Akhlak

Tumbuhkan Kebiasaan Baik, Hentikan Kebiasaan Buruk

3 Mins read

Kebiasaan membentuk esensi perilaku manusia. Dengan kata lain, kebiasaan membentuk karakter kita, mengarahkan tindakan kita, dan pada akhirnya menentukan kehidupan kita. Dalam ajaran Islam, pentingnya menumbuhkan kebiasaan baik dan menghentikan kebiasaan buruk ditekankan sebagai aspek inti dari perbaikan diri dan penempaan spiritual. Demikian pula, kebijaksanaan pada umumnya menekankan kekuatan transformatif kebiasaan dalam mencapai kesuksesan pribadi dan kolektif.

Kebiasaan tentu saja terkait erat dengan konsep amal dan niat. Nabi Muhammad bersabda, “Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niat, dan setiap orang akan diberi pahala sesuai dengan niatnya.” Hadis ini menggarisbawahi kebiasaan kita—yang pada dasarnya adalah amal atau tindakan yang berulang—harus berasal dari niat yang tulus dan benar.

Salah satu ajaran paling mendalam dalam Islam mengenai kebiasaan adalah penekanan pada konsistensi atau keistikamahan. Nabi Muhammad bersabda, “Amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang terus-menerus meskipun sedikit.” Hadis ini menyoroti pentingnya perilaku positif yang terus-menerus, tak peduli seberapa kecil kelihatannya.

Mengembangkan kebiasaan seperti salat lima waktu, membaca Al-Qur’an secara teratur, dan terlibat dalam berbagai tindakan kebajikan adalah cara untuk menyelaraskan hidup seseorang dengan prinsip-prinsip Islam sekaligus menuai manfaat rohani dan duniawi. Muslim tentu saja menghadapi bagaimana berhenti dari kebiasaan buruk. Dalam hal ini, Islam menyerukan setiap muslim untuk menghentikan kebiasaan buruk dan mendorong orang-orang beriman untuk mencari pertolongan Allah dalam melakukannya.

Misalnya, ketika seseorang berjuang dengan praktik-praktik yang merugikan, seperti membuang-buang waktu atau mengabaikan salat, Al-Qur’an dan sunah Nabi memberikan petunjuk dan strategi untuk mengatasi hal merugikan tersebut. Al-Qur’an menyatakan, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS. al-Ra‘d [13]: 11). Ayat ini mengingatkan bahwa transformasi pribadi membutuhkan usaha, kesadaran diri, dan ketergantungan kepada Allah.

Baca Juga  Sayyidah Khadijah atau Sayyidah Aisyah: Siapa yang Kita Teladani?

Selain itu, ajaran Islam menganjurkan pengembangan kebiasaan baik secara bertahap. Al-Qur’an sendiri diturunkan selama 23 tahun, yang mengindikasikan pentingnya kesabaran dan konsistensi tahap demi tahap. Hal ini sangat penting dalam mengatasi kebiasaan yang sudah mengakar atau mengembangkan praktik baru yang berbudi luhur.

Dari perspektif kebijaksanaan pada umumnya, kebiasaan dipahami sebagai tindakan berulang yang seiring waktu menjadi respons otomatis. Ilmu saraf modern mendukung gagasan bahwa kebiasaan terbentuk melalui jalur saraf otak. Ketika suatu tindakan diulang secara konsisten, tindakan tersebut menjadi lebih mudah dilakukan tanpa upaya sadar. Pemahaman ilmiah ini sejalan dengan prinsip Islam tentang konsistensi atau tindakan yang istikamah dalam perbuatan kecil, karena praktik konsisten memperkuat jalur saraf yang terkait dengan perilaku positif.

Kekuatan kebiasaan terletak pada kemampuannya untuk menciptakan perubahan yang terus-menerus. Ketika kebiasaan baik dipupuk, kebiasaan tersebut menghasilkan efek berantai berupa hasil yang positif. Misalnya, kebiasaan bangun sebelum subuh tidak hanya meningkatkan hubungan spiritual seseorang melalui salat subuh, tetapi juga meningkatkan produktivitas, kejernihan mental, dan kesejahteraan secara keseluruhan. Demikian pula, kebiasaan bersyukur, yang sangat ditekankan dalam Islam, menumbuhkan kepekaan spiritual dan solidaritas sosial.

Sebaliknya, kebiasaan buruk dapat merusak kesehatan fisik, emosional, dan spiritual seseorang. Menunda-nunda, makan tidak sehat, dan mengabaikan tanggung jawab adalah contoh perilaku yang dapat menghambat pertumbuhan pribadi. Islam tentu saja menekankan pentingnya mendiagnosis kebiasaan semacam itu dan memerintahkan mengganti kebiasaan yang merugikan dengan yang bermanfaat. Proses ini sering kali membutuhkan disiplin diri, perhatian penuh, dan ketekunan.

Penting dicatat bahwa kebiasaan baik tidak hanya terbatas pada pengembangan pribadi. Kebiasaan baik juga berkontribusi pada perbaikan masyarakat secara kolektif. Ketika individu melakoni kebajikan seperti kejujuran, kasih sayang, dan disiplin, tentu ia menciptakan dampak positif dalam komunitasnya. Hal ini sejalan dengan konsep Islam tentang ‘ummah, tanggung jawab kolektif untuk menegakkan keadilan dan kebajikan.

Baca Juga  Penyakit Wahn dan Kesalehan-Kesalehan Semu

Lebih jauh lagi, kebiasaan memainkan peran penting dalam mencapai kesuksesan jangka panjang. Penekanan pada disiplin dan kemauan berubah menjadi lebih baik merupakan fondasi kemuliaan dan keunggulan diri. Misalnya, setiap atlet ternama dikenal tidak hanya karena kemampuan fisiknya, tetapi juga karena kebiasaan disiplin yang membentuk kesuksesannya. Seorang atlet tentu mengikuti rutinitas harian yang ketat perihal jadwal latihan khusus, perhatian cermat terhadap nutrisi, dan istirahat. Dalam hal ini, atlet menunjukkan bagaimana pengembangan kebiasaan positif dapat mengarahkan seseorang pada keunggulan diri.

Islam menekankan pentingnya menyelaraskan kebiasaan dengan niat yang benar dan mempraktikkan istikamah dalam perbuatan baik. Dengan memahami signifikansi kebiasaan, seseorang dapat memanfaatkan kekuatan transformatifnya untuk mencapai pertumbuhan pribadi, memperkuat iman, dan berdampak positif secara kolektif. Pada akhirnya, perjalanan membangun kebiasaan baik dan menghentikan kebiasaan buruk merupakan ikhtiar seumur hidup yang membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan kebergantungan pada Allah.

Editor: Soleh

Angga Arifka
12 posts

About author
Mahasiswa Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS), Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada—tinggal di anggaarifka.com.
Articles
Related posts
Akhlak

Mentalitas Orang yang Beriman

3 Mins read
Hampir semua orang ingin menjadi pribadi yang merdeka dan berdaulat. Mereka ingin memegang kendali penuh atas diri, tanpa intervensi dan ketakutan atas…
Akhlak

Solusi Islam untuk Atasi FOPO

2 Mins read
Pernahkan kalian merasa khawatir atau muncul perasaan takut karena kehilangan atau ketinggalan sesuatu yang penting dan menyenangkan yang sedang tren? Jika iya,…
Akhlak

Akhlak dan Adab Kepada Tetangga dalam Islam

3 Mins read
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis berikut ini: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *