-IBTimes.ID, Bengkulu- Hari Jumat, 7 Februari 2020, dihelat Seminar Pra Muktamar Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Bengkulu (UMB) dengan tema, “Penguatan Ekosistem Pendidikan Sebagai Pusat Perkaderan dan Pengembangan Ranting Muhammadiyah”.
Acara tersebut dibuka dengan sambutan dari Rektor. Pada kesempatan tersebut, Rektor UMB mengatakan bahwasannya Bengkulu kini sudah dikenal sebagai Bumi Merah Putih
“Seiring dengan telah diresmikannya patung ibu Fatmawati yang menjahit, Bengkulu tidak hanya dikenal sebagai Bumi Raflesia, melainkan Bumi Merah Putih” ujarnya.
Ia berharap Seminar ini dapat menghasilkan masukan-masukan yang bernas untuk kemajuan Muhammadiyah dan bangsa.
Selanjutnya, seminar memasuki acara inti. Dahlan Rais, M.Hum, selaku Ketua PP Muhammadiyah, pada acara tersebut menjadi Keynote Speaker. Ia mengulas berbagai tantangan yang sedang dihadapi oleh Muhammadiyah di era kiwari ini.
“Kemajuan teknologi begitu pesat luar biasa, terutama teknologi informasi. Apa-apa serba mudah. Orang mengatakan: dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan seni hidup jadi indah, dengan agama hidup jadi terarah” ujarnya di awal-awal pidato.
Namun ia sangat menyayangkan, seiring kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), hidup tidak dirasa semakin membaik. Malahan, kelihatan getir dan sedih. Hal itu menurutnya dikarenakan kamajuan IPTEK tidak diiringi keluhuran budi pekerti. Akibatnya, banyak ditemukan ketimpangan antar bangsa, penindasan, keserakahan, dan lain sebagainya.
“Mestinya, pengetahuan menjadikan manusia satu sama lain bersama dan bersahabat. Sebagaimana dalam Muqoddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah, bahwa hidup manusia harus bermasyarakat”. Ujarnya.
Menurut Dahlan Rais, kadang-kadang kita semua terkagum-kagum dan terpesona oleh keberhasilan negara lain. Tetapi ternyata di lain sisi, hasil pendidikannya justru menghancurkan martabat kemanusiaan. Pendidikan Islamlah, menurutnya yang harus diarusutamakan, karena dibimbing oleh wahyu ilahi. Meskipun konsekwensinya akan ditertawakan oleh kelompok lain. Tapi itu menurutnya lebih baik
“Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bertauhid. Dengan kata lain, dibimbing oleh Ilmu. Dua firman Allah sangat jelas. Yang pertama adalah QS Iqra. Ilmu itu harus bismi rabbika. Kedua pada surat al-Mujadalah, manusia yang terangkat derajatnya adalah orang yang berilmu” kata Dahlan Rais
Tantangan kita sekarang, menurut Dahlan Rais, yaitu bagaimana membawa tauhid dan iman supaya tidak terjebak dalam lembah materialistik dalam pendidikan. Model interpretasi kita terhadap wahyu harus selalu melihat konteks dan mengimplementasikannya dalam suatu tindakan obyektif yang modern dalam iklim pendidikan kekinian. Maka hal itu akan menghasilkan performa pendidikan yang baik dibanding pendidikan lain.
“ Mari kita saling berikhtiar untuk mempertemukan, menyatupadukan, lingkungan-lingkungan yang ada untuk keberhasilan pendidikan” ujar Dahlan, mengajak para hadirin
Ia mengatakan faktor keterlibatan keluarga untuk mewujudkan hal ini dirasa sangat penting. Keluarga yang kurang mampu, sulit mendorong anaknya dalam pendidikan.
Dahlan Rais mewanti-wanti para hadirin yang aktif dalam dunia pendidikan:
“Jangan sampai terjadi proses pembusukan bangsa melalui pendidikan. Misalnya, pesengkongkolan antara Guru dan Kepala Sekolah yang mengubah nilai siswa yang jelek supaya hasil ujiannya bagus. Karena malu, jika ujian sekolahnya jelek. Setiap guru mata pelajaran bertanggung jawab mewujudkan tujuan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan”