Sudah banyak dijelaskan oleh senior yang juga Badan Pelaksana Operasional (BPO) Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Nasional, Iwan Setiawan, tentang trilogi pelayanan KOKAM. Yaitu penjelasan dari awal zaman pergerakan hingga kekinian seiring diterbitkannya buku peraturan dan pedoman KOKAM 2020 sebagai pengganti PO KOKAM 2003.
Iwan Setiawan dalam tulisannya di IBTimes.ID bertajuk “Trilogi Pelayanan KOKAM” menyampaikan ada 3 pelayanan KOKAM. Ketiganya meliputi urusan kemanusiaan, kebencanaan, dan ekologi. Namun, dari ketiga pelayanan tersebut, apa yang mereka buat dalam menjalankan aksinya? Memakai senjata apa KOKAM dalam melakukan pelayanannya?
Janji Setia Melati
Melihat ikrarnya, terdapat poin-poin yang jika kita ringkas menjadi 3 kata, yakni ketauhidan yang murni, ilmu, dan amal yang shaleh. Mengingat lagu Mars KOKAM yang ditulis oleh Dr Dahnil Anzar Simanjuntak dan Ahmad Fanani, tepat di awal bait liriknya berbunyi, “Tauhid, ilmu, dan amal adalah senjata.” Pada buku Peraturan dan Pedoman 2020 juga lengkap berisi tentang KOKAM, dari materi serta metode saat pendidikan dan pelatihan (diklat) sampai detail atribut seragam yang dipakai.
Filosofi, tupoksi, dan tata organisasi semua tertuang pada buku yang akan diluncurkan oleh BPO-KOKAM Nasional ini, dan tampaknya tak ada satupun permasalahan yang terlewat darinya. Dari janji setia melati yang tertuang, kita sudah bisa melihat apa yang menjadi senjata utama pasukan yang lahir pada 1 Oktober 1965. Meski tanpa bedil (pistol), sub-stuktur ini mampu merawat dan mempertahankan aset Muhammadiyah dengan kekuatan yang ada di hatinya, yakni ketauhidan.
Ketauhidan yang murni ditambah dengan ilmu pengetahuan yang ada, akan menjadi benteng pertahanan yang kuat ketika dibarengi dengan akhlak yang baik. KOKAM berjuang demi agama, persyarikatan, dan juga bangsa sudah terbukti sejak zaman komunisme.
Untuk Apa Ada KOKAM?
Kursus pertama kali yang dilakukan pada 30 September sampai 1 Oktober 1965 yang diikuti 250 orang itu, diisi dengan materi Tauhid, Kemuhammadiyahan, Kepribadian Muhammadiyah, Fungsi Kader Muhammadiyah dalam Revolusi, tentang Front Nasional, tentang Gerakan Massa Revolusioner, tentang Keamanan dan Pertahanan, tentang Revolusi yang sedang berkembang dan lainnya seakan menegaskan untuk apa KOKAM ini ada.
Janji ikrar setia yang menjadi pemantik ghirah seakan membuat KOKAM mempunyai senjata yang kuat menjadi benteng agama, Muhammadiyah, dan juga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bukan pistol, senapan, pentungan, atau bahkan meriam yang menjadi modal persenjataan mereka. Namun, dengan ketauhidan yang mantap, keilmuan yang mumpuni seiring perkembangan zaman, serta amal kebajikan sehingga bermanfaat bagi umat adalah kekuatan sejati yang tertanam dan ada sejak zaman awal pergerakan ini.
Kini, di zaman digital KOKAM ada dan bahkan semakin giat dalam bekerja untuk umat. Bukan untuk pamrih, namun demi menjaga agama sesuai dengan kata PERKASA yang ada pada KOKAM, yakni Pertahankan Kalimat Syahadat. KOKAM era kekinian juga turut serta menjaga aset Muhammadiyah, selalu ada ketika Muhammadiyah tingkat ranting, cabang, daerah, bahkan wilayah sampai pusat saat mengadakan acara atau kegiatan. Beberapa waktu terakhir, KOKAM juga ikut menjaga kegiatan-kegiatan besar nasional, serta turut serta dalam aksi bela saudara muslim di Uyghur dan juga India.
Fungsi KOKAM
KOKAM bukan hanya jaga parkir ketika pengajian Muhammadiyah ada, bukan hanya sebagai pelengkap dari organisasi. Namun, sub-struktur ini mewujudkan pengamalan dari ketauhidannya dengan aksi nyata, tak jarang kita lihat beberapa perannya di berbagai daerah. Salah satunya kemarin KOKAM Lamongan yang turut serta membersihkan eceng gondok bersama TNI KODIM 0812 Lamongan di wilayah Sungai Kiringin, Kalitengah, dalam kegiatan Giat Karya Bakti guna mencegah terjadinya banjir.
Sebagai salah satu misi bersinergi dengan instansi pemerintah atau swasta dalam mengupayakan bantuan keamanan dan kemanusiaan dengan menjalankan fungsinya di bidang KOKAM dan SAR PD Pemuda Muhammadiyah Lamongan. Contoh tersebut tampaknya sesuai dengan trilogi pelayanan KOKAM dalam urusan kebencanaan dan ekologi.
KOKAM juga turut serta merawat kebangsaan, jika kita mengingat statement Dr Dahnil Anzar Simanjuntak pada saat Apel Akbar Kokam se-Bantul pada 23 April 2017 lalu. KOKAM mempunyai tiga fungsi, yaitu merawat ukhuwah Islamiyah, mengawal dan menjaga NKRI dan pancasila, dan ketiga menggembirakan kemanusiaan.
Dari tiga fungsi strategis tersebut, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sub-struktur ini ikut serta merawat ukhuwah Islamiyah di antara dan sesama umat Islam, khususnya di Indonesia. KOKAM juga turut serta menjaga keutuhan bangsa, sekalipun tidak bersenjata. KOKAM hanya bersenjatakan ilmu pengetahuan dan perjuangan menegakkan kedaulatan NKRI dengan melawan ideologi komunisme dan lainnya yang mencoba dan mengancam bangsa.
KOKAM juga ikut serta menggembirakan kemanusiaan, sesuai dengan trilogi pelayanan KOKAM yang ditulis Iwan Setiawan. Menggembirakan kemanusiaan dan menggembirakan dakwah dengan turut membantu dalam urusan sosial kemanusiaan, kebencanaan, dan lingkungan. Juga menjaga aset dan seluruh Amal Usaha Muhammadiyah yang ada di seluruh Indonesia, karena KOKAM adalah bagian dari gerakan dakwah Muhammadiyah. Begitulah kiranya adanya KOKAM yang berperan bagi bangsa, khususnya bagi Muhammadiyah
KOKAM “Pasukan Bersenjata”
Jika melihat beberapa aksi yang dilakukan, tampaknya tidak ada yang tepat untuk menggambarkan apa senjata KOKAM dalam menjalankan tugas dan fungsinya selain ketauhidan, ilmu, dan amal. Mereka tak bersenjata api, namun mereka mampu berdaya bagi kemaslahatan orang banyak. KOKAM memang sempat terlihat redup beberapa waktu, namun kembalinya KOKAM hadir seakan menegaskan kembali bahwa eksistensinya belum lenyap ditelan zaman. Kehadirannya di setiap kegiatan dan acara Muhammadiyah di berbagai daerah di Indonesia, seakan memberikan rasa aman dan nyaman di tengah-tengah masyarakatnya.
Tak terlihat kegarangan mereka, sering sekali kita jumpai KOKAM menyapa masyarakat dengan senyumnya yang ramah serta jauh dari amarah. Kesiapsiagaannya dalam menghadapi masalah, kepeduliannya kepada sosial kemasyarakatan, serta keimanan yang kuat sebagai wujud ketauhidan merupakan wujud wajah KOKAM yang berusia setengah abad itu. Pendidikan dan pelatihan sebagai sarana membangun iman, ilmu, fisik, dan tanggap (peduli) kepada sekitar, juga jiwa Kemuhammadiyahan yang tinggi sebagai dasar dalam amal perbuatannya.
Peluncuran buku Peraturan dan Pedoman KOKAM 2020 seakan menegaskan bahwa kedisiplinannya bukan hanya saat melaksanakan tugas dan kegiatan, namun juga secara administratif. KOKAM Perkasa yang mencintai negeri ini, berani, bersahaja, dan berjuang untuk Islam dan Indonesia. Muhammadiyah yang menjadi penggerak diri, Islam sebagai jalan hidupnya, membuat KOKAM menjadi pasukan yang bersenjatakan tauhid, ilmu, dan amal untuk meraih ridho Allah SWT.
Meski penulis bukan alumni Diklatsar KOKAM, namun penulis meyakini bahwa apa yang dilakukan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah ini adalah pengamalan dari ajaran Islam yang sesuai dengan gerak dakwah Muhammadiyah. Yakni, adanya semangat mengaplikasikan pesan Surat al-Ma’un menjadi bagian dari gerakan KOKAM.
Pesan dari Surat al-Ma’un adalah mengurusi masalah kemanusiaan. Di Muhammadiyah, Surat al- Ma’un dimaknai sebagai sumber inspirasi dalam melaksanakan aktivismenya. KOKAM mengambil semangat Surat al-Maun untuk menjadikan gerakannya berguna bagi agama dan kemanusiaan, sebagaimana yang ditulis oleh mas Iwan Setiawan, Sekretaris BPO-KOKAM Nasional.
Editor: Arif