Report

Perokok di Muhammadiyah Makin Terasing dan Sedikit

1 Mins read

IBTimes.ID – Bertepatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia (HTTS) pada 31 Mei 2021, Muhammadiyah mendapatkan penghargaan South East Asia Region World No Tobacco Day Award dari World Health Organization (WHO).

Dalam rangka itu, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah mengadakan tasyakuran dengan mengadakan pengajian virtual bertema “Muhammadiyah Membangun Kesehatan Bangsa” pada Sabtu (12/6).

Dalam kegiatan tersebut, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyampaikan bahwa penghargaan tersebut merupakan bentuk rahmat Allah swt. sekaligus buah dari usaha segenap pihak, khususnya Muhammadiyah Tobacco Control Network (MTCN). Menurut Mu’ti, di kalangan ormas, baru Muhammadiyah yang secara serius menaruh perhatian pada upaya pengendalian tembakau.

Lebih lanjut, Mu’ti mengingatkan bahwa penghargaan dari WHO jangan dianggap sebagai titik kulminasi atau puncak pencapaian MTCN.

“Tujuan utamanya bukanlah mendapatkan penghargaan dari WHO, tapi mewujudkan masyarakat yang sehat dan kuat, yang merupakan bagian dari ajaran Islam,” ujarnya sebagaimana dilansir dari Suara Aisyiyah.

Kampanye pengendalian tembakau ini, menurutnya, harus terus dilakukan. Apalagi tantangan yang ada di depan mata semakin berat. Tantangan tersebut dapat dibuktikan dengan maraknya perokok di kalangan generasi muda, termasuk dari kalangan perempuan dan Muhammadiyah. Dengan situasi tersebut, Mu’ti menegaskan bahwa strategi kampanye Muhammadiyah perlu ditingkatkan atau diperbaharui.

Mu’ti menjelaskan bahwa sejauh ini Muhammadiyah sudah mengusahakan sebuah lingkungan yang bebas asap rokok. Meski perokok di kalangan Muhammadiyah tetap ada, menurutnya, mereka tergolong min al-gharibin (orang-orang asing) karena terbilang sedikit.

“Muhammadiyah berhasil menciptakan suatu kultur, dan ini bisa menjadi sebuah capaian tersendiri bagi Muhammadiyah,” ucapnya.

Mu’ti tidak menampik fakta bahwa ada beberapa kritik yang dilancarkan kepada pegiat “anti-tembakau”, khususnya mengenai nasib para petani tembakau dan pekerja yang berada dalam lingkaran pengolahan produk tembakau. Kritik tersebut menurut Mu’ti perlu dijawab dengan memberikan alternatif solusi pekerjaan. Ia menegaskan, “jangan mengadakan kegiatan yang sifatnya reaktif tanpa ada alternatif”.

Baca Juga  Enam Catatan KPAI untuk Mendikbud: Sistem PJJ Harus Diperbaiki

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum MTCN Supriyatiningsih menyampaikan bahwa penghargaan dari WHO menunjukkan komitmen Muhammadiyah dalam upaya pengendalian tembakau. Salah satu bukti konkret upaya tersebut adalah diterbitkannya fatwa haram merokok pada 2010.

Supriyatiningsih mendukung usaha yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan tembakau. Di antara usaha tersebut adalah dengan merevisi Peraturan Pemerintah RI Nomor 109 Tahun 2012 tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau, menaikkan tarif cukai rokok, serta melarang iklan dan sponsor rokok. 

Reporter : SB/Yusuf

Avatar
1343 posts

About author
IBTimes.ID - Rujukan Muslim Modern. Media Islam yang membawa risalah pencerahan untuk masyarakat modern.
Articles
Related posts
Report

Savic Ali: Muhammadiyah Lebih Menderita karena Salafi Ketimbang NU

2 Mins read
IBTimes.ID – Memasuki era reformasi, Indonesia mengalami perubahan yang signifikan. Lahirnya ruang keterbukaan yang melebar dan lapangan yang terbuka luas, nampaknya menjadi…
Report

Haedar Nashir: dari Sosiolog Menjadi Begawan Moderasi

2 Mins read
IBTimes.ID – Perjalanannya sebagai seorang mahasiswa S2 dan S3 Sosiologi Universitas Gadjah Mada hingga beliau menulis pidato Guru Besar Sosiologi di Universitas…
Report

Siti Ruhaini Dzuhayatin: Haedar Nashir adalah Sosok yang Moderat

1 Mins read
IBTimes.ID – Siti Ruhaini Dzuhayatin Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyebut, bahwa Haedar Nashir adalah sosok yang moderat. Hal itu terlihat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *