Feature

Kang Wawan: Ustaz Muhammadiyah yang Di-kiai-kan

1 Mins read

Pada hari Ahad, 18 November 2018 yang silam, PDM Purbalingga bertempat di SMA Muhammadiyah 1 Purbalingga menyelenggarakan pengajian akbar dalam rangka Milad Muhammadiyah dengan mendatangkan seorang kiai dari Jogja sebagai penceramah. Ia akrab disapa sebagai Kang Wawan.

Nama lengkapnya adalah Wawan Gunawan Abdul Wahid, dosen UIN Sunan Kalijaga sekaligus pengurus Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bagi warga Muhammadiyah tentu tidak asing lagi dengan beliau. Penguasaanya yang baik terhadap khazanah Islam klasik dengan sudut pandang kekinian telah menempatkannya pada posisi ustaz yang di-kiai-kan.

Buya Syafii bahkan menyebutnya sebagai ustaz yang kiai, meskipun ia sendiri berasal dari Sunda sekaligus alumni dari Ponpes Darul Arqam Garut, yang barangkali lebih umum dengan sebutan ajengan. Namun ternyata orang lebih sering menyebutnya Kang Wawan, alih-alih bisa juga dengan sebutan Gus Wawan. Wawasannya yang luas terhadap kitab putih dan kitab kuning merefleksikan perannya sebagai pengurus Majelis Tarjih dan Tajdid.

Saya kurang beruntung karena saat kuliah S1 dulu tidak pernah mendapatkan kelas beliau. Namun keberuntungan itu saya dapatkan jua akhirnya ketika saya menjadi bagian dari takmir masjid Islamic Center UAD tahun 2015-2016 lalu. Kajian Ahad pagi yang rutin diadakan dengan Kang Wawan sebagai salah satu pembicaranya, memungkinkan saya sebagai penjemputnya untuk bisa menimba ilmu dari beliau secara langsung. Mencerahkan!

***

Wawasan ketarjihan Kang Wawan patut didengar oleh warga Muhammadiyah di mana pun, khususnya di daerah-daerah, sebagai sosialisasi manhaj agar tidak mudah gamang dan goyah karena kedatangan ideologi lain. Artinya, Kang Wawan pun sedang dan akan terus ke sana kemari untuk safari dakwah. Tapi ini tidak akan mudah karena persoalan berat badan. Saya tidak enak menyampaikan ini. Namun dari Buya Syafii hingga Ustaz Alyasa Abu Bakar pernah mengingatkan soal itu.

Baca Juga  Songket Kauman: Budaya Muhammadiyah yang Hilang Ditelan Zaman

Pada 8 Desember 2019 yang lalu, Kang Wawan berulang tahun yang ke 54. Sebuah batang usia produktif untuk bisa ke sana kemari. Semoga Kang Wawan diberi panjang umur, kesehatan, kelancaran, dan keberkahan.

Warga Muhammadiyah di daerah-daerah membutuhkan sosok ustaz yang kiai layaknya Kang Wawan sebagai penjaga bangunan ideologi Muhammadiyah. Wawasan yang luas didukung dengan penyampaian yang ringan dan agak humor tentu lebih menggembirakan bagi jamaah, dan ini ada di dalam sosok Kang Wawan. Tabik.

Editor: Nabhan

Related posts
Feature

Rakernas dan Dinamika Dunia Wakaf

4 Mins read
Jogja, Jumat 1 November 2024. Pukul 05.30 pagi dengan sebuah mobil dari Ringrud Selatan Jogja kami menuju Kartasura. Di perjalanan ikut bergabung…
Feature

Perkuat Toleransi Sejak Dini: Cerita Pesantren Muhammadiyah Terima Kunjungan SMA Kristen

2 Mins read
Kunjungan studi yang dilakukan oleh para siswa Sekolah Kanisius Jakarta ke pesantren Muhammadiyah Al-Furqon, sejak Rabu, 30/10/2024 sampai Jum’at, 1/11/2024 merupakan sebuah…
Feature

Tasawuf di Muhammadiyah (1): Lahirnya Neo-Sufisme

4 Mins read
Ketika mendiskusikan tasawuf di Muhammadiyah, maka yang dibicarakan adalah tasawuf bentuk baru atau Neo-Sufisme. Muhammadiyah sendiri—dalam hal ini tokoh-tokohnya—tidak menolak sepenuhnya tentang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds