Perspektif

Kata “Hijrah” yang Sering Disalahpahami

3 Mins read

Mengutip Al Mas’udi, Prof Al Buhti dalam Fikih Sirah menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW tiba di Yatsrib pada 12 Rabiul Awal setelah menempuh perjalanan dari Gua Tsur di selatan Makkah Bersama Abu Bakar Ash Shiddiq RA dan seorang guide pada 2 Rabiul Awal. Lalu kenapa peringatan hijrah Nabi Muhammad SAW diperingati pada awal bulan Muharram?

Muharram merupakan salah satu bulan dari 12 bulan kalender Arab yang berdasarkan perputaran bulan terhadap bumi (qamariyah). Kalender ini sudah ada sejak lama.

Bangsa Arab juga memiliki kalender dalam perhitungan perputaran bumi mengelilingi matahari (syamsiyah) seperti halnya kalender masehi yang dimulai dari bulan Januari.

Beberapa nama bulan ini adalah Kanun Awal untuk menyebut Desember dan Kanun Tsani untuk menyebut Januari. Penggunaan kalender ini masih dilestarikan oleh berbagai media di Negara Arab di antaranya koran Al Hayat yang berbasis di Arab Saudi.

Perhitungan qamariyah memang sudah lama digunakan oleh Bangsa Arab. Hanya saja, Bangsa Arab tidak menetapkan awal perhitungan kalender qamariyah sebagai tahun pertama.

Bangsa Arab hanya menetapkan perhitungan awal tahun dari kejadian-kejadian yang mereka alami, termasuk di antaranya adalah Tahun Gajah, peristiwa serangan pasukan Abrahah ke Makkah.

Ayyam Al ‘Arab

Sebelum peristiwa pasukan Abrahah, Bangsa Arab sering menggunakan peristiwa peperangan antara mereka yang disebut Ayyam Al ‘Arab. Bangsa Arab saling menyerang di antara sebabnya adalah perebutan sumber air.

Ayyam Al ‘Arab ini sering didengarkan oleh Mu’awiyah bin Abu Sufyan RA sebelum tidur. Tujuannya untuk memetakan konflik sehingga dapat membuat kebijakan dalam mengendalikan suku-suku Bangsa Arab.

Pemahaman sejarah yang mendalam membantu Mu’awiyah bin Abu Sufyan RA menciptakan stabilitas di tengah teror dari Khawarij dan Syiah.

Baca Juga  Menimbang Istilah Hijrah dan Taubat, Lebih Tepat Mana?

Mu’awiyah bin Abu Sufyan RA merupakan salah satu ipar Nabi Muhammad SAW yang menikahi saudarinya Ramlah binti Abu Sufyan RA. Nabi Muhammad SAW memberinya nama Ummu Habibah.

Mu’awiyah bin Abu Sufyan RA pada masa Utsman bin Affan RA mendirikan angkatan laut pertama Umat Islam untuk menertibkan proxy Romawi di Pulau Cyprus karena mengganggu jalur perdagangan.

Penentuan Awal Tahun Hijrah

Penentuan hijrah Nabi Muhammad SAW sebagai tahun pertama dimulai pada masa Umar bin Al Khathab RA atau sekitar 15 tahun setelahnya.

Maka, para sejarahwan klasih selalu menuliskan angka tahun dan diksi ‘setelah hijrah’ dapat kita temui di berbagai literatur apakah itu sejarah atau fikih.

As Suyuthi dalam Asy Syamarikh mengkisahkan kisah penentuan patokan hijrah sebagai awal tahun. Banyak pihak yang ingin menjadikan tahun kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai tahun pertama dalam penghitungan kalender. Ada juga yang berpendapat dimulai pada tahun Nabi Muhammad SAW menerima wahyu. Akan tetapi usulan-usulan tersebut ditolak oleh Umar bin Al Khathab RA.

Umar bin Al Khathab RA menjelaskan bahwa hijrah Nabi Muhammad SAW adalah titik tolak perubahan Umat Islam dari titik yang lemah menjadi titik yang kuat. Umar bin Al Khathab RA teringat dengan salah satu hadits Nabi Muhammad SAW yang berkaitan tentang hijrah dan niat. Umar bin Al Khathab RA meriwayatkan hadits pertama dalam 40 hadits yang dikumpulkan oleh Imam An Nawawi

Pada hadits tersebut, Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa segala amal perbuatan terpulang pada niatnya. Siapa yang hijrahnya berniat hanya untuk Allah SWT dan rasul-Nya maka akan diterima. Akan tetapi jika hijrahnya hanya untuk mencari jodoh maka hal itu merupakan urusannya sendiri.

Baca Juga  Meluruskan Makna Hijrah

Kata Hijrah yang Sering Disalahpahami

Kita sering menemukan ada banyak orang yang mengaku hijrah dengan cara bergabung pada berbagai komunitas salafi bertujuan mencari jodoh. Tentu itu bukan hijrah kepada Allah SWT yang dimaksud pada hadits niat yang diriwayatkan oleh Umar bin Al Khathab RA. Dia hanya bergabung pada komunitas salafi hanya untuk mendapatkan jodoh, bukan berhijrah.

Iming—iming jodoh ini hanya memupuk loyalitas buta yang mengekang untuk suatu kelompok. Jika terjadi perpecahan kelompok tersebut dalam berbagai faksi, apakah lalu pernikahan yang telah terbangun juga turut terpecah.

ISIS dalam propagandanya selalu mengkampanyekan jodoh bagi siapapun yang ingin bergabung dengannya dengan menyebut sebagai hijrah. Tetapi nyatanya mereka mendapatkan kesengsaraan.

Hijrah untuk Menuntut Ilmu

Akan berbeda jika niat hijrah adalah demi menuntut ilmu bukan demi memperkuat kelompok. Ilmu tidak mengenal kelompok. Karena ilmu adalah cahaya yang tidak Allah SWT berikan kepada pelaku kemaksiatan yang menyekutukan Allah SWT dengan urusan dan kepentingan kelompok, apalagi hanya demi mendapatkan jodoh.

Hijrah yang benar adalah mencari ilmu dengan ketulusan bukan demi mencari popularitas atau untuk membangun ketokohan, atau bahkan mencari dalih-dalih pembenaran bagi kepentingan pribadi dan kelompok, apalagi hanya untuk mencari jodoh.

Maka dari itu, Imam Al Ghazali dalam Minhaj Al ‘Arifin mengingatkan untuk terus memperbaharui niat. Apakah betul niat amal perbuatan yang kita lakukan hanya demi Allah SWT.

Editor: Yahya FR

Mush’ab Muqoddas Eka Purnomo
5 posts

About author
Alumnus Jurusan Sejarah dan Peradaban Universitas Al Azhar Cairo Mesir Pengajar di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta TA 2019-2020 & 2020-2021
Articles
Related posts
Perspektif

Kejumudan Beragama: Refleksi atas Bahtsul Masail Pesantren NU yang Kurang Relevan

3 Mins read
Bahtsul Masail, tradisi intelektual khas pesantren Nahdlatul Ulama (NU), adalah salah satu warisan berharga dalam khazanah keilmuan Islam di Indonesia. Forum ini…
Perspektif

Menjadi Guru Hebat!

3 Mins read
Peringatan Hari Guru Nasional (25 November) tahun ini mengangkat tema, “Guru Hebat, Indonesia Kuat”. Tema ini menarik untuk dielaborasi lebih jauh mengingat…
Perspektif

Mengapa Masih Ada Praktik Beragama yang Intoleran?

3 Mins read
Dalam masyarakat yang religius, kesalihan ritual sering dianggap sebagai indikator utama dari keimanan seseorang. Aktivitas ibadah seperti salat, puasa, dan zikir menjadi…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds