AkhlakPerspektif

Sayyidah Khadijah atau Sayyidah Aisyah: Siapa yang Kita Teladani?

5 Mins read

Menjadi seseorang yang baik dan teladan merupakan idaman semua wanita di seluruh dunia, tak terkecuali semua pria. Namun di kehidupan saat ini terutama di dunia maya, perempuan menjadi sorotan banyak orang beberapa dari mereka memiliki hidup glamour bahkan ada pula yang sengaja menunjukkan penampilan dan kecantikan fisik. 

Padahal di sisi lain, ada suatu hal yang penting yaitu perempuan dengan akhlak yang baik dan perempuan yang berilmu.  

Dengan ini, maka diperlukan sosok perempuan ideal untuk dijadikan teladan.  

Wanita Teladan itu Seperti Apa ?  

Teladan merupakan sesuatu yang patut untuk ditiru atau yang baik untuk dicontoh. 

Jadi, wanita teladan adalah seseorang yang mampu memberikan contoh dan mampu menjadi suri teladan untuk dijadikan panutan seseorang agar menjadi lebih baik. Bisa dari perbuatannya, tingkah lakunya, sifatnya, dan lain sebagainya.   

Dalam Islam sendiri, terdapat beberapa wanita yang patut kita jadikan suri teladan, namun hanya dua yang akan kita bahas di artikel kali ini . 

Sayyidah Khadijah

Siapakah yang tidak mengenal sayyidah Khadijah ? Sayyidah Khadijah, seorang perempuan yang memiliki akhlak terpuji, wajah rupawan, dan harta yang bergelimang. Tiga hal tersebut membuat Sayyidah Khadijah begitu terhormat, terpandang, dan terkenal di kalangan masyarakat Arab pada masanya 

Siti Khadijah yang mendapatkan julukan sebagai Ummul Mukminin merupakan istri dari Rasulullah dan juga putri dari Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushai bin Kilab al-Qurasyiyah al-Asadiyah.  

Siti Khadijah merupakan salah satu dari empat yang menjadi teladan dalam kehidupan muslim. Dan keempatnya pun sudah dijanjikan surga oleh Allah SWT sesuai hadis yang dinarasikan Ad-Dzahabi. 

سَيِّدَاتُ نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ أَرْبَعٌ: مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَفَاطِمَةُ بِنْتُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَخَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَآسِيَةُ 

Artinya: “Pemuka wanita ahli surga ada empat: Maryam bintu Imran, Fatimah bintu Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Khadijah bintu Khuwailid, dan Asiyah.” (HR Muslim). 

Berikut keteladanan Sayyidah Khadijah yang bisa kita jadikan contoh dan pembelajaran kita di kehidupan sehari-hari, diantaranya : 

Baca Juga  Gejayan Memanggil Lagi: Sebuah Ikhtiar Memaknai Demonstrasi Mahasiswa
1. Menjadi Seorang Janda Terhormat 

Di masa kehidupan Sayyidah Khadijah, wanita adalah kaum yang dikucilkan dan tidak ada harganya, apalagi seorang janda. Sayyidah Khadijah pernah diceraikan suaminya, tetapi beliau justru memiliki takdir sebagai pendamping seorang Rasulullah. Inilah bukti bahwa tidak selamanya seorang janda itu hina dan dipandang sebelah mata. 

Jika sang wanita bisa menghormati diri dan perilakunya, maka status apa pun yang disandang, dia pantas menjadi wanita mulia yang suatu saat akan memuliakan seorang pria dan keluarganya.  

2. Perempuan yang Mandiri Sebagai Seorang Saudagar 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Siti Khadijah adalah seorang wirausaha atau saudagar sukses dan kaya raya. Tidak banyak wanita yang mandiri di masa itu, apalagi menjadi seorang saudagar sukses. Inilah bukti bahwa wanita bukan makhluk yang lemah atau bodoh.

Wanita bisa menghargai dirinya sendiri dengan menjemput rezekinya dengan mandiri. Dengan menjadi saudagar atau wirausaha, maka terbukalah kesempatan dan rezeki yang lebih besar untuk orang lain. 

3. Perempuan yang Tidak Menilai Pria dari Kekayaannya 

Sebagai wanita cantik dan kaya, banyak pria kaya yang ingin melamar Siti Khadijah. Beberapa pelamar itu adalah orang-orang yang berasal dari keluarga kaya dan bersedia membayar berapapun mas kawin yang diinginkan Siti Khadijah. Tetapi wanita mulia tersebut menolak lamaran yang datang secara halus. Harta bukanlah satu-satunya penilaian dalam memilih pasangan hidup. 

4. Istri yang Taat Kepada Suami 

Khadijah merupakan istri yang taat kepada Rasulullah SAW. Khadijah tahu bahwa tugas dari seorang istri adalah mendampingi dan mendukung suami. Ia juga tidak membawa nama besar keluarganya atau kekayaannya agar tidak mengurangi rasa hormatnya sebagai seorang istri. 

5. Menjadi Orang Tua yang Baik 

Khadijah dapat dijadikan teladan sebagai orangtua yang luar biasa. Ini bisa dilihat ketika beliau membesarkan anak-anaknya dengan begitu sabar pada saat masa Jahiliyah. 

Baca Juga  Gangguan Depresi Mayor: Kesehatan Mental itu Bukan Mitos!
6. Menjalani Kehidupan dengan Takwa 

Memiliki iman dan bersikap takwa merupakan ahklak yang mulia bagi seorang Muslim. Di dalam Alquran dijelaskan, “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa” (Q.S Al-Hujurat Ayat 13)  

Salah satu ketakwaan yang dimiliki Khadijah ialah dapat menjalani kehidupan dengan kejujuran pada masa jahiliyah. Ia juga bisa menjaga dirinya dari sifat yang buruk pada masa itu. Oleh karena itu, Khadijah terkenal dengan nama Tahirah (perempuan suci) 

Sayyidah Aisyah

Seorang wanita dengan julukan Ummul Mukminin ini  adalah seorang putri dari Abdullah yang dijuluki Abu Bakar dan terkenal dengan gelar ashShiddiq

Ummul Mukminin Aisyah termasuk salah seorang yang telah menampakkan tanda-tanda kecerdasannya yang tinggi sejak kecil. 

Wanita kekasih Rasulullah ini sungguh memiliki kelebihan yang tak tertandingi oleh wanita manapun di dunia. Sifat-sifatnya, kepribadian dan kedudukan ilmu yang dimiliki melesatkan beliau menjadi pemimpin semua wanita pada semua generasi.  

Berikut sifat yang dimiliki sayyidah Aisyah yang bisa kita jadikan teladan :

1. Cerdas 

Sayyidah Aisyah mewarisi kecerdasan dari ayahnya, Abu Bakar. Saking cerdasnya, Aisyah termasuk perempuan yang paling banyak meriwayatkan hadis-hadis Nabi Muhammad. 

2. Pemberani 

Sayyidah Aisyah memiliki sikap berani, kokoh, tegar, serta tidak pengecut. Beliau sering ikut Rasulullah terjun ke medan perang. Sayyidah Aisyah bersama perempuan muslim lainnya memberi minum kepada orang-orang yang terluka akibat peperangan.  

3. Murah Hati 

Sulaiman An-Nadawi dalam bukunya berjudul Aisyah menyebutkan bahwa Sayyidah Aisyah sering meminjamkan satu bajunya yang paling bagus untuk para pengantin. Baju itu nantinya akan digunakan dalam pesta pernikahan. 

Selain itu ia juga merawat dan mengurus anak-anak yatim. Aisyah menyayangi mereka sampai dewasa bahkan hingga menikahkan mereka 

Baca Juga  Menuju Khair Ummah
4. Sering Membantu Kaum Perempuan 

Sebagai istri Nabi Muhammad, Sayyidah Aisyah sadar bahwa ia memiliki tanggung jawab untuk membantu kaum muslimin. Setiap kali ada perempuan yang butuh bantuannya, Aisyah selalu menolong mereka. Ia juga menjadi perantara dalam menyampaikan masalah perempuan itu kepada Rasulullah. 

5. Taat Kepada Suami 

Aisyah sosok istri yang patuh kepada suami dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Rasulullah. Ia berusaha melakukan hal-hal yang menyenangkan dan membuat nabi Ridha. Aisyah juga sangat menjaga hubungan kerabat Rasulullah dan tidak menolak permintaan mereka. 

6. Sederhana 

Meskipun menjadi istri seorang nabi, Aisyah tidak pernah sombong. Justru ia pribadi yang sangat sederhana. Terbukti dengan hanya memiliki beberapa potong baju untuk dipakai sehari-hari. 

Aisyah tidaklah tinggal di istana megah bersama Nabi Muhammad. Melainkan ia cukup dengan tinggal di sebuah rumah yang dindingnya terbuat dari tanah liat dan atapnya dari pelepah daun kurma. Aisyah juga tidak pernah tergoda untuk meminta harta yang lebih. 

7. Tidak Hobi Ghibah 

Perempuan dianggap identik dengan perilaku gosip atau membicarakan orang lain. Tetapi tidak berlaku bagi Aisyah. Beliau tidak mau memperbincangkan kejelekan orang lain. Apalagi membicarakan kejelekan istri Rasul yang lain. Aisyah malah pernah dengan lapang dada menyebut kelebihan masing-masing madunya dengan kata-kata terpuji 

***

Baik Sayyidah Khadijah r.a ataupun Sayyidah Aisyah mereka merupakan sosok ibu sekaligus wanita muslimah inspiratif yang bisa kita teladani sikap, kesetiaan, kecerdasan dan agamanya hingga kini. Kisah yang ada di masa lalu dapat kita pelajari dan diamalkan yang baik untuk kehidupan saat ini .  

Semoga kita senantiasa bisa menjadi perempuan yang dapat selalu menebarkan kebaikan dan bisa menjadi manusia bermanfaat bagi orang lain. 

Editor: Wulan
Avatar
1 posts

About author
Seorang mahasiswi di Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta
Articles
Related posts
Perspektif

Murabahah dalam Tinjauan Fikih Klasik dan Kontemporer

3 Mins read
Jual beli merupakan suatu perjanjian atau akad transaksi yang biasa dilakukan sehari-hari. Masyarakat tidak pernah lepas dari yang namanya menjual barang dan…
Perspektif

Sama-sama Memakai Rukyat, Mengapa Awal Syawal 1445 H di Belahan Dunia Berbeda?

4 Mins read
Penentuan awal Syawal 1445 H di belahan dunia menjadi diskusi menarik di berbagai media. Di Indonesia, berkembang beragam metode untuk mengawali dan…
Perspektif

Cara Menahan Marah dalam Islam

8 Mins read
Marah dalam Al-Qur’an Marah dalam Al-Qur’an disebutkan dalam beberapa ayat, di antaranya adalah QS. Al-Imran ayat 134: ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *