Kalam

Pemikiran Ibn Bajjah 3: Spirit dalam Pembentukan Perilaku Manusia

2 Mins read

Pemetaan Perilaku Manusia

Selanjutnya, Ibn Bajjah mambahas tentang bentuk-bentuk spirit (syu’ar ruhaniyah) dalam hal perilaku manusia setelah ia mengkaji tentang pemetaan perilaku manusia. Hal ini bisa kita temukan dalam buku Sirajudin Zar yang berjudul Filsafat Islam. Bentuk spririt inilah yang berperan penting sebagai sebuah motor penggerak dari perilaku manusia.  

Ada empat model dalam spirit berikut ini. Pertama, yaitu makna-makna yang ada dan terkandung pada galaksi atau luar angkasa. Ibn Bajjah dalam kajian ini berpendapat bahwa perilaku manusia ada pengaruhnya atau dipengaruhi oleh benda luar angkasa. Anggapan dari Ibn Bajjah ini tidak sama dan selaras dengan Ibn Sina dan Al-Farabi. Pada kajian tadbir, hal ini tidak ada hubungannya sama sekali. 

Ibn Bajjah sama sekali tak mau mengakui bahwasannya pada pembentukan perilaku manusia, sama sekali tidak ada hubungannya dengan kebahagiaan manusia dan akal yang sempurna. Hal ini sama saja dengan makna yang ada dalam tadbir. Kandungan yang ada di dalamnya pun tidak selaras dengan awal dari tujuannya yang paling dasar yang terdapat dalam sebuah teori yang dikemukakan oleh Ibn Bajjah sendiri, yaitu Tadbir al Mutawahhid.

Ketidaksetujuan Ibn Bajjah tentang Teori Emanasi

Dibalik itu, terdapat alasan mengapa ia tidak setuju sebagaimana pernyataan di atas. Karena adanya arti tersebut bukanlah yang ada dalam diri individu manusia, melainkan berasal dari luar diri manusia (eksternal). Oleh karenanya, Ibn Bajjah tidak setuju dan tidak sependapat dengan teori emanasi.

Emanasi dalam tulisan Amirudin yang bertajuk Memahami Otentisitas Konsep Tuhan: Kajian Konsep Emanasi, Ontologi, dan Kosmologi Filosof Muslim, yang menyebutkan bahwa segala sesuatu atau proses yang secara langsung maupun tidak langsung bersumber dari Tuhan, termasuk materi atau jiwa. Bahkan dalam hal ini, Ibn Bajjah memilih bertolak belakang dengan pemikiran Al-Farabi.

Baca Juga  Titik Temu antara Islam dan Pancasila

Dalam teori emanasi, menjelaskan bahwa arti yang ada di luar angkasa itulah yang berperan penting sebagai penggerak manusia dalam berpikir dan berperilaku sehari-hari. Oleh karena inilah, Ibn Bajjah menolak teori emanasi ini. Dengan begitu, spirit yang berfungsi sebagai penggerak manusia haruslah berasal dari dalam diri manusia sendiri, tidaklah dari luar manusia.

Tiga Macam Penggerak yang Berasal dari Diri Manusia

Jika dari luar diri manusia, maka tidak termasuk kategori tersebut. Semacam ini sifatnya internal, di antaranya: Pertama, harus meliputi tiga aspek arti-arti yang ada dalam diri manusia, yakni imajinasi, ingatan, dan panca indera manusia.

Urutannya yaitu diawali dengan adanya suatu interaksi manusia dengan lingkungan sekitarnya bahkan di luar lingkungannya melalui indranya, lalu terbentuklah imajinasi dalam fikiran, dan kemudian direkam dalam ingatan manusia. Kedua, yaitu tentang pengetahuan tentang materi-materi awal atau (al-ma’qulat al-huyulaniyah).

Hal ini sifatnya universal, yaitu dapat tercapai dengan cara pamurnian pada alam materi. Seperti halnya manusia yang universal yang berasal dari berbagai suku, ras, dan kepercayaan. Hal ini dinamakan keragaman manusia.

Dapat juga diartiakan sebagai al-ma’qulat al-huyulanniyah (pengetahuan terhadap materi awal/pertama). Adanya hal ini tidak murni berasal dari rohani diri manusia. Sebab, masih termasuk dalam materi pertama, yakni sebelum dibentuknya menjadi berbagai bentuk yang nyata di seluruh alam.

Adapun yang ketiga yaitu, al-aql al-fa’al. Disebut juga akal aktif dan al-‘aql al-mustafad yaitu akal perolehan. Dari keduanya ini, tidaklah menerima apa yang ada dalam materi yang pertama atau huyuli. Akan tetapi, antara materi kedua dan ketiga masih memiliki hubungan dengan materi pertama yaitu dalam hal penalaran saja.

Baca Juga  Relasi Pendidikan dan Tauhid ala Ismail al-Faruqi

Materi ketiga atau al-‘aqlu al-fa’al hanya memiliki fungsi sebagai penalaran untuk materi yang awal, untuk al-‘aql al-mustafad, fungsinya ialah sebagai penyempurna yang dilakukan oleh materi yang ketiga.

Dengan hasil pemikiran Ibn Bajjah di atas, perlu kita ketahui bahwa dalam diri kita sebagai manusia terdapat beberapa hal yang tidak semua orang mau tau asal muasalnya. Dengan penjelasan mengenai spirit dalam pembentukan perilaku manusia yang berasal dari diri sendiri/internal memberikan sumber pengetahuan yang begitu penting.

Dengan adanya saling keterkaitan macam-macam penggerak dalam membentuk perilaku manusia, diharapkan nantinya tidak ada lagi keraguan maupun ketidaktahuan tentang sebab perilaku manusia bisa terbentuk.

Editor: Yahya FR

Ali Mursyid Azisi
12 posts

About author
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Articles
Related posts
Kalam

Inilah Tujuh Doktrin Pokok Teologi Asy’ariyah

3 Mins read
Teologi Asy’ariyah dalam sejarah kalam merupakan sintesis antara teologi rasional, dalam hal ini adalah Mu’tazilah serta teologi Puritan yaitu Mazhab Ahl- Hadits….
Kalam

Lima Doktrin Pokok Teologi Mu’tazilah

4 Mins read
Mu’tazilah sebagai salah satu teologi Islam memiliki lima doktrin pokok (Al-Ushul al-Khamsah) yaitu; at-Tauhid (Pengesaan Tuhan), al-Adl (Keadilan Tuhan), al-Wa’d wa al-Wa’id…
Kalam

Asal Usul Ahlussunnah Wal Jama'ah

2 Mins read
Ahlussunnah Wal Jama’ah merupakan pemahaman tentang aqidah yang berpedoman pada Sunnah Rasulullah Saw dan para sahabatnya. Ahlussunnah Wal Jama’ah berasal dari tiga…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds