Tarikh

Kisah Isolasi Para Ashabul Kahfi

3 Mins read

Ashabul kahfi merupakan kisah para pemuda yang memilki keteguhan akidah yang sangat luar biasa. Hal ini dikarenakan pemuda biasanya digambarkan dengan sosok manusia yang mudah terpengaruhi (labil). Namun para pemuda ashabul kahfi memiliki komitmen yang begitu kuat dengan berpegang teguh pada keesaan Tuhan.

Walaupun mereka hidup di tengah kondisi sosial raja yang dzalim, bahkan mengancam siapa saja yang tidak patuh pada perintahnya. Salah satunya menyuruh penduduknya untuk menyembah si raja, sehingga pemuda ashabul kahfi enggan menuruti perintah tersebut.

Awal Mula Kisah Ashabul Kahfi

Adapun Kisah ashabul kahfi bermula ketika seorang raja di kota Apesus yang baik hati meninggal dunia. Berita tersebut pun didengar oleh salah seorang Raja Romawi yang bernama Diyaqnius. Akhirnya Kota Apesus diserang, dikuasai, dan dibangunlah istana yang besar dan megah.

Pada suatu hari, ketika Diqyanius sudah tiga puluh tahun berkuasa, tidak pernah sakit. Pada saat itu lah dia bertanya pada mentrinya dan memintanya untuk menjadikan dia seorang Tuhan.

Akhirnya para mentri hingga masyarakat mau menganggapnya sebagai Tuhan, karena dijanjikan akan mendapat kehidupan yang layak. Semua orang pun menyembahnya, kecuali enam pemuda cerdas. Mereka adalah Tamliikha, Muksalmiina, Mikasmilina, Martelius, Kalithius, dan Sildanuius yang pada saat itu menjadi penasehat raja.

Akhirnya enam pemuda tersebut mengadakan rapat di rumah Thamlikha. Hasil dari rapat tersebut, keenam pemuda setuju untuk pergi dari kota Apesus, karena jika mau melawan Sang Raja pun mustahil baginya untuk menang. Bahkan mereka rela kehilangan harta kekayaannya.

Mereka meninggalkan kota secara diam-diam dan berjalan cukup jauh, kemudian bertemu dengan seorang pengembala yang memiliki seekor peliharaan anjing yang namanya Kitmil. Pengembala heran dengan mereka berenam, kemudian diceritakanlah kejadian tentang Raja Diqyanius yang menganggap dirinya sebagai Tuhan, tapi mereka tidak mau mengakunya dan akhirnya kabur dari Kota.

Baca Juga  Jamaluddin Al-Afghani (13): Akhir Perjuangan Sang Mujaddid Agung

Agar tidak ketahuan oleh Raja, pengembala tersebut menunjukkan tempat persembunyian yang aman dan si pengembala mohon izin untuk ikut bersama keenam pemuda tersebut. Para pemuda dan pengembala tersebut pergi ke bukit Nablus, yang di bawahnya terdapat gua yang namanya Khimar. Sebelum masuk mereka sempat mandi di mulut gua, kemudian mereka tinggal di dalam gua tersebut. Lalu Allah menidurkan mereka.

Ciri-ciri Gua Isolasi

Menurut Tafsir Ibn Katsir, bahwa pintu gua yang ditempati ini menghadap ke utara. Hal ini karena dijelaskan ketika matahari terbit condong ke sebelah kanan, berarti bayangnya condong ke sebelah kanan.

Kemudian ketika matahari itu meninggi maka bayangan itu berpindah, sehingga tidak tersisa pada saat tergelincir atau menjauhi mereka ke sebelah kiri, serta cahaya matahari tersebut masuk ke sebelah kiri pintu atau  timur.

Adapun posisi tidur penghuni gua ini, sebagian ulama’ menyebutkan bahwa mata mereka tidak tertutup, Namun tetap terbuka, sehingga tubuh mereka tidak mudah rusak. Sebab jika terbuka, udara lebih langgeng baginya. Ada juga yang mengatakan tubuhnya dibalik-balikkan.

Sedangkan anjingnya berada di luar gua, karena malaikat tidak akan masuk ke rumah yang terdapat anjing. Anjing tersebut juga merasakan barokah dan mengalami apa yang dialami mereka.

Allah Membangunkan Ashabul kahfi

Kemudian Allah membangunkan mereka dengan keadaan badan, kulit, dan rambut dalam keadaan sehat. Sehigga ketika terbangun mereka saling bertanya berapa lama mereka tertidur.

 Lalu salah satu dari mereka mengatakan bahwa Allah lebih mengetahui. Sehingga mereka beralih ke urusan yang lebih penting ada waktu itu, yaitu keperluan makan dan minum. 

Adapun dalam al-Qur’an, Ashabul kahfi ditidurkan Allah di gua selama 300 tahun. Ditambah 9 tahun, sebagaimana pada QS. al-kahfi ayat 25:

Baca Juga  Karena Wahyu Allah, Rasulullah Menikahi Zainab binti Jahsy

وَلَبِثُواْ فِي كَهۡفِهِمۡ ثَلَٰثَ مِاْئَةٖ سِنِينَ وَٱزۡدَادُواْ تِسۡعٗا 

“Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)”.

Bertemu Raja Baru

Selepas itu, salah satu dari mereka pun ada yang disuruh untuk membeli makanan dengan uang perak yang dibawanya sebelum tidur di gua.  Maka pergilah mereka untuk melihat manakah makanan yang lebih baik. Serta agar tidak menceritakan hal ini kepada siapapun, karena khawatir para pengikut Diyaqnius akan akan medapati tempat mereka dan disiksa olehnya untuk kembali pada agamanya.

Singkat cerita, ia pun melangkahkan kakinya dan pergi menemui penjual makanan serta menyodorkan uang perak yang dibawanya agar ditukar dengan makanan. Namun penjual tersebut menolak uang tersebut.

Kemudian ia pergi ke penjual lain, dan akhirnya diterimalah uang perak tersebut dengan mata saling menatap. “Mungkin orang ini menemukan harta karun” Ujar penjual.

Si Penjual pun penasaran “ Apa mungkin benar anda menemukan harta karun ? dan siapa anda sebenarnya?”

“Aku adalah penduduk negeri ini dan aku baru saja meninggalkan kota ini kemarin sore.” “Di kota ini ada raja yang bernama Daqyanus” Imbuhnya.

***

Hal ini  pun membuat bingung penanya, kemudian dibawalah pembeli ini kepada raja. Singkat cerita, raja ini pun menanyakan kepadanya mengenai kondisinya hingga ia memberitahukan apa yang dialami kepada sang raja. Sedangkan dirinya juga sebenarnya bingung apa yang sedang dialaminya.

Maka raja dan rakyatnya pun pergi ke gua tempat persembunyianya. Se tiba di gua tersebut, ia pun berkata kepada rombongan tersebut “Tinggallah di sini dulu hingga aku memohonkan izin kepada teman-temanku agar kalian bisa masuk.”

Selepas itu, dikatakan bahwa rombongan tersebut tidak mengetahui bagaimana cara orang tersebut masuk ke gua. Allah menyembunyikan berita mereka. Adapula yang mengatakan bahwa rombongan tersebut masuk dan menemui mereka.

Baca Juga  Talenta Muda dalam Gelombang Politik Kebangsaan

Kemudian si raja mengucapkan salam kepada mereka dan memeluk. Raja tersebut adalah seorang muslim. Menurut suatu pendapat, raja tersebut bernama Yandunus. Mereka pun merasa senang karena bertemu dan bercengkrama dengan mereka.

Sesudah itu, rombogan tersebut meninggalkan mereka dan mengucapkan salam. Kemudian mereka kembali ke tempat pembaringan hingga akhirnya Allah mewafatkan ashabul kahfi. Wallahu a’lam.

Editor: Faiq El Meida

10 posts

About author
Mahasantri P.P Al-Ishlah Paciran, Lamongan
Articles
Related posts
Tarikh

Hijrah Nabi dan Piagam Madinah

3 Mins read
Hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi merupakan salah satu peristiwa paling bersejarah dalam perkembangan Islam, yang…
Tarikh

Potret Persaudaraan Muhajirin, Anshar, dan Ahlus Shuffah

4 Mins read
Dalam sebuah hadits yang diterima oleh Abu Hurairah dan terdapat dalam Shahih al-Bukhari nomor 1906, dijelaskan terkait keberadaan Abu Hurairah yang sering…
Tarikh

Gagal Menebang Pohon Beringin

5 Mins read
Pohon beringin adalah penggambaran dari pohon yang kuat akarnya, menjulang batang, dahan dan rantingnya sehingga memberi kesejukan pada siapa pun yang berteduh…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds