Report

Wahyudi Akmaliah: Kata Hijrah Kini menjadi Gaya Hidup Anak Muda

2 Mins read

IBTimes.ID – Wahyudi Akmaliah Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan, bahwa kata hijrah sekarang menjadi gaya hidup anak muda Islam di Indonesia.

Hal ini disampaikan oleh Wahyudi Akmaliah atau disapa akrab dengan Yudi dalam acara Pengajian Bulanan PP Muhammadiyah bertajuk “Hijrah yang Berkemajuan” pada Jumat (14/7/23).

“Sebelumnya makna hijrah menjadi makna diskors yang sangat tajam dan reflektif dalam Islam. Tapi sekarang kata hijrah menjadi gaya hidup lebih populer, lebih trendly ala-ala anak muda Islam saat ini,” kata Yudi.

Berbeda dengan makna hijrah sebelumnya. Dimana hijrah bisa dimaknai sebagai proses migrasi (pergerakan tubuh dari satu tempat ke tempat yang lain secara geografis), seperti hijrah yang dilakukan oleh Rasulullah Saw dan para sahabat dari Makkah ke Madinah.

Yudi menyebut, hijrah itu juga lebih terkait dengan aktivitas fisik dan juga kekuatan spiritual untuk menyiapkan di tempat yang baru.

“Nah, simbol pergerakan Nabi Muhammad dari persekusi di Mekkah kemudian Madinah itu juga menjadi pemaknaan hijrah yang cukup kuat,” imbuhnya.

Namun jika melihat hijrah secara global, seperti dalam konteks Pakistan. Menurut Sayyid Abul A’la Maududi dan Sayyid Qutb, hijrah menjadi gerakan Islam untuk membangun kekuatan politik. Ini menunjukkan bahwa makna hijrah menjadi lebih ideologis.

Pun dalam kelompok teroris, seperti ISIS yang diketuai oleh Abu Bakar Al-Baghdadi yang memaknai hijrah secara berbeda. Dimana hijrah itu adalah perpindahan fisik kemudian melakukan gerakan terorisme atas nama Islam.

Bagi kelompok salafi, hijrah diartikan semacam kewajiban untuk meninggalkan tempat yang kebanyakan dihuni oleh orang-orang yang dianggap kafir. Dan kemudian bagaimana dia berpindah kepada kelompok muslim. Ini memiliki keterkaitan dengan konsep yang dikenal dengan konsep Al-Wala wal Bara’ (mendekatkan diri dan menjauhi). Mendekatkan diri kepada yang muslim dan menjauhi yang non muslim.

Baca Juga  Ibnu Burdah: Tiga Gelombang Protes Rakyat Arab dan Matinya Islamisme

Yudi menyampaikan, adapun dalam konteks masyarakat muslim Indonesia. Hijrah dianggap sebagai perpindahan kehidupan dari yang sebelumnya tidak Islami, dan kemudian menjadi islami.

Menurutnya, di sini saya melihat bagaimana hijrah di satu sisi itu membangun kesalehan, tapi pada satu sisi membangun gaya hidup yang baru dan lebih islami.

 “Misalnya orang berhijrah tapi nggak bisa meninggalkan gaya trend berpakaian. Kita bisa melihat dalam Islam, ada beberapa interpretasi bahwasannya yang namanya pakai celana itu harus isbal (diatas mata kaki),” ujar Yudi.

Yudi menyebut, beberapa figur atau artis tanah air mencontohkan cara yang berpakaian seperti itu. Yang demikian juga merupakan bagian dari sunah Nabi Saw. Tapi jika kita melihat dari trend global, cara berpakaian seperti itu juga menjadi trend global.

“Jadi mengikuti gaya anak-anak indie/anak-anak muda yang kekinian dengan celana yang agak ngepas. Jadi bagaimana kemudian hijrah dalam gaya hidup itu maknanya diinterpretasikan ulang dalam gaya hidup kekinian,” jelasnya.

“Dan ini kemudian yang membuat anak muda menjadi tertarik. Karena gayanya menjadi lebih sangat kosmopolitan. Hijrah itu lebih trendly, pakaiannya lebih oke dari sebelumnya,” sambungnya.

Di samping itu, kata Yudi, trend hijrah ini menjadi dakwah yang menguntungkan. Sebab orang yang berhijrah kemudian membuat pasar halal sendiri. Bagaimana pakaian harus halal, hijab menjadi halal dan lain sebagainya. Mereka juga punya pasar industri sendiri.

“Bahkan acara Hijrah Fest tahun 2018 di Jakarta, itu perputaran uangnya sangat besar. Jadi ini bukan hanya semata-mata tuntunan hidup yang islami, tapi ada industri yang berkembang disana,” tandasnya.

(Soleh)

Avatar
1342 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Haedar Nashir: dari Sosiolog Menjadi Begawan Moderasi

2 Mins read
IBTimes.ID – Perjalanannya sebagai seorang mahasiswa S2 dan S3 Sosiologi Universitas Gadjah Mada hingga beliau menulis pidato Guru Besar Sosiologi di Universitas…
Report

Siti Ruhaini Dzuhayatin: Haedar Nashir adalah Sosok yang Moderat

1 Mins read
IBTimes.ID – Siti Ruhaini Dzuhayatin Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyebut, bahwa Haedar Nashir adalah sosok yang moderat. Hal itu terlihat…
Report

Hamim Ilyas: Islam Rahmatan Lil Alamin Tidak Sebatas Jargon

1 Mins read
IBTimes.ID – Hamim Ilyas Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan, Islam Rahmatan Lil Alamin harusnya tidak sebatas jargon belaka,…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *