Akhlak

Membumikan Akidah, Mewujudkan Islam Rahmatan lil ‘Alamin

3 Mins read

Oleh: Ridwan

Islam adalah ajaran agama Allah SWT. yang mengatur dan memberi petunjuk, arah bagi seluruh kehidupan manusia, sehingga islam sebagai suatu ajaran yang selalu ditaati bagi pengikutnya dijamin Allah SWT. keselamatan, kebahagiaan hidupnya di dunia dan di akhirat.

Islam sebagai rahmatan lil ’alamin mengandung konsekuensi bahwa ajaran Islam tidak dibatasi ruang dan waktu, baik dari sisi jarak, suku, ras, maupun dalam materinya tidak saling terpisah antara aspek akidah dengan aspek ibadah. Artinya antara materi rukun iman dan rukun Islam atau dalam penerapan nilai ketuhanan dan nilai-nilai kemanusiaan selalu beriringan.

Karena itu dalam tulisan ini diuraikan hubungan antara akidah dengan nilai sosial dalam perspektif Al-Quran. Harapannya pembaca lebih membumi menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan.

Kalimat Tauhid

Allah swt berfirman dalam Al-Quran surah Ibrahim ayat 24–25:

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akar nya teguh dan cabangnya (menjulang) kelangit. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizing Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”.

Ayat ini Allah mengingatkan umat manusia akan kalimat thayyibah sebagai kalimat terpenting dari agama Islam yaitu: laa ilaha illallah Muhammadarrasulullah. Kalimat ini Allah umpamakan bagaikan pohon yang indah yang akarnya kuat, kokoh dan mantap. Kemudian cabangnya, ranting pohon itu menjulang tinggi keangkasa, memberikan faedah, manfaat sepanjang masa bagi masyarakat, bagi kehidupan makhluk sekitarnya dengan ijin Allah.

Pada aspek fungsinya kalimat itu bermakna secara pribadi kepada Allah dan berfungsi secara social kepada masyarakat luas. Secara pribadi, makna kalimat yang baik dalam ayat di atas mengagungkan nama Allah dan Rasul-Nya sebagai pondasi kehidupan. Berpegang teguh pada pondasi atau tauhid yang benar, maka akan kokoh, kuat, dan bertahan sepanjang masa.

Baca Juga  Berkata Baik atau Diam

Sedangkan secara sosial umat manusia yang berpegang teguh pada kalimat thayyibah akan memberikan manfaat atau faedah bagi kehidupan di sekitanya. Sebagaimana pohon besar yang tumbuh dengan subur dapat memberi menfaat bagi kehidupan sekitarnya, yaitu tempat bernaung, menyejukan, hingga menyuburkan tanah.

Mewujudkan Rahmatan lil ‘Alamin

Semua manusia mampu melakukan fungsi sosial itu sesuai kapasitas/kemampuan masing-masing. Bisa dengan tenaga, bisa dengan ilmunya, bisa dengan ketrampilannya, bisa dengan doanya, dan bisa dengan harta bagi yang memiliki rezeki lebih. Apabila kaum muslimin dapat memaknai prilaku hidup seperti itu, maka Islam Rahmatan lil ’Alamin akan terwujud.

Sebagai contoh, organisasi Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan dakwah Islam amar makruf nahi munkar yang menjalankan fungsi sosialnya dalam berbagai aspek sosial telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas. Hasilnya pun dinikmati oleh bangsa Indonesia seperti pendidikan, masjid, rumah sakit, hingga panti asuhan. Semua itu memberikan manfaat nyata bagi kehidupan sekitarnya sebagai wujud makna kalimat La Ilaha Illallalah Muhammadarrasulullah yang juga terdapat dalam lambang Muhammadiyah.

Apa implikasi positifnya bagi manusia yang berperilaku ketuhanan dan kemanusiaan? Kalimat thayyibah itu adalah kalimat iman dan amal saleh yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Firman Allah dalam surah Al-Bayyinah ayat 7: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”.

Jadi begitu terhormatnya manusia yang beriman di sisi Allah, yang menjadikan kalimat thayyibah itu sebagai kepribadian dirinya dan melakukan amal-amal kemanusiaan bagi lingkungannya dianugerahi Allah gelar sebagai umat terbaik. Sebagaimana hadis Rasulullah saw bahwa “khairunnas anfa’uhum linnas”. Sebaik-baik kamu adalah yang bermanfat bagi orang lainnya.

Setiap Muslim Bersaudara

Dari Abu Hurairah ra. dalam buku Riyadhus Shalihin Jilid 1 Rasulullah bersabda yang Artinya : Abu Hurairah ra. berkata, Nabi saw bersabda: Demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah tidak beriman. Sahabat bertanya, siapakah ya Rasulullah? Jawab Nabi; ialah orang yang tidak aman tetangganya dari gangguannya. (HR. Bukhari dan Muslim)

Baca Juga  Memahami Konsep Zuhud Hasan al-Basri

Dalam hadis Bukhari dan Muslim yang lain disebutkan bahwa contoh perilaku yang baik adalah, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, tidak boleh menganiayanya dan tidak boleh menyerahkannya kepada musuhnya, siapa yang membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya, dan barang siapa membebaskan kesusahan seorang muslim, maka lantaran itu Allah akan membebaskannya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat, dan barang siapa menutupi cacat /aib seorang muslim, maka Allah pun akan menutup cacat/aibnya kelak di hari kiamat.”

Dalam Al-Quran surah Al-Lail Allah memberikan gambaran tentang perilaku orang yang baik akan diberikan kemudahan demi kemudahan. Juga kesukaran demi kesukaran diberikan bagi manusia yang berperilaku sombong;

“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. dan Adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup. serta mendustakan pahala terbaik, Maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.”

Jadi betapa pentingnya memelihara kalimat yang baik sebagai ideologi untuk keselamatan diri dan keselamatan bangsa dan negara di bumi ciptaan Allah ini. Karena barangsiapa yang memilih ideologi yang buruk atau memilih ajaran yang salah maka akan dicabut oleh Allah sampai ke akar-akarnya.

Firman Allah dalam surah Ibrahim ayat 26-27 yang artinya:

“dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.”

Editor: Nabhan

Baca Juga  Karakter Mahabbah: Cinta Sunyi kepada Sang Pecinta Sejati
1005 posts

About author
IBTimes.ID - Cerdas Berislam. Media Islam Wasathiyah yang mencerahkan
Articles
Related posts
Akhlak

Mentalitas Orang yang Beriman

3 Mins read
Hampir semua orang ingin menjadi pribadi yang merdeka dan berdaulat. Mereka ingin memegang kendali penuh atas diri, tanpa intervensi dan ketakutan atas…
Akhlak

Solusi Islam untuk Atasi FOPO

2 Mins read
Pernahkan kalian merasa khawatir atau muncul perasaan takut karena kehilangan atau ketinggalan sesuatu yang penting dan menyenangkan yang sedang tren? Jika iya,…
Akhlak

Akhlak dan Adab Kepada Tetangga dalam Islam

3 Mins read
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis berikut ini: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds