AfkarunaFikih

Islam Enteng-entengan (9): Cara Ziarah Kubur Menurut Rasulullah

2 Mins read

Oleh: Pak AR

Seorang hamba Allah mengaku bernama Today dari Kutoarjo bertanya kepada Pak AR tentang tatacara ziarah kubur menurut Rasulullah. Berikut ini pertanyaannya: “Bagaimana cara berziarah kubur menurut tuntunan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wasallam?”

***

Pak AR menjawab:    

Tentang ziarah kubur ini, sesungguhnya Rasulullah pernah melarang. Yaitu ketika orang-orang yang berziarah kubur itu meminta-minta kepada yang sudah meninggal (yang diziarahi itu), supaya terkabul maksudnya. Seperti laris dagangannya, dapat jodoh, lulus ujian, naik pangkat, dikasihi atasan dan sebagainya. Baru kemudian setelah orang-orang mengerti dan faham tentang:

              –   Siapakah manusia itu; siapakah Allah itu.

              –   Bagaimanakah orang hidup itu, dan bagaimana nanti sesudah mati; kemana ruhnya setelah meninggalkan jasadnya; apakah benar orang yang sudah mati itu kelak akan dibangunkan/dihidupkan lagi?

              –   Apakah benar besuk akan ada hari Kiamat?

              –   Apakah benar orang yang beriman, menjalankan shalat, bersedekah, memberi pertolongan kepada sesama,  akan masuk sorga?

              –   Apakah benar orang yang mencuri, merampok, korupsi meskipun tidak terbukti, orang yang berzina dengan tetangganya, dengan iparnya sendiri, dengan ibu tirinya yang rnasih muda, dengan pembantu rumah tangganya sendiri, atau bahkan dengan rnenantunya sendiri, meskipun sudah mau sama mau, saling rela, juga akan disiksa.

              –   Apakah benar bahwa yang dinamakan sorga dan neraka itu benar-benar ada? Apakah itu bukan penipuan?

              –   Apakah orang-orang yang iri, dengki, sombong, angkuh, takabur, suka merendahkan orang miskin, orang desa, orang gunung, orang bodoh dan rakyat biasa; tidak mau menerima saran/nasehat dari rakyat kecil karena kecilnya, apakah orang yang demikian itu kelak juga akan mendapat siksa, meskipun ia tergolong orang pandai, berpangkat, berkuasa, anak-anaknya semua jadi sarjana, dokter, ahli hukum dan sebagainya?

Baca Juga  Pak AR dan Kecelakaan Pangkal Persahabatan

Rasulullah kemudian mengizinkan orang berziarah kubur lagi kepada leluhurnya yang sudah meninggal.

***

Orang-orang telah mengerti bahwa berziarah kubur kepada leluhurnya itu tidak untuk meminta-minta kepada yang sudah meninggal, bahkan dapat memberi peringatan kepadanya bahwa:

              –   Kakeknya yang dulu adalah prajurit yang gagah berani, ahli perang, tidak termakan senjata, juga meninggal;

              –   Pamannya yang pedagang kaya-raya, dagangannya bermacam-macam, usahanya beraneka-rupa: gula, teh, rempah-rempah, beras, semen, minyak dan lain-lain, yang omsetnya tiap hari berkuintal-kuintal, juga dapat mati.

Apalagi dirinya yang bukan prajurit ahli perang, bukan pedagang/pengusaha sukses, tentu dan pasti akan meninggal juga. Oleh karena itu, marilah kita supaya tekun beribadah kepada Allah, gemar beramal shalih, berbuat baik kepada sanak keluarga, kepada tetangga dan kepada masyarakat pada umumnya.

Sumber: buku Tanya Jawab Enteng-entengan karya Pak AR. Pemuatan kembali di www.ibtimes.id lewat penyuntingan.

Editor: Arif

1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Fikih

Bolehkah Mengucapkan Salam kepada Non-Muslim?

3 Mins read
Konflik antar umat beragama yang terus bergelora di Indonesia masih merupakan ancaman serius terhadap kerukunan bangsa. Tragedi semacam ini seringkali meninggalkan luka…
Fikih

Apa Hukumnya Membaca Basmalah Saat Melakukan Maksiat?

2 Mins read
Bagi umat muslim membaca basmalah merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan segala aktivitas. Mulai dari hal kecil hingga hal besar sangat…
Fikih

Bagaimana Hukum Mengqadha' Salat Wajib?

4 Mins read
Dalam menjalani hidup tak lepas dari lika liku kehidupan. Ekonomi surut, lapangan pekerjaan yang sulit, dan beberapa hal lainnya yang menyebabkan seseorang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *