Ar-Razi adalah nama panggilan. Nama lengkapnya adalah Abu Bakr Muhammad bin Zakariyya al-Razi. Ia lahir di Rayy, Provinsi Khurasan, dekat Teheran, bertepatan pada tahun 856 M atau 251 H. Ar-Razi Wafat pada tahun 925 H. Beberapa sumber menjelaskan bahwa wafatnya Ar-Razi disebabkan oleh penyakit buta. Tetapi pada waktu itu Ar-Razi ini menolak untuk di obati, sehingga seiring berjalannya waktu kondisinya melemah hingga meninggal dunia.
Ar-Razi termasuk tokoh Filsafat Islam yang sangat produktif. Pendidikan yang ia dapat dari gurunya yang bernama Hunayn bin Ishaq telah mengantarkannya menjadi penulis yang sangat produktif. Saking produktifnya, Ar-Razi sampai berhasil melampaui gurunya, terutama dalam hal mengenai medis atau rana kedokteran. Ar-Razi juga dikenal seorang yang sangat baik, dermawan, dan bijaksana dengan setiap orang. Bidang yang dikuasai lebih dari bidang-bidang lain adalah masalah Kedokteran dan Filsafat.
Ar-Razi juga terkenal sebagai dokter yang sangat baik, pekerja keras, dan selalu menghasilkan pengobatan yang berhasil menyembuhkan pasien-pasien yang di rawatnya. Maka dari kiprahnya sebagai dokter yang berhasil, juga jenius, Ar-Razi diangkat sebagai pemimpin rumah sakit di Rayy, tempat asal ia lahir. Sebelum belajar filsafat dan kedokteran, ia sudah tekun dalam memainkan harpa.
Mengenai pandangan dari Ar-Razi yang berhubungan dengan moral dapat kita lihat dalam bukunya Al-Tibb al-Ruhani dan Sirat al-Falsafiyyah. Ia menganjurkan umat Islam agar tidak keterlaluan dalam hal zuhud, namun juga tidak boleh terlalu tamak. Tidak terlalu ke kanan juga tidak terlalu ke kiri. Tapi, pelajaran yang kita dapat di penjelasan ini adalah kita di ajari untuk selalu moderat (tengah-tengah), dalam hal apapun.
Ar-Razi memiliki lima pemikiran dalam hal metafisika, yang dia jadikan sebagai dasar sebagai wujud dari alam ini. Alam ada dikarenakan lima kunci utama itu. Di antaranya lima kunci atau lima pokok sebagai wujud terjadinya alam menurut Ar-Razi adalah Tuhan, Jiwa Universal, Benda, Ruang Absolut, Masa Absolut.
Pertama, Tuhan. Ar-Razi berkata bahwa Tuhan itu Maha Bijaksana. Ia tidak akan lupa dengan apa yang dilakukan-Nya. Tuhan adalah sang surya yang menyinari dunia ini sehingga wujudnya alam semesta ini karena-Nya. Jiwa universal adalah bahwa Tuhan tidak akan menciptakan alam, kalau memang tidak ada tujuan. Jadi, Tuhan menciptakan alam dengan tujuan tertentu.
Kedua, jiwa universal. Jiwa akan tertarik pada benda karena membutuhkan tempat untuk kesenangan material. Maka dari itu Tuhan menciptakan alam. Setelah itu Tuhan menciptakan manusia dari Substansi Ketuhanan-Nya, sehingga di ciptakan akal agar akal sendiri ini akan meluruskan manusia atau menyadarkan manusia bahwa alam yang dilihatnya ini tidak akan kekal selamanya. Ar-Razi berpendapat bahwa dunia yang sesungguhnya ini bisa di capai dengan filsafat.
Ketiga, benda. Benda terdiri dari atom. Atom diciptakan Tuhan dengan volume. Kalau tidak ada sebuah penyatuan atom-atom, tidak akan terwujud alam ini. Kata Ar-Razi, teorinya mengenai benda adalah sebuah penggabungan antara teori Demokritos dan teori Empekdokles.
Keempat, ruang absolut. Ia menyebut bahwa ada dua macam ruang. Yaitu, ruang absolut dan relatif. Ruang absolut tidak membutuhkan atau ketergantungan ke benda yang ada di dalamnya. Sedangkan ruang relatif itu kalau ada ruang, pastilah ada yang mengisinya. Maka ruang ini di sebut relatif.
Kelima, masa absolut. Masa pun juga dikatakan oleh Ar-Razi seperti ruang. Yaitu, ada yang absolut dan ada yang terbatas. Kalau waktu absolut itu akan kekal, karena sifat dari waktu itu akan tetap bergerak dan juga akan kekal selamanya. Sedangkan sebaliknya kalau waktu terbatas itu tidak akan kekal selamnaya, bisa di contohkan dengan pergerakan yang ada di dalam alam ini sendiri, seperti pergerakan bumi, matahari itu tidak akan kekal, karena waktunya terbatas hanya di alam ini saja (sudarsono, 2010, p. 56).
Editor: Yusuf
Boleh tau referensi yang Anda gunakan?