Perspektif

Wahai Orangtua, Libur Pandemi COVID-19 Bukan Untuk Pelesiran!

3 Mins read

Pandemi COVID-19 sudah merambah keberbagai daerah di Indonesia, tak hanya rakyat jelata, petinggi pemerintahan pun tak lepas dari jeratan virus yang berasal pertama kali dari Wuhan, China ini. Dampaknya, beberapa kegiatan pun di pending atau bahkan dibatalkan, perkantoran dan sekolah pun harus menonaktifkan kegiatan tatap muka dalam pelaksanaannya.

Sudah sepekan proses kegiatan belajar mengajar yang mulanya tatap muka, dan beralih memanfaatkan teknologi dengan pembelajaran daring (online). Namun, dalam pelaksaannya pasti ada kurang lebihnya, karena ada hal-hal yang tidak bisa digantikan oleh teknologi.

Pembelajaran yang mulanya dilakukan di kelas, dan berubah menjadi Belajar Dari Rumah (BDR) ternyata ada hal -hal yang kadang kurang dipahami atau bahkan tidak dimengerti oleh masyarakat, terutama wali murid. Masih banyak yang menganggap bahwa anaknya sedang libur sekolah, padahal sudah jelas pembelajaran dilakukan dari rumah melalui daring.

Ternyata masih banyak anak-anak sekolah yang bermain diluar rumah, seperti yang dilansir oleh detik.com pada 18/03/2020 dengan judul Anies Liburkan Sekolah, Satpol PP Razia Anak-Anak di Warnet (https://m.detik.com/news/berita/d-4944001/anies-liburkan-sekolah-satpol-pp-razia-anak-anak-di-warnet) . Masih banyak ditemukan pada saat libur pandemi COVID-19 anak-anak bermain diluar, lebih miris lagi apabila ada orangtua yang malah mengajak anaknya jalan-jalan ke mall dan lainnya.

Orangtua, Kontrol Anakmu!

Sejatinya orang tua adalah guru terbaik bagi anak-anaknya, orangtualah yang lebih memahami anak secara psikis dan lainnya. Namun, kadang ada orangtua yang masih tidak bisa mengontrol anaknya, sehingga masih ditemukan anak yang main ke warnet seperti berita di detik.com tadi.

Dan mungkin itu juga terjadi dibeberapa daerah di Indonesia, apa ini sebuah kegagalan orangtua dalam mengontrol anaknya? Alih-alih sekolah libur untuk memutus mata rantai persebaran Coronavirus Disease 2019, tapi malah terdapat anak yang berada di tempat umum, bahkan bersama orangtuanya.

Baca Juga  Jangan Tergesa-gesa dalam Belajar Agama

Sungguh membuat hati kita miris, memang keadaan ini memaksa kita untuk melakukan apapun di rumah dan tidak keluar rumah selama tidak ada keperluan yang sangat penting. Mungkin di antara kita masih mempunyai rasa meremehkan virus ini, atau mungkin terpapar teologi Neo-Jabariyah sebagaimana yang disampaikan oleh Ustadz Fathurrahman Kamal, ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yang hingga kini masih terjadi perdebatan di media sosial.

Antara yang meyakini bahwa tidak perlu takut pada virus Corona karena hidup mati Allah yang menentukan, dan yang tidak sependapat dengan argumen itu sebagaimana yang di sampaikan Ustadz Fathurrahman melalui gambar meme yang beredar di berbagai medsos.

Covid Menguji Orangtua

Jika melihat realitasnya, libur akibat COVID-19 ini merupakan ujian bagi orangtua, dimana orangtua harus mampu berperan lebih dari sebelumnya. Orangtua harus mampu menjawab pertanyaan dari anaknya mengenai seputar pelajaran di sekolahnya, orangtua juga harus memahami sikap anaknya ketika menerima dan merespon proses pembelajaran.

Selain itu, orangtua diuji untuk mampu mengkondisikan anaknya yang mungkin sebelumnya dihandle oleh asisten rumah tangga, atau mungkin yang sebelumnya hanya menanyakan nilai anaknya tanpa mengetahui bagaimana proses anaknya dalam mendapatkan nilai itu.

Karena, mungkin sebagian orangtua tidak mengetahui bagaimana anaknya ketika dikelas, seperti apa anaknya ketika menerima pelajaran dari gurunya. Sebagaimana tulisan saya sebelumnya “Pandemi COVID-19: Mengajak Orangtua Menjadi Guru” di ibtimes.id kemarin, bahwa libur COVID-19 seakan mengajak orangtua untuk menjadi lebih peduli pada pendidikan anaknya.

Mungkin nantinya orangtua akan memahami bagaimana sikap anaknya ketika sekolah yang mungkin berbeda saat dirumah, dan juga mungkin nanti orangtua mengerti bagaimana guru ketika menghadapi anak didiknya dengan berbagai macam karakter.

Baca Juga  Refleksi Akhir Tahun: Kerja Pandemi Belum Usai

Orangtua, Lindungi Anakmu!

Seharusnya ditengah mewabahnya virus Corona seperti saat ini, ketika sekolah berganti dengan atau melalui daring, orangtua harus lebih berperan dan berperan lebih, sebagai orangtua dan guru. Tidak seharusnya ketika menganggap keadaan ini dianggap sebagai ajang liburan dan pelesiran, mungkin berbagai tempat wisata memang sudah ditutup, tapi meski hanya sekedar jalan-jalan harusnya tak dilakukan.

Jika pemerintah dan berbagai ormas sudah menghimbau untuk melakukan pekerjaan ataupun belajar dari rumah, namun orangtua tak memiliki kesadaran, maka upaya memutus mata rantai penyebaran virus akan sia-sia.

Sebagai makhluk sosial, sejatinya manusia tidak bisa lepas dari kehidupan sosialnya. Namun pada kondisi seperti ini, kita harusnya menahan diri dan membantu otoritas yang sedang bekerja melawan dan menghentikan sebaran virus Corona ini. Mungkin beberapa daerah yang belum terjangkit seakan masih dianggap aman untuk berkumpul ataupun melaksanakan aktifitas, namun bukankah mencegah lebih baik daripada mengobati?

Mari saling melindungi diri dan keluarga kita, sehingga wabah ini segera berakhir dan kegiatan rutinitas kita semua berjalan dengan normal tanpa rasa was-was.

Semoga orangtua lebih protektif lagi kepada orangtuanya, karena kita semua berkewajiban untuk saling mengingatkan dan saling meningkatkan kewaspadaan. Semoga juga orangtua mampu membantu guru dalam menjalankan proses pembelajaran daring pada saat ini, agar pembelajaran tetap efektif.

Mari menjadi orangtua yang lebih peduli pada perkembangan pendidikan anak kita, jadikan moment belajar dari rumah ini menjadi quality time bagi keluarga kita. Semoga Allah segera mengangkat wabah ini dari kehidupan kita, dan semoga kita tetap berikhtiar dalam menjaga kesehatan kita dengan mengindahkan himbauan dari pemerintah dan organisasi yang ada.

Editor: Yahya FR
Hendra Hari Wahyudi
97 posts

About author
Anggota Majelis Pustaka, Informasi dan Digitalisasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur periode 2022-2027
Articles
Related posts
Perspektif

Moderasi Hilirisasi Haji

3 Mins read
Dalam beberapa tahun terakhir, hilirisasi haji telah menjadi sorotan penting di Indonesia. Berangkat dari visi untuk memberikan pelayanan haji yang berkualitas dan…
Perspektif

AI dan Masa Depan Studi Astronomi Islam

4 Mins read
Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan program komputer yang dirancang dan dihadirkan untuk dapat meniru kecerdasan manusia, termasuk kemampuan pengambilan keputusan,…
Perspektif

Pendidikan sebagai Dasar Pembentuk Nilai Hidup

3 Mins read
“Pendidikan (opvoeding) dan pengajaran (onderwijs) merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia, baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds