Perspektif

Love Language ala Muhammadiyah

3 Mins read

Organisasi Islam besar Indonesia yang bernama Muhammadiyah ini menarik sekali, sebab tak sedikit yang tertarik dan kagum bahkan jatuh hati padanya. Bukan tanpa alasan, organisasi yang sangat gagah dan pemberani dari semenjak ia awal berdiri sampai sekarang. Ini dibuktikan dengan tetap Istiqomah melakukan pembaharuan walaupun terdapat resistensi diawal. Dimulai dari membenarkan arah kiblat yang tepat, kursi yang terbuat kayu untuk kegiatan belajar mengajar, sekarang pun metode hisab untuk menentukan awal Ramadan dan Syawal.

Belum lagi wangi dan rapi organisasinya. Banyak tokoh yang mengharumkan untuk bangsa Indonesia sedari perjuangan kemerdekaan sehingga buktinya tak sedikit tokoh Muhammadiyah diberi penghargaan sebagai pahlawan nasional. Kemudian dari kerapiannya dalam manajemen dan kedisiplinan mengorganisir organisasi. Bagaimana tidak banyak orang yang kemudian klepek-klepek dan langsung jatuh cinta pada Muhammadiyah secara fisiknya itu. Tak heran juga jika banyak peneliti-peneliti dalam negeri bahkan luar negeri penasaran terhadap Muhammadiyah, yang pada gilirannya mereka melakukan riset-riset beberapa tahun untuk mengenal dekat Muhammadiyah.

Bentuk Cinta ala Muhammadiyah

Nah, kira-kira love language Muhammadiyah kepada Iman dan Islam bagaimana? Tapi sebelum beranjak love language-nya Muhammadiyah, kita perlu mengetahui apa itu love language. Love language atau bahasa cinta adalah cara untuk mengekspresikan rasa cinta dan kasih sayang kepada seseorang (umat).

Cara mengungkapkan bahasa cinta ini tidak selalu ditunjukkan kepada pasangan. Bisa juga dari orang tua ke anak, kakak ke adik, perhatian untuk keluarga, kepada sahabat termasuk muhammadiyah ke umat.

Konsep bahasa cinta mulanya diperkenalkan dalam sebuah buku karya Gary Chapman pada 1992, berjudul The Five Love Languages: How to Express Heartfelt Commitment to Your Mate. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa ada lima macam bahasa cinta yang umumnya dimiliki oleh umat manusia. Ada macam-macam love language, di antaranya; Act of service, Words of affirmation, Quality time, Physical touch, Receiving gift.

Baca Juga  Satu Abad NU dan Marwah Politik NU di Politik 2024

Pertama, Act of service adalah bahasa cinta yang ditunjukkan dengan cara memberi suatu tindakan atau melayani. Tindakan tersebut bisa terjadi secara spontan, tanpa pamrih atau sukarela, dan atas dasar inisiatif. Nah, gerakan Muhammadiyah sangat Act of service sebagai bentuk bukti kongkret atas cinta dalam keimanannya berwujud Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).

Hal ini bisa kita lihat dalam 1 abad lebih berkhidmat melayani umat dengan ditunjukkan pada bidang kesehatan, pendidikan dan sosialnya yang bisa kita sebut cinta Trisula lama.

Bidang pendidikan dilakukan Muhammadiyah dengan mendirikan sekolah-sekolah modern (schooling). Bidang layanan kesehatan dengan mendirikan banyak rumah sakit, rumah bersalin, poliklinik, dan semacamnya di penjuru tanah air negeri ini. Lalu, bidang santunan sosial seperti panti asuhan, panti jompo, dan bantuan karitatif lainnya.

Data keseluruhan AUM (dari LensaMu) itu membuat geleng-geleng kepala saking banyaknya, sebutlah jumlah TK,Paud, KB ada 22.000; SD/MI 2.766; SMP/MTS 1.826; SMA/SMK 1.407; PTM/A 164; RS/Klinik 364; Panti Asuhan 384; Ponpes 356; Masjid/Musholla 20.198.

Menariknya, memasuki abad kedua Act of service Muhammadiyah menambah cinta Trisula baru dalam menebar kebaikan dalam melayani umat Islam dan manusia. Cinta Trisula baru itu dengan konsen di bidang penanggulangan/peduli bencana (MDMC), gerakan filantropi Islam atau peduli zakat infak sedekah (LazisMu), dan pemberdayaan masyarakat (MPM).

Kedua, Love language Words of affirmation merupakan bahasa cinta yang berupa untaian kalimat atau kata-kata cinta dan kasih sayang. Bisa kita lihat lagu-lagu mars di Muhammadiyah maupun ortomnya berisi untaian kalimat cinta pada Islam dan perjuangan Nabi Muhammad Saw. Tapi Muhammadiyah sebenarnya terhitung tak berlebihan dibentuk cinta ini, sebab jelas slogannya “banyak bekerja, sedikit bicara”, bahasa Azakiannya “banyak ngamal, sedikit ngomel” hehe.

Baca Juga  Hak Budi, Korupsi, dan Krisis Kesehatan

Ketiga, Quality time memiliki arti yaitu menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayang secara berkualitas. Bahasa cinta quality time ini bisa kita lihat saat rapat rutinan maupun musyawarah dari musyran sampai muktamar yang dihelat oleh Muhammadiyah. Hasil dari cinta ini menjadi putusan bergerak bersama, disisi lain juga menjadi momentum men-charger spirit ukhuwah Islamiyyah untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Keempat, Physical touch termasuk cara mengekspresikan cinta melalui sentuhan fisik secara konsensual. Tapi, jenis physical touch yang ditunjukkan dapat berbeda tergantung pada siapa tujuannya. Misalnya, physical touch Muhammadiyah itu mencium anak yatim-piatu, mengelus fakir miskin dan memeluk orang-orang mustad’afin. Menuntun ke jalan yang benar sesuai tuntunan alquran dan sunnah sekaligus menggandeng pembaharuan untuk umat manusia.

Kelima, Orang dengan love language receiving gift akan memperlihatkan rasa cintanya dengan memberikan hadiah atau menerima hadiah. Ketika memberi hadiah atau menerima suatu hadiah, mereka akan merasa sangat dihargai, diingat, dan disayang.

Bisa kita ingat jika Muhammadiyah telah memberi banyak hadiah untuk negara ini. Sebutlah dari segi pikiran semenjak perumusan dasar negara yang diwakili oleh kader Muhammadiyah yakni Ir. Soekarno, Abdul Kahar Muzakkar, Ki Bagus Hadikusumo dan sampai hari ini gagasan-gagasan untuk negeri selalu dihadiahkan untuk umat dan bangsa.

Rasa-rasanya love language ala Muhammadiyah ini terhitung paket lengkap untuk keharmonisan cinta. Dan cinta ini tak lain, tak bukan hanya untuk mengharap ridho-Nya untuk menjadikan negeri ini Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghofur sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Wallahu A’lam Bishowab.

Editor: Soleh

Avatar
4 posts

About author
Mahasiswa Ilmu Qur'an dan Tafsir UMS dan Mahasantri Hajjah Nuriyah Shobron 2019
Articles
Related posts
Perspektif

Fenomena Over Branding Institusi Pendidikan, Muhammadiyah Perlu Hati-hati!

4 Mins read
Seiring dengan perkembangan zaman, institusi pendidikan di Indonesia terus bertransformasi. Arus globalisasi tentu memainkan peran penting dalam menentukan kebutuhan pendidikan di era…
Perspektif

Hakim, Undang-Undang, dan Hukum Progresif

3 Mins read
Putusan hakim idealnya mengandung aspek kepastian, keadilan, dan kemanfaatan. Dalam implementasinya tidak mudah untuk mensinergikan ketiga aspek tersebut, terutama antara aspek kepastian…
Perspektif

11 Kategori Pengkritik Jurnal Terindeks Scopus, Kamu yang Mana?

2 Mins read
Dalam amatan penulis, ada beberapa kategori pengkritik jurnal terindeks scopus. Dalam tulisan ini, setidaknya ada 11 kategori yang saya temui. Berikut ulasan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *