Akhlak

Islam: Solusi Menuntaskan Kemiskinan

4 Mins read

Islam merupakan agama yang di dalamnya meliputi sebuah sistem yang bersifat universal untuk mengatur segala bentuk dalam melakukan hubungan manusia dengan pencipta, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan sesama manusia lain. Bahkan juga dengan makhluk hidup lainnya dan alam semeta.

Salah satu bagian tersebut adalah dalam ekonomi. Dalam permasalahan ekonomi, manusia memiliki tujuan dan cara yang berbeda-beda, tergantung tujuan masing-masing individu, bukan tergantung pada kebenaran yang ingin mereka ikuti dan kemaslahatan umum yang ingin mereka realisasikan.

Akibatnya, mereka menyimpang dari jalan yang bermanfaat bersama. Karena tidak mau terikat dengan petunjuk-petunjuk agama Islam, sementara cara berfikir manusia itu berbeda-beda, dan amalan pun sesuai dengan cara berfikir itu, maka yang timbul adalah bencana yang merata dan perselisihan antara orang yang mengaku sebagai pembela kaum miskin dan buruh dengan orang-orang yang memiliki harta dan kekayaan.

Allah menakdirkan kenapa manusia itu berbeda-beda derajat dalam status sosial mereka, di antara mereka ada yang kaya ada juga yang miskin. Ada yang mulia adapula yang rendahan.

Itu semua mengandung hikmah dan rahasia ilahi yang sangat agung. Tatkala Allah telah menakdirkan seperti itu, maka Allah mengikat satu individu dengan individu yang lainnya dengan ikatan kuat.

Sehingga, masing-masing bisa memberikan manfaat kepada yang lain dan merasa saling membutuhkan. Begitulah, syariat Allah mendatangkan kebaikan bagi si kaya dan si miskin.

Allah yang maha bijaksana mensyariatkan kepada mereka agar bersaudara dan tidak saling mengeksploitasi. Allah membimbing kaum Muslimin tatkala berintraksi dengan yang lain agar memperhatikan apa yang menjadi kewajibannya terhadap pihak lain sesuai syariat.

Jika kewajiban-kewajiban itu terlaksana, persatuan akan terwujud dan kehidupan akan nyaman. Allah memerintahkan kepada si kaya dan si miskin untuk serius memperhatikan kemaslahatan yang akan mendatangkan manfaat bagi kedua belah pihak.

Baca Juga  Alimatul Qibtiyah: Masih Banyak Ketidaksetaraan Gender di Indonesia
***

Pertama, Allah mewajibkan zakat pada harta orang-orang kaya, sesuai dengan perincian yang telah ditentukan syariat. Allah menetapkan bahwa di antara tujuan penunaian zakat adalah menutupi kebutuhan orang-orang yang membutuhkan serta guna merealisasikan kemashlahatan agama yang menjadi tonggak baiknya urusan-uruan dunia dan agama.

Kedua, Allah juga memotivasi mereka untuk terus berbuat baik di setiap waktu dan kesempatan. Allah mewajibkan membatu orang yang tertimpa kesusahan, memberi makan yang kelaparan dan memberikan pakain kepada orang yang membutuhkannya.

Ketiga, Allah juga mewajibkan kepada orang-orang kaya untuk memberikan nafkah secara khusus kepada anggota keluarga mereka, melakukan semua kewajiban mereka ditengah-tengah masyarakat.

Ta’awun: Kemiskinan dan Pengentasannya dalam Islam

Orang-orang kaya juga diwajibkan untuk memperhatikan dan mentaati rambu-rambu syariat. Mereka tidak diperbolehkan tenggelam dalam perbuatan berfoya-foya yang akan mencederai akhlak, harta benda, dan seluruh keadaan mereka.

Akan tetapi, mereka hendaknya menjadi seperti yang difirmankan oleh Allah: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. al-Furqan/25:67).

Allah juga memerintahkan kepada mereka dalam mencari kekayaan, hendaknya mencari dengan cara yang baik, bersih, dan jalan yang halal. Mereka tidak boleh mengotori usaha mereka dengan cara haram, seperti riba, maisyir, gharar, atau melakukan hal yang dilarang Allah.

Cara pandang seperti ini sangat tidak dibenarkan dalam Islam. Orang-orang yang diberikan kekayaan oleh Allah tidak diperbolehkan memandang orang miskin dengan pandangan angkuh, sombong karena menganggap diri lebih mulia. Sebaliknya, mereka mereka memandang kepada fakir miskin dengan penuh kasih sayang dan kebaikan.

Islam telah memberikan petunjuk kepada orang kaya agar membantu, memperhatikan, dan tidak menghina fakir miskin. Lalu, bagaimana Islam mengarahkan fakir miskin agar kehidupan ini berjalan sesuai dengan harapan bersama?

Baca Juga  Membaca Edgar Morin, Mengeja Kemanusiaan

Kepada orang-orang miskin dan kepada orang yang belum bisa mencapai keinginan pribadinya, agama Islam memerintahkan mereka untuk bersabar dan rida dengan takdir Allah yang telah ditetapkan, serta menyakini bahwa Allah itu maha bijaksana.

Cara pandang seperti ini minimalnya sudah menghilangkan kesedihan yang ada dalam hati yang berpotensi menimbulkan rasa malas dan menghilangkan kepercayaan diri dan berusaha mengangkat kemiskinan mereka dan memenuhi kebutuhan mereka untuk tidak melihat dan bergantung kepada para makhluk, tidak meminta-minta kepada mereka kecuali dalam keadaan darurat.

Islam mengajarkan mereka untuk meminta pertolongan hanya kepada Allah yang maha esa dengan melakukan usaha-usaha yang bisa menghilangkan kemiskinan dan meraih kekayaan.

***

Caranya banyak dan masing-masing orang bisa menempuh usaha yang sesuai dengan keadaannya. Dengan melakukan ini, dia akan bisa menghayati arti kebebasan dari perbudakan makhluk serta terus memacu dan melatih dirinya agar tetap kuat dan semangat dalam berusaha, tidak kenal malas dan putus asa.

Dengan ini, hati juga akan terhindarkan dari perasaan iri terhadap orang-orang kaya yang dikarunia harta melimpah oleh Allah. “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. an-Nisa/4:32).

Islam juga memerintahkan mereka untuk ikhlas dalam beramal, bekerja dan muamalah mereka. Mereka juga dilarang terburu-buru dalam mengais rizki dengan menekuni mata pencaharian yang hina dina yang bisa mengikis habis agama dan mendatangkan celaka dalam kehidupan dunia.

Baca Juga  UIN Sunan Kalijaga Anugerahi Habib Chirzin Gelar Dr Honoris Causa

Islam memerintahkan kepada kaum fakir miskin dua perkara yang bisa membantu mereka dalam menanggung beban kehidupan : Pertama, sederhana dalam gaya hidup; Kedua, qana’ah (merasa cukup) dengan nikmat yang Allah berikan.

Rezeki yang sedikit dibarengi dengan kesederhanaan akan terasa banyak, sementara sifat qana’ah merupakan simpanan yang tidak akan pernah habis dan kekayaan tanpa wujud materi.

Alangkah banyak orang miskin yang diberi petunjuk oleh Allah untuk sederhana dan qana’ah sehingga dia tidak cemburu dengan orang-orang kaya yang berfoya-foya dan tidak merasa sedih dengan harta sedikit yang dia miliki.

***

Ketika orang-orang miskin melakukan petunjuk-petunjuk agama dalam menjalani kehidupan ini berupa: sabar, selalu bergantung kepada Allah, memelihara dan menjaga diri agar tidak terjebak dalam perbudakan makhluk, bersungguh-sungguh dalam bekerja serta qana’ah dengan apa yang Allah berikan, niscaya akan terasa ringan kesusahan dan kesulitan akibat kemiskinannya.

Semua petunjuk-petunjuk dan arahan-arahan buat orang-orang kaya dan miskin menurut Allah dan Rasul-Nya, tujuannya untuk mendatangkan kebaikan demi kebaikan dan menghalau semua jenis keburukan dari mereka.

Editor: Yahya FR

Ganjar Santika
2 posts

About author
Dosen Ekonomi Islam di STEI Ar-Risalah Ciamis, Wakil Ketua PDPM Kota Tasikmalaya
Articles
Related posts
Akhlak

Mentalitas Orang yang Beriman

3 Mins read
Hampir semua orang ingin menjadi pribadi yang merdeka dan berdaulat. Mereka ingin memegang kendali penuh atas diri, tanpa intervensi dan ketakutan atas…
Akhlak

Solusi Islam untuk Atasi FOPO

2 Mins read
Pernahkan kalian merasa khawatir atau muncul perasaan takut karena kehilangan atau ketinggalan sesuatu yang penting dan menyenangkan yang sedang tren? Jika iya,…
Akhlak

Akhlak dan Adab Kepada Tetangga dalam Islam

3 Mins read
Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadis berikut ini: مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds