Riset

Kecerdasan Manusia dan Dalil untuk Menyikapi Informasi

3 Mins read

Sebelum membahas tentang kecerdasan manusia dan dalil informasi, perlu kita sepakati bersama bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Dari segumpal darah itu selama kurang lebih 9 bulan bertumbuh menjadi sebuah rangkaian kesatuan yang disebut sebagai manusia. Di setiap bagian tubuh memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Mata untuk menglihat, telinga untuk mendengar, kaki untuk melangkah, dan lainnya.

Untuk menjadi sebuah organ manusia di susun dari jaringan dan jaringan disusun dari berjuta- juta sel, yaitu unit kecil dari suatu makhluk hidup. Para peneliti masih belum mengetahui jumlah sel manusia secara pasti. Akan tetapi para peneliti yakin disetiap manusia yang memiliki berat tubuh 70 Kg jumlah selnya berkisar 30-40 triliun sel.

Jumlah yang tidak sedikit dan disetiap selnya terdiri dari bagian-bagian tubuh sel. Yaitu: Sitoplasma sebagai tempat berlangsungnya metabolisme sel, Mitokondria tempat penghasil energi, Ribosom tempat mensintesis protein, dan masih banyak bagian sel yang lain. Di mana bagian sel ini memiliki inti sel yang disebut Nukleus dan dilindungi oleh membran sel.

Kecerdasan Manusia

Organ manusia menurut fungsi dan tugasnya menjadi satu yang disebut sistem organ. Seperi sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem respirasi, dan masih banyak sistem organ yang lain. Allah SWT telah menciptakan sedemikian rumitnya komponen organ yang tidak bisa ditiru dan dibuat oleh manusia. Organ-organ dan sistem organ manusia diatur dan dikendalikan oleh satu bagian organ terpenting yaitu Otak.

Otak terletak di dalam kepala manusia yang memiliki sekitar 1.350 cc dan terdiri atas 100 juta sel saraf atau neuron yang memiliki tanggung jawab untuk mengatur aktifitas seluruh tubuh manusia. Salah satu tugas otak adalah mengatur kecerdasan manusia dalam bertindak, berfikir, dan melaksanakan suatu pekerjaan. Dengan cara memerintahkan organ untuk melaksanakan tugas tersebut.

Baca Juga  Refleksi Akhir Tahun: Kerja Pandemi Belum Usai

Secara alamiah, setiap hari manusia menggunakan fungsi otak untuk berfikir sekitar 4000-5000 kali perhari. Jumlah tersebut juga dipengaruhi oleh aktivitas kita. Setiap manusia memiliki jumlah yang berbeda-beda. Bagian otak manusia yang istimewa untuk menangkap informasi sebelum melakukan tugas adalah PFC (Pre Frontal Cortex). Menurut peneliti bernama Jordan Grafman, bagian otak inilah yang membedakan manusia dengan hewan.

PFC berfungsi sebagai pemimpin yaitu bertugas merencanakan masa depan, mengambil keputusan, membentuk kepribadian dan berinteraksi sosial kepada masyarakat. Melihat fungsi ini, PFC mengatur akal sehat manusia yang tidak ada pada hewan. Yakni menangkap informasi dan berfikir akan informasi tersebut selanjutnya mengatur organ untuk melaksanakannya.

Bagaimana jika kita lihat melalui aspek agama Islam? Allah SWT dalam Firmannya surat Yunus ayat 35,

“Katakanlah: Apakah diantara sekutumu ada yang membimbing kepada kebenaran? katakanlah, Allah-lah yang membimbing kepada kebenaran. Maka manakah yang berhak untuk diikuti, Tuhan yang membimbing kepada kebenaran itu , ataukah orang yang tidak mampu membimbing bahkan perlu dibimbimng ? Maka mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?” (QS. Yunus:35)

Perlukah Dalil untuk Informasi?

Mengapa kita perlu dalil untuk menyikapi masalah kehidupan kita? Bukankah penelitian manusia bisa dipertanggung jawabkan dan bisa disimpulkan dengan data kuantitatif? Akal manusia sangat terbatas, di samping itu ada kekuatan yang besar untuk membalikkan fakta dari kebenaran menjadi keburukan. Yaitu An-Nafs atau hawa nafsu. Itulah mengapa sangat diperlukan dalil untuk setiap masalah kehidupan.

Ustad Weemaraditya mengungkapkan 3 kelompok bagian nilai pemikiran. Yaitu pertama, pasti salah (Mustahil Aqli). Kedua, mungkin benar atau mungin tidak (Jaiz). Terakhir, pasti benar (Wajib Aqli).

Posisi manusia dalam nilai pemikiran meliputi nomor 2 yaitu Jaiz, mungkin iya atau mungkin tidak. Berarti nilai pemikiran manusia itu tidak pasti benar walaupun dengan penelitian secara sains dan akal sehat. Tanpa dilandasi dengan dalil yang kuat (Alquran dan Al Hadits) maka dipastikan manusia tidak bisa menjadikan kepastian dalam melakukan tindakan atau keputusan. Kecuali hanya sebatas kebetulan saja.

Baca Juga  Selamat Tinggal Masa Depan Kesehatan

Kecepatan otak manusia untuk menangkap suatu informasi yang akan difikirkan oleh akal dan diresapi dengan qalbu (hati), dilakukan tindakan oleh organ tubuh itu sangat cepat sekali. Seperti diawal tadi sudah dijelaskan bahwa manusia setiap harinya berfikir sebanyak 4.000-5.000 kali menjadi indikasi bahwa informasi yang ditangkap oleh otak begitu cepatnya.

***

Era modern saat ini informasi yang beredar begitu luas, terkadang ada pula informasi bersifat hoax (berita bohong). Apabila tidak membentengi diri dengan sifat kritis akan informasi maka berbahaya jika informasi bersifat hoax sudah diyakini oleh hati dan diterapkan dengan fi’li (perbuatan). Efeknya akan timbul sifat tidak mau kalah padahal sudah dikalahkan. Kejadian seperti inilah yang menjadi cikal bakal sifat kufur akan Allah SWT dan tumbuh besar sifat egoisme.

Dari penjelasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa informasi sangat berpengaruh akan kinerja otak dalam menangkapnya melalui peran PFC. Maka dari itu alangkah baiknya kita mencari tahu terlebih dahulu kebenaran informasi yang kita dapat sebelum kita meyakininya.

Editor: Sri/Nabhan

Avatar
1 posts

About author
Mahasiswa Hukum IAIN Surakarta
Articles
Related posts
Riset

Membuktikan Secara Ilmiah Keajaiban Para Sufi

2 Mins read
Kita barangkali sudah sering mendengar kalau para sufi dan bahkan Nabi-nabi terdahulu memiliki pengalaman-pengalaman yang sulit dibuktikan dengan nalar, bahkan sains pun…
Riset

Lazismu, Anak Muda, dan Gerakan Filantropi untuk Ekologi

2 Mins read
“Bapak ini kemana-mana bantu orang banyak. Tapi di kampung sendiri tidak berbuat apa-apa. Yang dipikirin malah kampung orang lain,” ujar anak dari…
Riset

Pengorbanan Ismail, Kelahiran Ishaq, dan Kisah Kaum Sodom-Gomoroh

4 Mins read
Nabi Ibrahim as. yang tinggal Hebron mendapat berusaha menjenguk putra satu-satunya. Sebab pada waktu itu, Sarah sudah uzur dan belum juga hamil….

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds