Rayap merupakan serangga yang taksonominya masuk kedalam ordo isoptera, selain itu juga rayap ini memiliki stuktur kelompok yang teratur dalam kehidupannya, dan setiap rayap memiliki tugas sendiri-sendiri seperti sebagai rayap pekerja, rayap produksi dan rayap prajurit.
Rayap dalam Al-Qur’an dan Menurut Tafsir Jalalain
Dalam kitab suci Al-Qur’an Rayap hanya disebutkan satu kali saja yaitu dalam QS. Saba’ ayat 14 yang berbunyi:
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَى مَوْتِهِ إِلا دَابَّةُ الأرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ
Artinya: “Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentulah mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.”
Dalam kitab Tafsir Jalalain menjelaskan bahwa Allah Swt telah menetapkan kematian terhadap Nabi Sulaiman, mati dengan keadaan berdiri dengan bertopang pada tongkatnya.
Dan pada saat itu, para jin masih bekerja seperti biasanya dan tidak ada satupun dari mereka yang mengetahui tentang kematian beliau. Ketika rayap menggerogoti tongkatnya hingga patah dan Nabi Sulaiman jatuh tersungkur ke tanah, di situlah kematian Nabi Sulaiman menjadi nyata dan secara langsung dilihat oleh mata mereka. Karena para jin tidak mengetahui perkara ghaib, yaitu kematian Nabi Sulaiman, karena sebelum mengetahuinya mereka menduga bahwa Nabi Sulaiman masih hidup.
Beda halnya jika mereka mengetahui akan ilmu ghaib maka mereka baru akan mengetahui bahwa kematian beliau berdasarkan perhitungan masa diperkirakan selama satu tahun sejak tongkatnya dimakan oleh rayap.
Dalam ayat tersebut Allah Swt telah menceritakan bahwa sekuat dan sepandai apapun manusia ia tidak akan mampu untuk melawan takdir terutama kematian. Karena ketika Allah Swt telah menghendaki waktunya maka tidak ada seorang pun yang mampu untuk memajukan atupun mmenundanya meskipun hanya sedetik.
Selain itu, tidak ada seorang pun yang akan mengetahui kematiannya baik dari golongan jin, manusia maupun malaikat karena yang mengetahui kematian itu hanyalah Allah Swt.
Dalam ayat tersebut juga, para jin nampak seperti terkejud akan kematian Nabi Sulaiman yang tidak diketahui oleh seorangpun kecuali oleh rayap yang menggerogoti tongkatnya, karena sebelumnya mereka hanya mengira jika Nabi Sulaiman itu masih hidup.
Namun setelah tongkat Nabi Sulaiman rapuh akibat digerogoti oleh rayap yang mengakibatkan beliau tersungkur diatas tanah dan baru dari di situlah para jin mengetahui bahwasannya Nabi Sulaiman telah meninggal dunia
Kasta Rayap
Rayap dikenal dengan hewan yang memiliki struktur organisasi yang teratur dalam kehidupannya. Rayap adalah serangga sosial yang hidup dalam satu koloni dan dalam setiap koloni dan dalam setiap koloninya terdapat lebih dari satu juta rayap yang dibagi ke dalam beberapa kelompok yang biasa disebut dengan “kasta”. Koloni rayap ini terdiri dari tiga kasta utama yaitu:
Pertama, Kasta Produksi
Kasta ini terdiri dari raja dan ratu, dan tugas ratu hanyalah untuk bertelur dan tetap berada di dalam inti sarang dan tugas dari raja yaitu hanya untuk membuahi ratu.
Rayap ratu ini biasanya ukurannya sebesar jempol pria dewasa sedangkan rayap raja sebesar 1/10 dari ukuran tubuh si ratu.
Raja dan ratu rayap mampu untuk bertahan hidup selama 5-20 tahun dan jika ada koloni yang kehilangan raja dan ratunya maka si raya akan membentuk ratu dan raja yang baru.
Kedua, Kasta Pekerja
Populasi Kasta pekerja ada sekitar 85% dalam suatu koloni, rayap ini memiliki warna tubuh yang pucat dan mereka bertugas untuk mencari sumber makan, memberi makan kasta lain, merawat ratu, menjaga telur, memelihara sarang, dan memakan rayap yang tidak produktif baik itu ratu, raja, prajurit ataupun rayap pekerja itu sendiri. waktu bekerja kasta pekerja yaitu selama 24 jam.
Ketiga, Kasta Prajurit
Jumlah kasta prajurit hanya sekitar 15% dari anggota koloni, rayap ini bertugas untuk menjaga dan mengawasi rayap pekerja yang berada di sekitar sumber makanan, melindungi koloni dari bahaya, dan mereka memiliki tubuh yang kekar dan kulit yang keras untuk melawan musuh demi kelangsungan hidup koloni dan tubuhnya berwarna coklat sampai hitam kecoklatan.
Keistimewaan Rayap
- Prof. Dr. Ir. H. Dodi Nandika, M.S., seorang pakar rayap Indonesia, menyatakan bahwa rayap diciptakan untuk menguraikan tumbuhan mati sehingga terjadi siklus mata rantai makanan. Bayangkan jika tidak ada rayap, tunggul kayu yang tumbang akan tetap unggul dan daun-daun yang gugur akan tetap utuh dan tanah menjadi miskin unsur hara.
- Rayap mengajarkan kedisiplinan, kebersamaan, kerja keras, proaktif, dan siap mati membela bangsanya. Rayap disiplin dalam mencari makan, kebersamaannya menggotong makanan bersama-sama menuju sarangnya, proaktif untuk mencari dan terus mencari makanan. Siap mati membela bangsanya yaitu dengan meletakkan kepalanya di lubang sarangnya jika sewaktu- waktu ada musuh yang menyerang dan jika rayap itu mati, maka akan ada yang menggantikannya di sana.
- Sarang rayap merupakan keajaiban arsitektural yang menjalang setinggi 5-7 meter. Yang dilengkapi dengan sistem ventilasi udara, saluran ruang larva, koridor, lading pembuatan jamur khusus, terdapat pintu keluar masuk darurat, terdapat ruang untuk musim panas sendiri, dan musim dingin sendiri.
- Sanggup menembus tembok yang tebal dan melubangi benda-benda keras seperti plastik untuk mencapai sasarannya.
- Serangga yang mempunyai struktur pembagian tugas yang lengkap.
- Rayap adalah hewan buta dan mereka tidak dapat melihat apapun yang mereka kerjakan.
Jika rayap dilihat dalam perspektif sains, rayap dikenal sebagai serangga yang memakan kayu. Selain itu, rayap juga dikenal sebagai hewan perusak bangunan yang terbuat dari kayu dan rayap pengganggu dalam kehidupan manusia, namun sebenarnya secara alamiah rayap bukanlah musuh.
Tetapi merupakan bagian siklus yang mampu menjaga manusia dalam menjaga keseimbangan dengan cara menghancurkan kayu menjadi unsur hara dalam tanah secara biotik.
Namun karena perubahan kondisi alam dan aktivitas manusia yang kurang dalam menjaga lingkungannya sehingga rayap menjadi musuh yang merugikan manusia.
Oleh karena itu rayap yang disebutkan di dalam QS Saba’: 14 ini sangat relevan dengan rayap dalam perspektif sains, yaitu sama-sama serangga pemakan kayu dan mampu mengakibatkan kayu itu lapuk dan bisa patah.
Editor: Yahya FR