Tafsir

Kisah Perempuan yang Diabadikan dalam Al-Qur’an

3 Mins read

Di dalam Al-Qur’an, terdapat berbagai macam kisah yang mengandung inspirasi dan hikmah bagi kehidupan manusia. Termasuk di dalamnya, ragam kisah perempuan.

Sebagai seorang muslim, khususnya muslimah, hal ini sangatlah penting untuk mengetahui kisah-kisah perempuan dalam Al-Qur’an. Agar bisa mengambil ibrah dari setiap kisahnya untuk menjadi insan yang lebih baik lagi.

Dalam tulisan yang singkat ini, penulis akan menyajikan ragam kisah perempuan yang diabadikan dalam Al-Qur’an.

Perempuan dalam Al-Qur’an

Bassam Rusydi dalam kitab Mu‘jam Ma‘ānīl-Qur′ān menjelaskan, bahwa tipikal perempuan itu ada tiga kategori. Pertama, perempuan yang salihah. Kedua, perempuan durhaka. Ketiga, perempuan yang mempunyai peran sosial di masyarakat.

Namun, dalam tulisan ini, penulis hanya menjelaskan dua dari tiga kategori di atas. Yakni; perempuan salihah dan perempuan durhaka.

Kisah Perempuan Salihah dalam Al-Qur’an

Perempuan-perempuan salihah dalam Al-Qur’an, di antaranya adalah; istri Nabi Adam, Istri Nabi Ibrahim, Istri Nabi Zakaria, Istri ‘Imran, Istri Fir’aun, Maryam binti ‘Imran atau bunda Maria, dan istri-istri Nabi Muhammad SAW.

Al-Qur’an mengabadikan kisah perempuan-perempuan salihah dalam Al-Qur’an, salah satu kisahnya adalah kisah Istrinya Fir’aun.

Asiyah, yang merupakan istri dari Fir’aun, dikisahkan dalam Al-Qur’an surah at-Tahrim ayat 11.

Allah Swt berfirman;

“Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: ‘Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.” (Qs. At-Tahrim [66]: 11).

Dalam tafsir kemenag RI dijelaskan, bahwa selain ayat tersebut di atas yang menggambarkan betapa mulianya istri Fir’aun, dalam sebuah hadis yang sahih juga disebutkan;

Cukup bagimu empat perempuan terbaik sedunia, Maryam binti ‘Imran, Asiyah istri Fir’aun, Khadijah binti Khuwailid, dan Fatimah binti Muhammad” (HR. Hakim dari Anas bin Malik).

Baca Juga  J.J.G. Jansen: Tafir Klasik Tak Punya Nilai Substansial di Era Modern

Hikmah dari kisah Asiyah sang istri Fir’aun ini adalah;

Pertama, Allah Mahakuasa. Dia menjadikan istri seorang manusia paling kafir sebagai perempuan beriman, seperti istri Fir’aun. Namun, sebaliknya Allah menjadikan istri seorang utusan Allah (Nabi/Rasul) sebagai perempuan yang kafir, seperti istri Nabi Nuh dan Nabi Luth.

Kedua, Asiyah lebih mementingkan kehidupan akhirat, sekalipun dia hidup dalam istana bersama Fir’aun. Hal ini terlihat dalam doanya: “Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga.”

Kisah Perempuan Durhaka dalam Al-Qur’an

Adapun kisah perempuan durhaka yang diabadikan dalam Al-Qur’an, antara lain; istri Nabi Nuh, Istri Nabi Luth, Zulaikha istri al-‘Aziz pejabat tinggi Mesir, dan Istri Abu Lahab.

Berikut penulis sajikan salah satu kisah dari perempuan durhaka yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Yaitu, kisah istri Nabi Nuh As.

Kisah tersebut diabadikan dalam Al-Qur’an surah at-Tahrim ayat 10.

Sebagaimana dalam firman-Nya:

Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Luth. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)” (QS. At-Tahrim [66]: 10).

Menurut Wahbah az-Zuhaili, nama dari istri Nabi Nuh adalah Wahilah. Ia mengatakan bahwa dari sekian banyak ayat yang menceritakan Nuh, hanya satu ayat yang menyebutkan tentang istri Nuh yaitu dalam surah at-Tahrim ini.

Ketika Allah mengutus Nabi Nuh, tidak banyak orang yang beriman kepadanya. Bahkan, istrinya pun termasuk salah seorang dari yang tidak beriman. Dia ditelan banjir bandang bersama orang-orang yang tidak beriman lainnya.

Baca Juga  Minimnya Capres dan Cawapres Perempuan di Pemilu 2024

Adapun anak-anak Nabi Nuh As adalah Ham, Sam, Yafis, dan Yam. Nama yang terakhir ini sangat familiar dengan nama Kan’an yang ikut ditelan banjir.

Dari kisah istri Nabi Nuh di atas, kita mendapatkan berbagai macam pembelajaran. Pertama, Keimanan tidak ada hubungannya dengan faktor keturunan, baik keturunan nabi maupun rasul.

Kedua, Allah dapat saja memberikan keturunan yang jahat kepada orang saleh dan keturunan yang salah kepada orang jahat. Buktinya, istri Nabi Nuh adalah orang kafir. Namun, sebagian besar anaknya adalah orang-orang yang saleh. Sementara itu, ayah Nabi Ibrahim adalah orang kafir. Namun, dia melahirkan keturunan yang saleh.

***

Ketiga, pengkhianatan istri Nabi Nuh yang disebutkan dalam ayat Al-Qur’an di atas adalah dalam hal kekufuran, bukan perselingkuhan

Demikianlah kisah perempuan yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Ada yang salihah dan ada yang durhaka. Kisah-kisah yang baik, semoga itu bisa memberikan inspirasi bagi para muslimah agar dapat mencontoh kebaikannya.

Sedangkan kisah-kisah yang buruk, semoga itu bisa memberikan pelajaran bagi para kita semua agar tidak melakukan perbuatan yang sama. Wallahu a’lam bissawab.

Sekian, semoga bermanfaat.

Editor: Yahya FR

Muhammad Awaluddin Al Kirom
9 posts

About author
Mahasiswa Jurusan Ilmu Al Qur'an & Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Articles
Related posts
Tafsir

Kontroversi Tafsir Ayat Pernikahan Anak dalam Qur’an

4 Mins read
Pernikahan, yang seharusnya menjadi lambang cinta dan komitmen, kerap kali terjebak dalam kontroversi. Salah satu kasus terbaru yang menarik perhatian publik adalah…
Tafsir

Sepintas Sejarah Gagasan Tafsir Modern di Indonesia

4 Mins read
Pada subbab yang ditulis oleh Abdullah Saeed berjudul “The Qur’an, Interpretation, and the Indonesian Context” merupakan bagian dari bukunya Saeed sendiri, yaitu…
Tafsir

Dekonstruksi Tafsir Jihad

3 Mins read
Hampir sebagian besar kesarjanaan modern menyoroti makna jihad sebatas pada dimensi legal-formal dari konsep ini dan karenanya menekankan pengertian militernya. Uraiannya mayoritas…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds