Feature

Jadi Salah Satu Destinasi Haji, Berikut Tiga Keutamaan Kota Madinah

2 Mins read

Madinah adalah salah satu tempat yang menjadi saksi paling penting dalam sejarah panjang perjalanan agama Islam. Nabi Muhammad, Nabi pembawa risalah Islam itu sebenarnya lahir di Makkah, 340 km dari Madinah. Namun, di kota kelahirannya, ia mendapatkan penentangan yang begitu kuat. Jajaran elit Makkah tidak ingin kekuasaannya digoyang oleh agama yang baru lahir, yang dibawa oleh anak mudanya sendiri.

Seiring bergulirnya konflik antara Muhammad dengan elit Makkah, ia memutuskan untuk hengkang Yastrib, sebuah kota yang belakangan kita kenal dengan nama Madinah. Konon, kata Madinah diambil dari kata Madinatur Rasul yang berarti Kota Rasulullah. Perjalanan mereka ke Madinah begitu dramatis. Mereka sempat dikejar-kejar oleh elit Makkah yang tidak ingin agama baru itu tumbuh dan merusak tatanan sosial lama. Namun, pada akhirnya, Muhammad beserta seluruh pengikutnya selamat dan disambut dengan begitu harum di Madinah. 

Bahkan, sambutan dan persahabatan yang ditunjukkan oleh masyarakat Madinah terhadap umat Islam awal ini luar biasa baik dan diabadikan dalam Alquran. Wa yu`ṡirụna ‘alā anfusihim walau kāna bihim khaṣāṣah, (Dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan).

Madinah terletak di tengah padang pasir yang subur. Di sebelah barat laut kota ini dikelilingi oleh bukit Silaa’, di sebelah selatan dipagari oleh bukit E’ir dan Wadi al-Aqiq, di sebelah utara dibatasi oleh Jabal Uhud, Jabal sur, dan Wadi Qanat, di sebelah timur dihadang kawasan Tanah Hitam (Harrah) Waqim asy-Syariyyah, dan di sebelah barat dibatasi oleh Harrah Wabrah al-Gharbiyyah. Rasulullah SAW menjadikan Madinah sebagai tanah haram atau Tanah Suci setelah Makkah.

Dalam buku Tuntunan Manasik Haji Kemenag, setidaknya kota ini memiliki tiga keistimewaan. Pertama, kota ini sangat permai. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh fatwa para ulama yang mengharamkan menangkan binatang buruan dan menebang pohon di Madinah. Diriwayatkan dari Muslim, Nabi SAW bersabda yang artinya: Sesungguhnya Nabi Ibrahim memuliakan Makkah, dan aku memuliakan Madinah di antara dua tanah hitamnya, jangan ditebang pohon-pohonnya dan jangan ditangkap binatang buruannya.

Baca Juga  Ramadhan di Al-Azhar: Ada 130 Imam untuk Salat Isya dan Tarawih

Kedua, Madinah juga merupakan kota yang sangat aman. Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim disebutkan bahwa Allah, malaikat, dan seluruh manusia akan melaknat orang yang berbuat zalim dan maksiat di Madinah. Nabi bersabda yang artinya: “Madinah adalah tanah haram, letaknya di antara bukit E’ir dan bukit Tsur. Barang siapa yang melakukan kedzaliman (kemaksiatan) di dalamnya, maka baginya laknat Allah, Malaikat dan manusia seluruhnya dan semua amal baiknya yang wajib maupun yang sunat tidak akan diterima oleh Allah pada hari kiamat.”

Ketiga, Madinah menenteramkan hati setiap orang yang mengunjunginnya. Setiap orang beriman yang mengunjungi Madinah akan ditenteramkan oleh Allah sebagaimana ketenteraman ular saat memasuki sarang mereka. Nabi SAW bersabda yang artinya: “Sesungguhnya iman akan berkumpul di Madinah sebagai mana berkumpulnya ular ke sarangnya.” (HR. Bukhari).


Karena kota ini menjadi tempat tinggal utama bagi Nabi SAW, maka ia memiliki tempat-tempat peninggalan yang bersejarah bagi peradaban dunia. Antara lain adalah Masjid Nabawi, Masjid Quba, Bukit Uhud, Khandaq, dan lain-lain.

Masjid Nabawi adalah masjid yang menjadi tempat tinggal Nabi SAW beserta keluarganya. Para sahabat yang belajar kepada Nabi sering berkumpul bahkan tinggal di sekitar masjid ini. Masjid Quba adalah masjid yang pertama kali didirikan oleh Nabi SAW ketika menginjakkan kaki di Madinah untuk pertama kali. Bukit Uhud adalah bukit terbesar di Madinah yang menjadi lokasi salah satu perang terbesar dalam Islam: Perang Uhud. Sementara itu, Khandaq berarti parit. Parit yang dimaksud di sini adalah parit yang dibangun dalam Perang Khandaq untuk menghentikan laju serangan koalisi Makkah yang akan melumat Madinah. Kini, Khandaq berubah menjadi pos jaga dan juga berdiri masjid megah di atasnya.

Baca Juga  Islam Ibtidaiyah: Penyebab Sikap Kaku dalam Beragama
Avatar
114 posts

About author
Mahasiswa Dual Degree Universitas Islam Internasional Indonesia - University of Edinburgh
Articles
Related posts
Feature

Rakernas dan Dinamika Dunia Wakaf

4 Mins read
Jogja, Jumat 1 November 2024. Pukul 05.30 pagi dengan sebuah mobil dari Ringrud Selatan Jogja kami menuju Kartasura. Di perjalanan ikut bergabung…
Feature

Perkuat Toleransi Sejak Dini: Cerita Pesantren Muhammadiyah Terima Kunjungan SMA Kristen

2 Mins read
Kunjungan studi yang dilakukan oleh para siswa Sekolah Kanisius Jakarta ke pesantren Muhammadiyah Al-Furqon, sejak Rabu, 30/10/2024 sampai Jum’at, 1/11/2024 merupakan sebuah…
Feature

Tasawuf di Muhammadiyah (1): Lahirnya Neo-Sufisme

4 Mins read
Ketika mendiskusikan tasawuf di Muhammadiyah, maka yang dibicarakan adalah tasawuf bentuk baru atau Neo-Sufisme. Muhammadiyah sendiri—dalam hal ini tokoh-tokohnya—tidak menolak sepenuhnya tentang…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This will close in 0 seconds