertama, Dr. Wendi menekankan pentingnya memberikan pengantar yang mengandung nasehat-nasehat Islami. Hal ini tidak hanya memperkaya pemahaman siswa tentang prinsip-prinsip agama, tetapi juga membantu mereka membangun kesadaran spiritual yang kuat. Pengenalan awal ini menciptakan landasan yang kokoh bagi integrasi nilai-nilai Ilahiyah dalam pembelajaran IPA.
Kedua, Dr. Wendi menyisipkan ungkapan kemahakuasaan Allah dalam konteks pembelajaran sains. Ini tidak hanya menegaskan kebesaran pencipta, tetapi juga mengundang siswa untuk merenungkan peran Ilahi dalam proses alamiah. Dengan demikian, sains tidak lagi dipandang sebagai entitas terpisah, tetapi sebagai wahana untuk mengagungkan keagungan Sang Pencipta.
Ketiga, menekankan pentingnya mengungkapkan hikmah penciptaan alam yang menumbuhkan rasa syukur. Melalui pemahaman mendalam tentang keindahan dan kompleksitas alam semesta, siswa diajak untuk merenungkan tentang nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan oleh Allah. Ini tidak hanya memperkuat ikatan spiritual mereka, tetapi juga membentuk sikap apresiatif terhadap kehidupan.
Keempat, Dr. Wendi mengusulkan koreksi konsep IPA yang bertentangan dengan ajaran Islam. Ini merupakan langkah penting dalam memastikan bahwa pemahaman siswa tentang sains tidak bertentangan dengan nilai-nilai agama mereka. Dengan menyelaraskan konsep-konsep sains dengan ajaran Islam, pembelajaran menjadi lebih kohesif dan bermakna.
Kelima dan Keenam, memasukkan ayat Al-Qur’an atau Hadits yang relevan serta memasukkan informasi tentang kiprah ilmuwan muslim dalam IPA, menjadi titik fokus yang memperkaya pemahaman siswa tentang hubungan antara sains modern dan ajaran Islam. Dengan mengaitkan konsep-konsep sains dengan sumber-sumber keagamaan yang otoritatif, siswa tidak hanya mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang sains, tetapi juga memperkuat identitas keislaman mereka.
Ketujuh, menekankan pentingnya mengaitkan materi IPA dengan penerapan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Ini melampaui pemahaman konseptual belaka, tetapi juga mengajak siswa untuk merefleksikan bagaimana prinsip-prinsip agama dapat diintegrasikan dalam praktik sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran sains tidak hanya menjadi proses akademis, tetapi juga sarana untuk membentuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai agama.
Kesimpulannya, pendekatan yang diusulkan oleh Dr. Wendi untuk menanamkan nilai-nilai Ilahiyah dalam Mata Pelajaran IPA menawarkan suatu kerangka kerja yang komprehensif dan mendalam. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pendidik dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang memadukan keilmuan modern dengan nilai-nilai spiritual yang mendalam, menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berakhlak mulia.
Judul Buku : Buku Pendidikan IPA Berlandaskan Nilai Keimanan: Konsep Dan Model Penerapannya
Penulis: Dr. Wendi Zarman, M.Si.
Penerbit: Deepublish
Tahun Terbit: 2020
Ukuran: 15.5×23 cm
Halaman: xx, 157 hlm
ISBN: 978-623-02-1196-6
Editor: Ahmad