Tajdida

Website Moonsighting dan Pentingnya Kalender Islam Global

2 Mins read

Dalam kajian astronomi Islam “Website Moonsighting” merupakan website yang memeroleh perhatian para pemerhati dan peneliti astronomi Islam, khususnya ketika ingin mengetahui hasil observasi awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah di berbagai belahan dunia. Setiap awal bulan kamariyah Website Moonsighting melaporkan hasil observasi disertai foto yang indah dan menarik.

Tentang Website Moonsighting

Website Moonsighting didirikan oleh Khalid Shaukat pada tahun 1413 H /1993 M dan merupakan website pertama tentang astronomi Islam, kemudian pada tahun 1418 H/1998 M disusul oleh Islamic Crescent Observation Project (ICOP) yang didirikan oleh Jalaluddin Khanji, Nidhal Guessoum, dan Mohammad Syawkat Audah (M. Odeh). Setelah itu banyak website astronomi Islam bermunculan di berbagai negara, seperti Malaysia, Saudi Arabia, dan Indonesia.

Menu utama Website Moonsighting terdiri tanya jawab (TJ), umur bulan, perbedaan dalan penentuan Idul Adha, bulan dalam alqur’an dan as-sunah, umur bulan kamariah 29 atau 30 hari, gerhana, rukyat, visibilitas hilal, perbedaan dan persatuan matlak ( ittihad wa ikhtilaf al-matali ), kalender Islam global, foto-foto hilal, kompilasi hasil observasi, daftar anggota Moonsighting Committee Worldwide (MCW), artikel, waktu salat, time zone, dan kurva visibilitas hilal.

Pada bagian foto dapat dijumpai berbagai foto hilal hasil observasi yang dilaporkan oleh anggota MCW, seperti hilal Jumadil Awal 1435/2 Maret 2014 oleh Alireza Mehrani dari Isfahan Iran dan terakhir gambar hilal awal Syawal 1442/12 Mei 2021 oleh Shakeet Anwar dari Missisauga, Ontario, Canada. Sebagian besar foto-foto tersebut juga dimuat di Website ICOP terutama karya Alireza Mehrani yang merupakan perintis seni “fotografi hilal”.

Alireza merupakan tokoh yang mampu memadukan antara seni dan sains hilal. Hasil bidikannya memeroleh apresiasi masyarakat dunia sehingga ia diundang ke Amerika Serikat untuk mempresentasikan karya-karyanya pada bulan Safar 1422 H/ Mei 2001 M dan pada Muktamar Falak II tahun 1431 H/2010 di Abu Dhabi Uni Emirat Arab.

Baca Juga  Riwayat Pengajian Muhammadiyah di Masa Awal

Melalui “Moonsighting Committee Worldwide (MCW)” Khalid Shaukat mengumpulkan laporan hasil observasi setiap awal bulan kamariah di berbagai belahan dunia. Saat ini yang ditampilkan data hasil observasi tahun 1438 -1443 H. Khalid Shaukat dilahirkan di India dan kini bertempat tinggal di Amerika Serikat. Ia merupakan salah seorang konsultan ISNA (Islamic Society North America).

Khalid Shaukat dan Kalender Islam Global

Khalid Shaukat juga dianggap sebagai salah seorang tokoh penting tentang kalender Islam global. Berbagai tulisannya tentang kalender Islam global dipublikasikan melalui “moonsighting”. Ia telah mempresentasikan gagasan-gagasannya lebih dari 120 kali. Salah satu artikelnya yang banyak dirujuk adalah “A Suggested Global Islamic Calendar”.

Artikel tersebut pernah dipresentasikan pada Muktamar Falak II di Abu Dhabi Uni Emirat Arab tanggal 16-18 Jumadil Akhir 1431/ 30 Mei-1 Juni 2010 panel bersama Nidhal Guessoum, Jalaluddin Khanji, dan Mohibullah Durani. Khalid Shaukat melihat penggunaan rukyat menjadikan umat Islam tidak memiliki kalender Islam yang mapan dan sering memicu perselisihan dalam memulai awal bulan kamariyah, khususnya Ramadan, Syawal, dan Zulhijah.

Akibatnya tidak dapat membuat “planning” yang baik. Untuk itu ia menawarkan penggunaan hisab dan menyusun sebuah sistem kalender. Baginya penggunaan hisab tidak menyalahi pesan alqur’an dan as-Sunnah. Pandangan Khalid Syaukat ini memperoleh dukungan dari Sayyid Syeed salah seorang tokoh masyarakat muslim Amerika Utara.

Menurutnya, jika hadis-hadis seputar hisab dan rukyat dipahami secara komprehensif maka akan dapat dinyatakan tidak ada larangan penggunaan hisab. Dalam konteks kekinian dapat dibahasakan sebagai berikut.

……….Anda tidak perlu observasi cukup dihitung saja (You don’t have to look for the new moon. Just calculate it).

Bagaimana dengan Indonesia?

Perkembangan Website Moonsighting sangat menggembirakan. Kini anggota MCW berjumlah 256 orang dari 80 negara. Amerika Serikat menduduki rangking pertama jumlahnya 30 orang yang aktif, rangking kedua India jumlahnya 27 orang, sedangkan kawasan MABIMS rangking pertama adalah Indonesia jumlahnya 7 orang yang menjadi anggota MCW dan paling aktif melaporkan hasil observasi adalah AR Sugeng Riyadi (Pak AR). Selain hilal muda Pak AR juga melaporkan foto hilal tua sejak 1428 H/2007 M hingga saat ini.

Baca Juga  Strategi Muhammadiyah Menghadapi Salafisasi Global

Dalam konteks Indonesia, “spirit Moonsighting” perlu dicontoh, khususnya Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI. Semua data tentang hisab rukyat yang dihasilkan melalui berbagai pertemuan hendaknya didokumentasikan dengan baik dan dipublikasikan melalui website Dirjen Bimas Islam dengan menambahkan menu hisab rukyat pada info publik agar dapat diketahui masyarakat luas. Dengan demikian akan memberi kemudahan bagi para pengkaji baik dari dalam maupun luar negeri.

Avatar
46 posts

About author
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Ketua Divisi Hisab dan Iptek Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dan Direktur Museum Astronomi Islam.
Articles
Related posts
Tajdida

Islam Berkemajuan: Agar Umat Bangkit dari Kemunduran

7 Mins read
Islam Indonesia: Berkemajuan tapi Pinggiran Pada 2015 terjadi dua Muktamar mahapenting: (1) Muktamar Islam Nusantara milik Nahdlatul Ulama, (2) Muktamar Islam Berkemajuan…
Tajdida

Ketika Muhammadiyah Berbicara Ekologi

4 Mins read
Apabila dicermati secara mendalam, telah terjadi degradasi nilai-nilai manusia, nampakyna fungsi utama manusia sebagai khalifah fil ardh penjaga bumi ini tidak nampak…
Tajdida

Siapa Generasi Z Muhammadiyah Itu?

3 Mins read
Dari semua rangkaian kajian dan dialog mengenai Muhammadiyah di masa depan, agaknya masih minim yang membahas mengenai masa depan generasi Z Muhammadiyah….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds