Sudah setahun Covid-19 mendera kita. Pada masa pandemi, kita dipaksa untuk beradaptasi dengan kondisi yang baru yang selama ini belum pernah terpikirkan. Sudah banyak korban berjatuhan akibat terjangkit virus mematikan tersebut. Berbagai kebijakan telah diterapkan oleh pemerintah dalam mencegah penyebaran Covid-19, salah satunya adalah melalui Gerakan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan dan Menjaga jarak).
Di awal pandemi, pemerintah menerapkan kebijakan Work From Home (WFH) di mana semua aktivitas dikerjakan di rumah. Banyak kegiatan yang dilakukan untuk mengusir rasa jenuh selama berada di rumah, salah satunya dengan menulis buku.
Pengalaman saya dalam menulis buku, diawali dari mengikuti beberapa workshop dan webinar dengan tema penulisan buku, membangkitkan motivasi untuk menulis buku, baik buku yang ditulis tunggal atau ditulis bersama-sama dengan beberapa penulis, sampai akhir Desember 2020 telah berhasil menulis sebanyak 25 buku yang sudah diterbitkan dan semua buku itu sudah memiliki ISBN. Buku tersebut dikerjakan saat pandemi Covid-19, di saat kita menerapkan WFH tentunya banyak waktu kosong, sehingga di waktu-waktu tersebut kita bisa manfaatkan untuk menulis buku.
Menulis Buku Perlu Strategu
Memang hasil 25 buku selama satu tahun tidak sebanding bila dibandingkan dengan penulis senior, namun bagi saya penulis pemula karya tulis tersebut sungguh sangat membanggakan, karena sebelumnya saya tidak bisa berbuat apa-apa. Tentunya keberhasilan dalam membuat buku tersebut tidak lepas dalam menerapkan strategi dari berbagai sumber yang bila disarikan ada tujuh strategi.
Berikut ini tujuh tips jitu dalam mengerjakan buku ber-ISBN, di antaranya :
1. Menulis Buku itu, Perlu Meluruskan Niat di Awal
Luruskan niat sebelum memulai menulis, karena niat ini adalah kunci pertama yang harus dilakukan sebelum mengerjakan langkah berikutnya. Dengan niat yang benar, tulisan kita akan berhasil dan akan bermanfaat untuk orang lain. Dengan niat benar pula kita akan mendapatkan double keuntungan yaitu kita dapatkan cash di dunia dalam bentuk hasil karya pribadi bahkan bisa kita jual untuk mendapat rupiah, dan tentunya akan mendapat pundi-pundi jariyah yang terus mengalir kelak walau kita sudah tiada.
Niat inilah sebagai motor penggerak yang memotivasi, ketika kita mendapat kendala dalam penulisan selanjutnya.
2. Menuliskan Target yang Akan Diraih
Kita harus menentukan target penulisan yang kita inginkan sebagai goal setting, kemudian kita tulis target tersebut di secarik kertas kecil kemudian kita letakkan di saku baju yang gampang kita baca. Hal tersebut berguna untuk memudahkan dan mengingatkan kita. Untaian hikmah: “Tulislah apa yang kamu kerjakan, dan kerjakan apa yang kamu tulis” bisa memotivasi kita untuk tetap menuliskan apa yang mau kita targetkan.
Sebagai contoh, kita mau menargetkan dalam 1 bulan menyelesaikan buku kolaborasi tersebut, maka kita harus tulis target satu hari satu lembar di kertas dan kita evaluasi malam harinya apa yang sudah kita rencanakan sebelumnya. Ada perasaan puas ketika kita bisa menyelesaikan target tersebut, dan merasa bersalah ketika kita tidak dapat mengerjakannya.
3. Menerapkan One Day One Page
Umumnya, kendala yang dihadapi kebanyakan penulis khususnya bagi penulis pemula adalah masalah waktu karena sangat susah menyisikan waktu yang sudah tersita dalam aktivitas keseharian. Memang di awal, kita harus memaksa diri untuk membagi waktu kita untuk menulis.
Menerapkan One Day One Page satu hari satu halaman, dengan meluangkan waktu One Day One Hour satu hari satu jam untuk menulis di sela-sela kesibukan bahkan di sela-sela waktu santai kita. Maka dengan mengatur waktu sebaik-baiknya, diharapkan target penulis buku tersebut dapat terpenuhi.
Untuk penulisan buku berkolaborasi, biasanya satu penulis akan mendapatkan materi dalam satu bab dan rata-rata 10 halaman. Kemudian, akan diberikan waktu antara 14 hari sampai 21 hari. Artinya, bila kita konsisten menulis satu hari satu halaman, berarti dalam 10 hari, kita dapat menyelesaikan materi tersebut sebelum deadline.
4. Mengumpulkan Referensi Pendukung
Sebelum kita memilih judul bab, sebaiknya kita kumpulkan terlebih dahulu referensi yang mendukung topik tersebut. Karena buku yang akan kita tulis termasuk karya tulis ilmiah, maka sumber referensi juga harus ilmiah biasanya bersumber dari buku, jurnal, dan prosiding. Referensi yang baik ketika kita membutuhkan kutipan, maka tinggal kita cari melalui referensi. Referensi yang sudah kita kumpulkan akan membantu untuk melengkapi tema bab yang kita kerjakan.
5. Buat Outline Sebagai Panduan Menulis Buku
Setelah mendapatkan tema buku, mengumpulkan referensi selanjutnya kita membuat outline yang berisi bab atau sub bab. Outline yang kita buat sebagai panduan kita dalam menulis, harus dikonsep secara baik sehingga tulisan lebih sistematis. Dalam penulisan outline, harus disesuaikan. Kita susun bab atau sub-sub baik yang saling terkait kemudian harus mengacu kepada tema bab.
6. Gunakan Manajemen Referensi dalam Pengutipan
Setelah outline dibuat, sekarang saatnya kita menulis. Ketika kita menulis, tidak harus urut menurut sub bab. Kita bisa menuliskan sub-bab yang lebih mudah yang disesuaikan dengan materi yang didapatkan. Untuk tahap awal, kita tulis aja dahulu semampunya. Jangan hiraukan kesalahan yang menyebabkan kita terjebak dalam satu kesalahan tersebut. Nanti, setelah semua tertulis, baru kita edit ulang. Hindari kesalahan ketik. Sebaiknya, gunakan aplikasi untuk mengecek kesalahan typo line seperti typoline.com atau Google Docs
Ketika ingin mengutip artikel, gunakan manajemen referensi seperti Mendeley, Zotero, EndNote. Kemudahan yang didapat dengan menggunakan manajemen referensi adalah membantu penulis dalam mengorganisasi referensi tulisan dengan sangat mudah. Kita dapat merekam informasi sumber referensi, kemudian dapat digunakan berkali-kali baik untuk kebutuhan membaca atau mengutip. Dengan mensitasi kutipan yang baik, kita akan terhindar dari plagiat.
7. Akhirnya, Serahkan Sepenuhnya Kepada Allah
Setelah semua tips dilakukan, maka langkah terakhir adalah menyerahkan sepenuhnya kepada Allah, sebagai tanda bahwa kita makhluk yang lemah yang hanya bisa berencana dan berbuat, namun akhirnya semua ditentukan oleh-Nya.
Dengan bertawakal kepada-Nya, hati kita menjadi tenteram, tidak ada rasa rasa sombong atas keberhasilan yang kita kerjakan dan tidak patah semangat ketika timbul kegagalan karena kita meyakini ada hikmah di balik kegagalan kita. Ini adalah kekuatan untuk tetap berbuat, sampai akhirnya kita akan mengetahui hikmah semuanya apa yang telah kita kerjakan.
Walau sudah di akhir, jangan lupa kembali kepada niat di awal yaitu luruskan niat. Sekali lagi dengan niat yang benar, tulisan kita akan berhasil dan akan bermanfaat untuk orang lain.
***
Demikian uraian tujuh tips jitu dari hasil pengalaman saya dalam menulis 25 buku selama setahun saat pandemi Covid-19, semoga bermanfaat.
Editor: Yahya FR